Chapter 3 - Tears

1.1K 149 38
                                    

Yuri kini sedang mengantarkan Jessica ke tempatnya bekerja setelah mereka bertemu sejenak di apartemen milik Jessica. Namun saat Jessica mengarahkan rute jalan kemana tempatnya bekerja, ia merasa sangat tidak asing.

Ia awalnya hanya menduga, namun ternyata dugaannya tersebut benar. Jessica ternyata bekerja di Cafeshop milik kakaknya.

"Kau benar bekerja di sini?" Tanya Yuri ragu.

"Iya, kenapa?"

"Tidak apa-apa. Kalau begitu selamat bekerja, Sica-yah." Ucap Yuri mengacak rambut Jessica.

Setelah selesai mengantarkan Jessica, Yuri kembali ke rumahnya. Bukannya masuk ke dalam kamarnya sendiri, kini ia malah mengetuk pintu kamar kakaknya.

Ia mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada jawaban. Ia memutuskan untuk menunggu, akhirnya sang penghuni kamar membuka pintu dan menampakan dirinya. Terlihat kakaknya tersebut memakai celana panjang serta crewneck hitam panjangnya. Ia tahu kakaknya tersebut memang selalu memakai pakaian serba panjang karena suatu alasan.

Taeyeon tanpa sepatah katapun hanya menatap Yuri datar. Namun seseorang yang mengetuk pintunya tadi, kini malah melamun dan memandanginya dari atas hingga bawah dengan intens.

Akhirnya Taeyeon putuskan untuk menutup pintu kamarnya kembali, namun Yuri dengan cepat menahannya.

"Unnie!!" Ucap Yuri.

Taeyeon hanya diam dan menunggu kira-kira apa yang akan adiknya bicarakan.

"Biarkan aku bekerja di tempat mu." Ucap Yuri dan Taeyeon hanya diam masih enggan menanggapi.

Taeyeon tak tertarik dengan permintaan adiknya tersebut, sehingga ia kembali menutup pintunya, namun Yuri tak akan membiarkannya begitu saja. Ia masih menahan pintu kamar kakaknya dan kembali berkata "Tidak dibayar tidak apa-apa."

Hal itu semakin membuat Taeyeon malas, ia tidak mempermasalahkan masalah itu. Yang menjadi masalah nya adalah ia tidak ingin bekerja sama dengan Yuri.

"Ku mohon.. ku mohon..." Yuri menahan pintu kamar itu saat Taeyeon memaksa untuk menutupnya.

Dengan paksa Taeyeon menyingkirkan tangan Yuri dan mendorongnya namun tanpa kekerasan, lalu kembali menutup pintu kamarnya.

"Sial, dasar pengganggu." Taeyeon kembali melepas bajunya yang membuatnya gerah dan kini hanya menyisakan bra nya saja, ia kembali fokus menghias kue yang sempat terhenti karena mengurusi adiknya yang mengganggu tadi.

Kamar Taeyeon sedikit lebih luas dibanding kamar Yuri, jadi ia bisa meletakan satu set microwave dan mesin kopi yang juga terdapat streamer.

______________________

Di dalam kelas yang masih sunyi ini, biasanya seorang gadis yang berangkat hampir terlambat ataupun sangat terlambat kini berangkat lebih pagi karena sesuatu masalah yang baru menimpanya pagi ini. Yaitu, file tugas yang diberikan oleh dosen angkuh itu hilang. Padahal ia sudah mengerjakan tugas yang susah itu dengan serius hingga ia tidur larut malam.

"Aku sangat sangat sangat sangat yakin bahwa aku sudah menyimpannya kemarin, namun semalam saat aku ingin mengirimkannya, file itu sudah hilang." Jelas Jessica pada Sooyoung yang ada di sampingnya.

"Kau hanya menyimpannya di laptop? Tidak mem-backup-nya ke Drive atau yang lain?" Tanya Sooyoung.

"Eoh..." Jawab Jessica dengan polosnya.

"Dasar bodoh, sudah tamatlah riwayatmu. Kim Taeyeon tidak suka memberi kesempatan." Ucap Sooyoung yang membuat Jessica semakin merasa terpuruk.

"Sudahlah, jangan berbicara padaku. Kau sama sekali tidak bisa membantu...." Jessica meletakan kepalanya di meja dengan pasrah.

Prof. Independent (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang