21

61 13 0
                                    

Jo terbangun pada pukul 10 pagi.

Meraba-raba permukaan wajahnya dengan heran. Jadi, dia belum mati?

Lalu? Yang tadi dia alami itu apa?

Bagaimana bisa dia masih selamat setelah semua kejadian itu?

Apa mungkin itu hanya mimpi?

Tidak. Tentu tidak mungkin hanya mimpi kalau buktinya jelas-jelas terlihat oleh matanya. Bagaimana pakaiannya masih memiliki noda darah. Dan kamarnya yang bercampur dengan warna merah itu.

Semuanya memang benar kenyataan. Dia memang benar hampir mati. Tapi kenapa dia tidak merasakan rasa sakit apapun?

Jo menyingkap bajunya untuk melihat keadaan tubuhnya. Bahkan lukanya masih ada disana. Sudah terjahit rapi yang Jo yakin pasti berkat Ron. Tapi bukannya tidak masuk akal kalau Jo tidak merasakan efek apapun setelah terluka seperti ini?

Luka ini bahkan lebih parah dari yang sebelumnya.

Kemudian, Jo memilih untuk keluar. Mungkin yang lain bisa menjelaskan apa yang sedang dialami oleh Jo. Keluar dari kamar, Jo melihat ketiga orang itu sedang beraktivitas seperti biasa seakan di dini hari tadi tidak terjadi apapun.

Ron, menjadi yang pertama untuk menyadari kedatangan Jo. "Oh, kau sudah bangun? Kemari. Kami baru akan sarapan."

Meskipun bingung tapi Jo tetap mengangguk. Meski rasa penasarannya sangat tinggi sekarang, tapi Jo juga lapar. Ikut mendudukan diri di kursi makan, Ron langsung memberikan sarapan milik Jo.

Kemudian, semuanya sarapan seperti biasa. Kenapa mereka semua bertingkah seperti tidak terjadi apapun?

Kejadian tadi pagi memang benar-benar terjadi kan?

Lalu, Jo baru tersadar, tapi kenapa penghuni rumah ini apabila dihitung selain Jo hanya ada tiga orang?

"Hei, Will dan Seth belum balik?" Pada akhirnya pertanyaan itu lah yang pertama kali meluncur keluar dari mulut Jo.

"Seperti yang bisa kau lihat," jawab Hyena tanpa menatap ke arah Jo karena gadis itu sekarang sedang sibuk menyendok makanannya.

"Terus...Dania kemana?"

Keheningan terjadi selama beberapa detik setelah Jo melayangkan pertanyaan itu sampai pada akhirnya Edward membuka mulut. "Putri sedang beristirahat."

Jo mengernyit heran. Tumben sekali Dania masih tertidur sampai sesiang ini?

Karena biasanya gadis itu termasuk dalam kelompok penghuni yang bangun pada pagi hari. Dan biasanya juga, saat Jo terbangun, Dania pasti sudah ada lalu kemudian menyapanya begitu menyadari kedatangan Jo.

"Dia masih tidur?" Tanya Jo lagi.

Edward mengiyakan dengan anggukan. Kemarin, setelah selesai mengintrogasi para tikus penyusup itu—meski gagal, pada akhirnya Dania tumbang juga.

Gadis itu hampir terjatuh ke lantai apabila Ron tidak menahannya. Kemudian setelah memastikan kalau Dania baik-baik saja dan hanya tertidur karena lelah, dengan bantuan Hyena, mereka memindahkan Dania ke kamar. Sepertinya energinya terkuras banyak sekali setelah menyelamatkan Jo dari masa kritis.

Sedangkan Edward, yang telah mengotori tangannya setelah sekian lama, dia juga yang harus membersihkan tempat kejadian. Memikirkan tempat apa yang paling tepat untuk menjadi peristirahatan terakhir bagi para penyusup itu. Karena tentu akan semakin merepotkan kalau sampai ada manusia lain yang menemukan mayat mereka bertiga kan?

"Kenapa?" Kini balik Edward yang mengernyit. Bukannya tadi dia jelas-jelas menjawab dengan anggukan? Apa lagi yang butuh dipertanyakan?

"Apanya yang kenapa?"

[1] AvantheimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang