B U A (Empat belas)

1.3K 144 4
                                    

Hari ini..,dua bulan yang lalu kamu menjabat tangan papah,bersaksi di depan banyak mata,termasuk kepada para malaikat dan juga Allah.Hari itu juga aku mendengar mu berjanji kepada papah untuk terus menjaga ku.

Aku senang kamu membuktikan ucapan mu itu.Untuk kamu---suami ku,selamat ulang tahun pernikahan yang ke dua bulan.Semoga Allah selalu memberi kebahagiaan dalam pernikahan kita.

Aku...sangat bersyukur karena telah di takdirkan untuk hidup bersama mu,meski aku belum menjadi istri seutuhnya untuk mu,tapi aku janji akan selalu di samping mu kapan pun dan di mana pun.

Salam sayang.Fatimah.

Fatimah menutup buku bersampul coklat itu,ia tersenyum saat benaknya memutar kejadian satu bulan yang lalu,dimana hari pernikahannya di laksanakan.Gak nyangka ia sudah dua bulan berumah tangga dengan Zafran.

Tak banyak yang berubah memang,mereka menjalani rumah tangga ini biasa saja,tak ada hal romantis seperti dalam rumah tangga orang lain.Tapi itu tak masalah bagi Fatimah,yang penting ia bahagia menjalani kehidupan bersama Zafran dan si kecil Aisyah.

Sempat ada rasa takut saat Fatimah mengetahui jika,ibu kandung Aisyah masih hidup.Takut jika suatu saat perempuan itu kembali dan merusak rumah tangga nya dengan Zafran.

Namun Fatimah berfikir,mustahil hal itu terjadi karena katanya ibu kandung Aisyah itu sudah nikah.So,tak ada yang perlu di takutkan bukan?

In syaa Allah semua akan baik-baik saja.Ya,itu pasti.

Ah,soal kedekatannya dengan Zafrana?Masih belum ada perubahan,tentu Fatimah sudah mencoba mendekati adik iparnya itu tapi memang sepertinya Zafran sendiri yang tak mau kenal dengan Fatimah.

Fatimah tau alasan Zafrana tidak bisa menerima kehadiran nya sebagai kakak ipar baru,itu semua karena Zafrana masih menempatkan mantan istri Zafran itu sebagai kakak ipar nya DAN tak akan pernah tergantikan.

Fatimah jelas bisa memakluminya,pikirnya,perempuan itu jauh lebih baik dari dirinya.

Zafrana sudah beberapa minggu ini ia tinggal di sini,satu kamar bersama Zainab.Entahlah,katanya ia rindu berat dengan ibunya.

Fatimah keluar dari kamarnya,menuju dapur untuk memgambil suatu barang.

Saat hendak ke dapur,langkah Fatimah terhenti saat melihat Zafrana yang baru keluar dari kamar Zainab dengan Aisyan di gandengannya.

"Zafrana,Aisyah.Kalian mau kemana,hmm...?"

"Gue mau ajak Aisyah keluar,sebentar doang.Gak jauh juga.Yaudah ya,Assalamualaikum."

"Tu-tunggu.Mbak hubungi kakak-mu dulu yah."

Zafrana berdecih ia berbalik dan menatap intens ke arah Fatimah."Gak usah,biar gue yang kasih tau kak Zafran nanti.Udah lah,lo buang waktu tau gak...Aisyah,ayo."Ucap Zafrana sambil menarik tangan Aisyah.

Fatimah terdiam,bingung apa yang harus ia lakukan.Sebaiknya ia biarkan saja,toh Zafrana juga akan memberi tau Zafran nanti.Belajar untuk mempercayai Zafrana sepertinya memang perlu untuk Fatimah pelajari,bagaimana pun Zafrana adalah tante dari Aisyah.

***
"Mbak Riska!" Teriak Zafrana saat mendapati Riska yang baru memasuki restoran.

Dengan senyum yang mengembang Riska berjalan mengahmpiri Zafrana dan si cantik Aisyah.

Bunda Untuk Aisyah ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang