B U A (Sepuluh)

1.8K 179 0
                                    

"Penyesalan terbesar ku adalah saat dimana,aku lebih memilih laki-laki lain,padahal saat itu ada kamu dan anak kita yang dapat memberikan ku kebahagiaan.

Salahkah aku jika aku menginginkan agar waktu bisa di putar kembali?Sungguh,jika itu benar-benar bisa terjadi aku akan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin.

Aku ingin menjadi istri yang shalihah untuk mu,ibu yang baik bagi putri kita.Memang benar penyesalan itu selalu datang terakhir.

Dear kamu,maafkan aku yang terlalu egois hingga mengorbankan pernikahan kita.Jauh di lubuk hati ku,aku masih mencintai mu.

Maaf kan aku...

***

"Kemana mbak Syaris ini.Katanya sudah di parkiran,tapi kok gak sampai-sampai."

Aku terus memilin ujung khimar ku,entahlah sedari tadi aku merasa khawatir.Aku khawatir kepada tamu special ku---mbak Syaris.Kabar terakhir yang aku dapat dari dia-dia masih berada di parkiran.Tapi ini sudah hampir 5 menit ia tak kunjung sampai.

"Kamu kenapa sih Fa?Gelisah banget dari tadi."

Aku menoleh ke arah pak Zafran yang memang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik ku yang gelisah."A-anu,gak papa kok.."

Pak Zafran hanya mengangguk saja.Aku memandang handphone ku berharap ada kabar dari mbak Syaris.

Perasaannku semakin kalut,aku takut terjadi apa-apa sama mbak Syaris.Aku memutuskan untuk memanggilnya.

Nomor yang anda tuju tidak aktif,cobalah bebe---

Alih-alih mendengar suara mbak Syaris,suara yang terdengar malah jawaban dari operator.

Aku memutuskan untuk kembali menghubungi mbak Syaris,kali ini terdengar nada sambung.Tak lama telepon pun terangkat.

"Halo?Mbak Syaris dimana?"

Tak ada jawaban apapun selain isakan tangis yang ku dengar,"Ya Allah,mbak Syaris nangis?Mbak kenapa mbak?"

"Mbak jawab Fatimah."

"Ha-halo Fa.Ma-maaf aku---aku gak bisa datang ke a-acara kamu.Maaf."

"Ta-tapi mbak Syaris kenapa?Halo?"

Tuuut

Sambungan telepon dimatikan begitu saja,rasa khawatir ku kian bertambah karena mendengar mbak Syaris menangis.Aku yakin ada sesuatu yang gak beres sama mbak Syaris.

"Siapa sih Fa?"

Aku kembali menoleh ke arah pak Zafran yang juga sedang menatap ku khawatir.Lebih baik aku tenang,ini bukan hari dimana aku harus membuat orang lain khawatir.

"Itu..temen Fatimah.Tadi katanya sudah di parkiran,tapi pas Fatimah telepon tadi,dia kayak lagi nangis gitu.Kayaknya sih dia ada masalah.Tapi nanti Fatimah hubungin lagi,In syaa Allah dia gak papa."

"Namanya siapa tadi?Syaris?"

Aku mengangguk,"Iya nama instagramnya Syarisoctavia.Kenapa?Mas mau follow instagramnya ya?"

"Hah?Ngapain?Lagian saya juga bukan tipe orang yang hobi buka aplikasi kayak gituan."

Aku mengangguk mengiyakan,baguslah kalau pak Zafran gak hobi pakai aplikasi begitu.Eh tapi itu bukan urusan aku,ngapain aku kepo sama pak Zafran.

Bunda Untuk Aisyah ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang