"Huaaaa,suka banget sama cuaca hari ini,andai sekarang libur pasti aku udah rebahan ini."
Seorang gadis berkhimar panjang berwarna ungu muda itu sedang menikamti sejuk nya udara pagi di atas rooftop kampusnya,dari atas sini ia dapat melihat indahnya kota jakarta.
Ini adalah tahun keduanya di kampus ini,berbagai rintangan berhasil ia lewati dengan mudah,pastinya atas izin Allah.
"Sya,tau gak katanya dosen matematika di ganti tau.Biasalah dosen yang lama dah pada tua,pada pensiun."
Fatimah sedikit tertarik pada pembicaraan salah satu sahabat nya ini,namun ia tak suka saat sahabatnya memanggilnya dengan sebutan 'Sya',namanya memang ada kata sya nya tapi hanya mamahnya yang boleh memanggilnya dengan sebutan itu.
"Ish kamu ini,di bilangin panggil Fatimah aja."
"Kamu lebih cocok di panggil Syaqueena tau,soalnya kamu kan manja,terus muka kamu juga baby face gitu,pokok nya aku mau panggil kamu Sya ajah."
Fatimah menggeleng pasrah,apa yang membuatnya mau berteman dengan gadis berkepala batu seperti di sampingnya ini.
"Tau deh.Eh kira-kira dosen baru nya killer juga gak yah?"
"Huuuu jangan sampai killer juga deh,capek aku kalau tiap hari kena ocehan terus,sakit tau gak telinga aku."Ucap gadis di samping kanan nya yang bernama Nanda.
"Udah ah ghibah nya,masuk kelas yuu mumpung jam pertama dosen nya malaikat."
Salwa,Fatimah,nanda.3 gadis itu berjalan beriringan menuju kelas mereka.
***
"Aisyah! Ayah berangkat dulu yah.Aisyah nanti berangkat sama nenek."Teriak seorang lelaki dari lantai bawah.Seorang gadis kecil berusia 4 tahun dan ber gamis hijau muda menuruni tangga dengan langkah gontai,kaki kecilnya membawanya menemui sang ayah.
"Ayah kenapa gak pernah anterin Aisyah ke sekolah sih.Nenek terus yang antar Aisyah."
Zafran berlutut men-setarakan tingginya dengan tinggi putri kecilnya,tangan kanan nya menepuk pelan kepala gadis kecil nya yang tertutup hijab itu."Maafin ayah ya princess,waktu ayah kalau pagi sibuk banget,nanti deh kalau ada waktu ayah anter princess Aisyah kesekolah."
"Aisyah iri sama teman-teman Aisyah,setiap pagi selalu diantar sama ayah dan ibu nya,sedangkan Aisyah selalu aja nenek yang antar jemput."
Zafran kembali menghembuskan nafas,kasihan putri kecilnya ini,setiap hari selalu iri dengan teman-teman nya,tapi Zafran bisa apa.
"Hush Aisyah,jangan bilang gitu ah nak,gak boleh kasian ayah.Ayah udah janji kan kalau ayah ada waktu,pasti ayah anterin Aisyah,untuk saat ini Aisyah berangkat sama nenek dulu.Oke?"
Hanya anggukan lemas yang mampu Aisyah lakukan.
"Salim sama ayah."
Tangan mungil gadis itu meraih tangan kanan sang ayah,menyalimi nya kemudian berlari ke arah luar.Zafran hanya menatapnya penuh rasa bersalah,kemudian perempuan baya di depannya hanya mengangguk mengisyaratkan semua akan baik-baik saja.
Zafran mengikuti sang ibu ke luar rumah,kemudian ia masuk ke mobil yang berbeda dengan yang dinaiki ibu dan putrinya.
Selama perjalanan Zafran hanya mampu memandang sebuah foto yang tergantung di hadapannya.Tangannya menggenggam keras kemudi mobil.
"Lihat betapa menderitanya anak kamu.Kamu kejam,kamu kejam!"Ucapnya frustasi.
Ia mencabut foto itu meremasnya dan membuang nya keluar,foto itu terlalu menyakitkan bila harus dia lihat..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda Untuk Aisyah ( SUDAH TERBIT )
Romantizm[Di terbitkan oleh Penerbit Perkasa Satu] [PART DI HAPUS SECARA ACAK!] *** Mengisahkan tentang seorang laki-laki yang berada di antara jurang kematian. Jika dia melangkah ke belakang, dia akan mendapati sang putri yang tak pernah merasakan kasih say...