7 ¦ ⏳°‧ٓ✧

512 76 0
                                    

"Bentuknya sama persis kayak mesin waktu yang Rose pakai untuk sampai kesini."

  Setelah ucapan dari pria itu, semua orang melirik Rose. Rose pun hanya bisa menunduk sambil menggenggam kedua tangannya erat-erat. Tahu apa yang Rose rasakan? Ia merasa ia menjadi beban disini.

"Udah ga usah diliatin gitu Rose nya," ujar Jaehyun sambil mengacak puncak kepala Rose gemas.

"Jadi gimana ini?" Jungkook berujar. "Ntar gue balik lagi aja ke rumah, kalo udah ketemu solusinya nanti gue kabarin," jawab Jaehyun. Rose masih diam. Tak berani mengangkat kepalanya.

"Rose." Saat namanya dipanggil, kepalanya pun terangkat dan menatap orang yang memanggilnya, "ayo ikut gue," ujar pria itu, Rose pun mengangguk. Mereka duduk di halaman luas dengan rumput hijau sebagai alas, menatap langit yang terkadang jadi gelap dan terkadang menjadi terang. Matahari dan bulan seolah berebut mengambil posisi di langit untuk menunjukkan dirinya pada manusia. Itu benar-benar menyeramkan, pikir Rose. Hatinya merasa semakin bersalah saat salju tiba-tiba muncul. Padahal barusan sangat terik.

"Udah ga usah dipikirin.." Rose menoleh pada sosok pria yang duduk di sampingnya itu. "Semua ini bukan salah lo kok."

"T-tapikan kalo gue ga ada disini, tahum 2065 pasti ga bakal sekacau ini..." Tanpa sadar air mata Rose kembali bergulir. Rose pun dengan cepat mengusap air matanya sendiri, tak mau terlihat menyedihkan di depan Jaehyun. Jaehyun pun mengusak puncak kepalanya.

"Apaan sih? Jadi berantakan kan!" dengus Rose sambil menyisir kembali rambutnya. Jaehyun justru tertawa sambil terus mengacak rambut Rose. Entah diusak, ataupun ditiup hingga helai rambut Rose beterbangan. Rambutnya pun jadi kacau. Hati nya juga jadi kacau.

"Udah ah!" bentak Rose kesal. Jaehyun pun tertawa lalu menggenggam tangan Rose, menghentikan kegiatan merapikan rambut nya.

"Nah gitudong. Lo marah-marah lebih cocok daripada nangis kayak tadi." Gumam Jaehyun sambil merapikan rambut Rose. Rose hanya terdiam sambil menatap Jaehyun tajam, lalu memalingkan wajahnya.

"Tapi.. gara-gara gue dunia ini jadi kacau. Gue beban banget emang,"ujar Rose sendu.

"Lo bukan beban. Udah ah, kayak baru kenal kemaren aja!" canda Jaehyun, tapi sepertinya tidak mempan.

"Ya emang kita baru kenal kemarin.."

"Y-ya iya sih.."

"Apasih gajelas banget," kekeh Rose. Jaehyun diam-diam ikut terkekeh.

"Btw, di sini apa semua tempat serba virtual?" Jaehyun diam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Rose, "sebenernya lebih efisien kalo virtual, ga makan waktu dan tenaga."

"Kalo gitu, ayo jalan-jalan." Ajak Rose.

"Ayo, mau kemana? Bentar aku siapin portal du—"

"Enggak. Jalan-jalan beneran, maksudnya kita bener-bener pergi ke sana."

"Hah?"

***

"Lilis!!"

"Lalas Lilis Lalas Lilis! Nama gue Lisa, LiIiSaA!"

  Lisa hanya tersenyum miring saat menyimak percakapan Jungkook dan Dokyeom. "Dua-dua nya sama-sama mbodoh," gumam Lisa. Lalu Jaehyun tiba-tiba saja lewat dan pergi ke dapur dengan senyum kecilnya.

"Ha, kenapa tuh anak senyam-senyum?" komentar Jungkook sambil mengupil.

"Heh jorok, kalo mau ngupil jangan sambil eksperimen! Ntar virus tengilnya nempel," geram Lisa sambil menyemproti Jungkook dengan sanitizer.

TIME HUNTER | 97l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang