Jessica mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh dan wajah yang masih terlihat kesal seperti sejak awal. Winter yang di sampingnya hanya melirik malas kakaknya yang terlihat marah padanya. Ia juga kesal saat mobil yang mereka tumpangi mendadak berhenti dan kepalanya hampir saja terbentur. Jessica masih dengan wajah datarnya tanpa terlihat sekali merasa bersalah pada adiknya.
"Pelan-pelan saja! Dasar bodoh! Tanganku masih sakit, tahu tidak?!" Ucap Winter kesal sambil menunjukkan tangannya yang diperban dan baru saja mendapat dua jahitan.
"Kau yang bodoh! Apa yang kau lakukan hingga datang ke sana dan membiarkannya membuat tanganmu terluka?" Balas Jessica kesal.
"Membuat tanganku terluka?" Ucap Winter terlihat kebingungan.
"Benar bukan? Dia pasti mendorongmu dengan kasar hingga tanganmu mengenai pecahan keramiknya." Ucap Jessica yakin, seolah seluruh dugannya akan benar.
"Apa yang kau bicarakan... dia sama sekali tak mendorongku. Bukankah kau melihat saat itu dia justru menahan tanganku yang terus mengeluarkan darah, sedangkan temanku mencari kasa dan obat untukku." Ucap Winter yang membuat Jessica terdiam
"Apa? Apa aku sedang paham...?" Tanya Jessica dan Winter hanya mengedikkan bahunya.
Jessica menepikan mobilnya dan menatap Winter tajam. Ia mengambil bantal leher di belakang dan memukulkannya berkali-kali ke kepala sang adik.
"YAK!! Kenapa tidak bilang sejak awal?! Kau memalukanku tahu tidak? Kau juga membuatku rugi, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang dua juta untuk mengganti barang tak berguna yang kau rusakkan itu?!"
"Aish! Kenapa kau memukulku? Aku tidak menyangka kau akan mengira seperti itu. Kenapa kau memiliki dugaan seperti itu seolah kau mengenalnya? Ku dengar tadi kau memanggilnya Profesor." Ucap Winter sambil pasrah saat kakaknya itu memukuli dirinya.
"Aku tidak mengenalnya!!!" Bentak Jessica kemudian melanjutkan untuk mengendarai mobilnya yang sempat ia hentikan.
Meskipun akhirnya ia tahu Taeyeon bukanlah melukai adiknya namun ia masih tetap kesal dan mungkin akan menjadi benci saat mengetahui Taeyeon kini tinggal bersama gadis SMA yang Winter bilang mereka adalah sepasang kekasih.
_______________
Karina saat ini tengah duduk di meja makan dan hanya melihat punggung Taeyeon yang sedang berkutat di dapur.
"Aku sangat ingin membantumu, Unnie. Aku juga bisa memasak..." Ucap Karina lirih.
Jujur saja selama tinggal bersama Taeyeon ia mengalami cultural shock. Ia hanya terus berdiam diri di rumah dan Taeyeon tidak memperbolehkannya melakukan kegiatan rumah walaupun hanya sekedar mengepel lantai dan membersihkan debu.
"Unnie...." Ucap Karina sedikit merengek saat Taeyeon tak menjawab ucapannya sama sekali.
Taeyeon sedikit terkejut saat mendengar suara rengekan Karina. Ini pertama kalinya gadis itu melakukannya. Ia tersenyum kecil kemudian kembali ke wajah datarnya saat menengok ke arah gadis tersebut.
"Biarkan aku membantumu."
"Kau ingin membantu apa?" Tanya Taeyeon.
"Apa saja. Aku merasa tidak memberikan andil apapun selama tinggal bersamamu. Yang ku lakukan hanya makan, belajar, dan tidur."
"Kalau begitu lanjutkanlah seperti itu. Aku sudah merasa terbantu." Jawab Taeyeon.
Karina sedikit kecewa mendengar jawaban Taeyeon sehingga ia hanya menundukkan wajahnya. Tidak habis pikir bagaimana bisa ia bertemu dengan orang sebaik Taeyeon. Wanita itu benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik. Sedangkan ia belum merasa pantas untuk menjadi bagian keluarga Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prof. Independent (COMPLETED)✅
FanfictionTaeyeon mencoba berdamai dengan masa lalunya, namun selalu bersikap seolah tak membutuhkan siapapun di dunia ini, ia pikir ia bisa melakukan apapun sendiri. Hingga saat gadis itu datang, kehadirannya membuatnya merasa bergantung. Saat itulah ia sada...