14

4.7K 138 6
                                    

Indah terus menunggu Novan sampai suaminya itu pulang.
Yang pertama di lakukannya bukan marah atau langsung membentak Novan tapi dia malah menangis pada saat didapati Novan di kamar mereka.

"Dah tumben kamu gak nyambut aku biasanya selalu di ruang tamu tunggu aku pulang?"
Tanya Novan sambil membuka jas dan sepatunya, dia masih belum melihat wajah istrinya karena Indah duduk membelakangi Novan.

"Dah...Indah, Indah?"
Panggil Novan tapi orang yang di panggil tak menyaut.

Lalu Novan berjalan ke tempat istrinya berada betapa terkejutnya dia melihat istrinya sedang menangis.

"Dah kamu kenapa hm?"
Tanya Novan tetap saja Indah tak menjawab.

"Indah kamu kenapa, kenapa nangis cerita sama aku jangan diam aja kenapa?"
Tanya Novan lagi dan akhirnya Indah menyahut juga.

"Benar kamu pernah ngelakuin hubungan yang seharusnya gak kamu lakuin sama Veny mas?"
Tanya Indah balik, ya wanita itu adalah Veny matan pacar Novan semasa kuliah dulu.

Novan yang mendengar pertanyaan itu mendadak heran kenapa istrinya bertanya tentang hal itu, dia juga kalang kabut dia harus menjawab apa memang dulu dia pernah melakukan hal itu dengan Veny.

"Jawab mas"
Kata Indah dengan suara bergetar.

"Mas kalau kamu diam berarti kamu pernah kan ngelakuin itu sama Veny?"
Tanya Indah dengan menatap manik mata suaminya itu tapi mata yang di tatap malah menghinghindari tatapan itu.

Novan tak bisa menghindar dia tidak bisa berbohong pada istrinya akhirnya dia menjawab dengan kepala menunduk.

"Ia Dah, maaf"
Kata Novan yang tak kuat menatap mata bengkak istrinya itu.

Sebenarnya  Indah tak memiliki hak untuk marah, Novan melakukan itu bukan pada saat mereka bersama. tapi pantaskah seorang wanita dan pria yang hanya berstatus pacar melakukan itu tampa terikat pernikahan tidak itu tidak pantas.

"Jadi benar itu anak kamu?"
Tanya Indah dengan air mata yang terus mengalir.

"Anak?"
Tanya Novan balik dengan wajah bingung.

"Ia anak yang di bawa Veny tadi adalah anak kalian kan?"
Tanya Indah lagi dengan menghapus air matanya asal.

"Gak Dah sejak kapan aku punya anak sama dia"
Bela Novan setau dia saat dia memutuska hubungan dengan Veny dia tak pernah menghamili wanita itu. dia tak mengelak pernah menabur benihnya di rahim Veny tapi itu pasti bukan  anaknya dia yakin itu.

"Tadi dia datang bawa anak usia 4 tahun kesini, terus minta tanggung jawab dari kamu"
kata Indah dengan amarah yang meluap luap tadi dia berpikir akan berbicara baik baik dengan suaminya ini tapi emosi sudah menguasainya yang sedang di liputi amarah dan rasa sakit bagai di tusuk tusuk belati tajam.

"Gak itu gak anak aku Dah aku akan buktikan kalau dia bukan anak aku"
Kata Novan dengan suara lantang.

"Oke baik, aku akan pergi dari sini urus anak sama calon istri baru kamu baik baik"
Kata Indah yang tak kalah lantang nya dia mulai mengemasi barang barangnya untuk pergi dari rumah itu.

"Indah kamu harus tau kebenarannya dulu kamu gak boleh tinggalin aku, aku sayang sama kamu aku gak bisa hidup tampa kamu Dah kamu gak boleh pergi gak akan boleh"
Kata Novan dengan menahan tangan Indah yang hendak pergi.

"Kebenaran apa maksud kamu semua udah jelas di depan mata kepala ku sendiri mas"
Balas Indah dan mulai beranjak pergi dari kamar mereka berdua.

"Indah, Dah kamu jangan gitu kamu harus tau kebenarannya dulu"
Cegah Novan dengan terus menghalangi Indah untuk pergi.

"Oke kamu kumpulkan dulu semua bukti tentang anak itu kamu harus buktikan anak itu bukan anak kamu tapi selagi kamu belum mendapatkan bukti bahwa anak itu bukan anak kamu aku akan tinggal di rumah orang tua ku"

"Kenapa harus pergi Dah kamu bisa tinggal di sini jangan pergi Indah"
Cegah Novan.

Indah tak menjawab dia terus berjalan dan menaiki mobil yang di kirim orang tuanya, selagi dia membereskan barang barangnya tadi dia menelpon orang tuanya untuk mengirimkan mobil, Mobil yang di naiki Indah melaju meninggalkan rumah suaminya itu.



Sampai jumpa di part selanjutnya bay

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang