"Minumlah."
Sebuah gelas yang berisi air kini berada di depannya. Netranya pun menatap dengan ragu gelas itu.
"Tenang saja aku tak memasukkan apapun di dalamnya." Ucap gadis itu meyakinkan. Lalu dengan perlahan ia pun meraih gelas itu dan meminumnya sementara gadis itu masih menatap pada pemuda mungil di depannya dengan tersenyum.
"Terima kasih." Sebuah anggukan pun di dapatnya.
"Mianhe.." ucap si gadis dengan memeluknya.
"Semua sudah terjadi Shin Hye, lupakan."
"Jimin-ah aku benar-benar minta maaf. Aku sungguh khilaf.." ucap Shin Hye yang kini berlutut di depan Zhimin dengan kedua tangan yang menggenggam tangan mungil pemuda manis di depannya.
Zhimin pun menghela nafas, lalu ia pun mengangguk dan memberikan sebuah senyuman pada gadis itu.
"Baiklah aku memaafkanmu tapi, ku mohon jangan melakukan hal ini lagi."
Shin Hye pun mengangguk cepat dengan senyum lebarnya. Lalu ia pun segera memeluk Zhimin dengan erat.
"Terima kasih."
Zhimin pun balas memeluknya, sambil mengusap pelan punggung Shin Hye. Setelahnya pelukan mereka terlepas dan Shin Hye pun beranjak dari sana menuju ke sebuah lemari yang ada di sisi sudut kamarnya.
"Jimin-ah aku punya sesuatu untukmu." Ucap Shin Hye sambil meraih sebuah kotak kecil di dalam laci lemarinya.
"Apa itu?" Tanya Zhimin yang melihat kotak kayu yang di pegang oleh gadis itu.
Shin Hye pun membuka kotak itu dan segera mengeluarkan isinya.
"Lihatlah mungkin ini akan cocok untukmu." Ucap Shin Hye seraya memasangkan sebuah gelang perak dengan sebuah hiasan kecil berbentuk kepala harimau. "Wah.. lihat ini sangat bagus!"
"Ini milik siapa?" Tanya Zhimin sambil memandang benda yang kini melingkar di pergelangan tangannya sambil sesekali mengusapnya ia suka sekali dengan hiasan kecilnya tampak begitu elegan meski hanya sebuah gelang yang bentuknya simple.
"Sekarang benda itu milikmu. Gelang ini sebenarnya milik mendiang kakakku yang 10 tahun lalu meninggal karena sebuah insiden. Aku ingin melupakan kisah kelam itu dan aku memutuskan untuk memberikannya padamu." Jelas Shin Hye seraya menyentuh gelang yang ada di pergelangan tangan Zhimin.
"Apa tidak apa-apa?" Tanya Zhimin yang merasa tak enak hati.
Shin Hye pun mengangguk, "Tentu saja tidak apa-apa. Aku memberikannya padamu sebagai bentuk kerelaan untuk kepergiannya. Ku harap kau mau menjaganya."
Zhimin pun tersenyum lalu mengangguk kan kepalanya.
Cklek
"Shin Hye—oh! Ada tuan muda di sini?" Ucap Dong Wook yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar putrinya. Pria itu cukup terkejut saat mendapati Jimin berada di sana. Zhimin pun seketika berdiri dan membungkuk, memberi salam pada pria paruh baya itu.
"Ada apa ayah?" Tanya Shin Hye pada Dong Wook yang kini berjalan mendekat.
"Tidak ada, hanya mengecek mu. Karena rektor menghubungi ku tadi dan berkata jika kau tidak ada di kampus siang tadi."
"Mianhe ayah."
"Baiklah tidak masalah jika kau ada di rumah. Ku pikir kau sedang di culik." Ucapan Dong Wook membuat Shin Hye menatapnya datar.
"Ayah berharap aku di culik, begitu?"
"Tidak juga."
"Ayah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SON OF THE MAFIA (KOOKMIN)✔️
FanfictionZhu Zhimin putra bungsu dari Zhu Yi Long pemimpin bawah tanah terkuat di China dari kelompok mafia HONG LONG (Naga merah) yang selalu di takuti dan di hormati di seluruh asia. Memakai nama Park Jimin, ia datang ke Korea berniat untuk berlibur untuk...