Taeyeon sedang bersama Jessica di dalam mobil yang akan menghantarkannya pulang untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan ia opname di rumah sakit. Selama itu keduanya hanya diam, terutama Taeyeon yang bosan terlihat dari jari jemarinya yang ia ketuk-ketukkan di pahanya sendiri dengan tempo yang sedang. Namun terlihat bibir Taeyeon terbuka seolah ingin mengatakan sesuatu, kepalanya juga menengok ke arah Jessica.
"Ada apa? Ada yang ingin kau tanyakan?" Tanya Jessica pada Taeyeon yang kelihatannya ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu.
"Bukankah kau bilang, kita kecelakaan saat kau yang mengendarai mobil?"
"Hm benar, lalu?" Tanya Jessica balik.
"Kau tidak ada rasa trauma untuk kembali mengendarai mobil seperti ini?" Tanya Taeyeon dan Jessica langsung menjawabnya dengan gelengan.
"Tentu.. mungkin kau tidak terluka terlalu parah." Ucap Taeyeon sambil mengangguk-anggukan kepalanya dan itu membuat Jessica jengkel karena Taeyeon menganggap dirinya tidak cedera parah selama ini.
"YAK!!! Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu?! Kau mau lihat bekas lukaku? Lihatlah ini! Lihatlah! Lihatlah!" Ucap Jessica menunjukkan bagian tubuhnya yang terdapat banyak bekas luka akibat kecelakaan yang mereka alami, bahkan ia membuka baju hingga terlihat dadanya dan itu membuat Taeyeon sontak berteriak karena keterkejutannya.
"YAK!!! Mengemudilah dengan benar!! Aku tidak mau hampir mati untuk yang ketiga kalinya!!" Bentak Taeyeon saat Jessica hanya menyetir dengan satu tangannya saja. Gadis ini benar-benar gila pikirnya.
"Kau yang memulai!!!" Jessica masih balas membentak.
Tak ingin berdebat lebih, akhirnya Taeyeon memilih untuk diam saja. Ia kesal dengan gadis disebelahnya kini, sekaligus kesal dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tertarik dan mau memiliki kekasih aneh dan suka sekali ngegas seperti ini. Menurutnya tidak ada sopan santunnya sama sekali terhadap dirinya yang sangat jauh lebih tua dibanding usia Jessica. Atau mungkin dulu dirinya terlalu mencintai gadis ini hingga saat ingatannya belum hilang ia dengan mudah memaklumi sifat Jessica yang menurutnya membuatnya tak nyaman tersebut.
"Kau... marah?" Tanya Jessica takut sambil sedikit menengok ke arah Taeyeon. Ia sadar saat wajah Taeyeon yang begitu muram setelah ia meneriakinya.
Taeyeon tak menjawab, sedikitpun. Ia hanya terus diam menampakkan wajah judesnya seolah telinganya yang terpasang itu tak berguna, karena ia terus mengabaikan Jessica yang mulai mencairkan suasana karena ia merasa bersalah telah berteriak pada Taeyeon.
Mobil kini telah berhenti, dan yang membuat Taeyeon heran, Jessica tidak berhenti di tempat yang menunjukkan terdapat tanda-tanda tempat tinggal seperti rumah ataupun apartemen, melainkan gadis itu menghentikan mobilnya di sebuah caffeshop.
"Kau akan terus di dalam seperti itu? Keluarlah..." Ucap Jessica saat Taeyeon terlihat tidak tertarik sama sekali untuk keluar dari mobil.
Taeyeon akhirnya pun keluar dengan wajah masamnya dan mengikuti Jessica yang lemas dari belakang. Memasuki caffeshop yang terlihat sepi tak ada pengunjung ini. Namun pertama kali ia membuka pintu, ia terkejut dengan suara ledakan confetti yang sepertinya orang-orang tepatnya karyawan caffeshop ini menyiapkan kejutan untuknya.
"Americano dengan extra shot untuk Taeyeon Unnie Sajangnim..." Ucap Winter menyerahkan segelas Americano yang terlihat sangat segar itu.
Taeyeon hanya menyerngitkan dahinya saat gadis yang pernah mengenalkan dirinya sebagai adik Jessica itu memangggilnya Sajangnim.
Winter saat ini memang bekerja di caffeshop milik Taeyeon, ia melakukan ini karena mencari kesempatan untuk melihat Karina lebih sering. Karena Karina juga memutuskan untuk bekerja di tempat ini. Selama Taeyeon mengalami koma, ia sangat kesepian tinggal sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prof. Independent (COMPLETED)✅
FanficTaeyeon mencoba berdamai dengan masa lalunya, namun selalu bersikap seolah tak membutuhkan siapapun di dunia ini, ia pikir ia bisa melakukan apapun sendiri. Hingga saat gadis itu datang, kehadirannya membuatnya merasa bergantung. Saat itulah ia sada...