9 ¦ ⏳°‧ٓ✧

386 62 0
                                    

Dan malam ini, Jungkook merasa bahagia.

  Kakinya melangkah sekali lagi, sayangnya kali ini ia hanya memijak angin. Lalu keseimbangannya goyah, seiring menghilangnya kesadaran yang ia punya. Angin seolah tak dapat menahan berat badannya, gravitasi bumi terus membawanya jatuh dari atas gedung menuju jalanan beraspal dibawah sana. Kendaraan hanya terus menghindari tubuhnya yang semakin mendekat tanah berpijak. Lalu setelah itu, rasa sakit menjalar bersamaan dengan darah yang mulai keluar dari tubuhnya. Pandangannya buram, seluruh indra rasanya mati. Apa ia akan mati secepat ini? Entahlah, dirinya juga bingung masih ingin melanjutkan hidup di bumi atau berjalan ke alam baka, tempat yang tenang itu.

"Kook.."

"Kook??!"

"JUNGKOOK BANGUN!!"

"HAH??!"

  Badan masih terasa lemas, atau mati rasa. Ia bangun, ia masih hidup? Dipandangnya satu per satu wajah manusia yang ada di sekelilingnya. Ada Lisa dengan mata berair, lalu disampingnya ada Rose yang mengelus punggung Lisa sambil menangis, Dokyeom yang sibuk dengan layar hologram nya, lalu terakhir, ada Jaehyun yang berlari dari kejauhan menuju tempatnya berbaring. Ah ternyata dia masih hidup, dia pun tertawa miris.

"Kenapa kalian nolongin gue? Udah bagus juga gue terjun," ujarnya lemah. Lalu Lisa langsung mengusap kasar wajahnya yang meneteskan air mata, lalu berdiri dan membentak, "GATAU TERIMA KASIH YA LO! LO GA MIKIRIN PERASAAN KITA KALO LO MATI HAH??! Lo ga mikirin perasaan gue kalo lo pergi beneran, hah..??" ujar Lisa dengan nada bergetar. Jungkook pun termenung diam disana, lalu Lisa pergi dari sana, meninggalkan dirinya dan yang lain. Sepertinya pergi jauh, matanya yang masih buram dapat menangkap cahaya portal dan akhirnya Lisa hilang seiring meredupnya cahaya portal disana. Membawa Lisa entah pergi kemana. Lalu badannya terasa melemas lagi, dilihatnya Dokyeom selesai dengan layar hologramnya, lalu temannya itu mendekat ke tubuhnya yang semakin melemas sambil berlirih, "selamat istirahat, kawan." Lalu setelah mendengar suara Dokyeom, matanya memejam kembali.

"Cuma obat penenang, gue biarin dia istirahat dulu. Jungkook terlalu kalut," ujar Dokyeom. Jaehyun melihat layar yang menunjukkan detak jantung, dan tekanan darah disana, semua sudah normal. Tubuh Jungkook juga sudah diobati, tidak separah saat Jungkook ditemukan Jaehyun dan Rose tadi. Kepalanya yang tadi bercucuran darah sudah diperban sempurna, begitupula dengan kakinya yang patah serta beberapa tulangnya yang retak sudah diobati. Untung saja tidak terjadi apa-apa dengan otaknya, jika otak Jungkook mengalami kerusakan, maka mau tak mau pria itu harus dibawa ke rumah sakit. Untung saja mereka punya Dokyeom dan keahlian kedokteran yang sudah diinstal dan disempurnakan.

"Jadi, kenapa dia tiba-tiba lompat dari tempat tinggi??" tanya Jaehyun.

"Euforia."

"Describe," ujar Jaehyun. Dokyeom pun menatap lawan bicaranya sambil menunjukkan layar hologram yang daritadi ia pandangi, "jadi simpelnya euforia itu perasaan bahagia yang berlebihan. Saat Jungkook sama kita, dia ngalami yang namanya masa maniak, dimana dia bakal ceria banget dan perasaannya seneng banget. Masa maniak juga bisa buat dia jadi produktif, jadi itulah alasan dia kuat ngerjain banyak projek sekaligus dan kuat nahan ngantuk. Dan tentunya masa maniak nya hilang saat dia ada dilingkungan keluarganya. Karna dia kalut, stress dengan masalah keluarganya, euforia ini tanpa sadar menyerang dia, jadi buat dia jadi kaya gitu."

"Jadi gimana cara nyembuhinnya? Dia harus sama kita terus 24 jam biar maniak terus??" tanya Rose. Dokyeom justru diam, "harusnya dia konsultasi sama psikiater. Maniak terus menerus juga ga baik buat dia. Tapi gue gatau cara bujuk dia ke psikiater. Lo tau lah Jae kalo Jungkook anaknya tertutup apalagi sama orang asing," ujar Dokyeom. Jaehyun pun termenung sambil menatap iba pada temannya yang terpejam. Tak lama pria itu mengusap wajahnya sendiri, "ntar ajadah gue instal psikologi."

TIME HUNTER | 97l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang