Jam menunjukkan pukul 4 dan Haechan baru saja sampai dirumah, sesampainya dikamar Haechan langsung mengganti seragam sekolahnya menjadi baju yang lebih santai lalu merebahkan diri diatas kasur.
Tak terasa sudah seminggu ia bersekolah sebagai anak kelas 2 dan seperti yang sudah Haechan duga sebelumnya, hari-hari Haechan sebagai anak SMA sudah benar-benar kacau.
Di sekolah waktu sungguh berjalan sangat lambat, lambat selambat lambatnya. Entah sejak kapan waktu pulang adalah waktu yang Haechan sangat nantikan setiap saat.
Bahkan rasanya Haechan sudah tidak memiliki gairah lagi untuk sekolah ditempat itu... bersama orang-orang itu.
'Capek bangett' gumamnya.
Pergi sekolah lalu menerima perlakuan yang menyakiti fisik dan batinnya, selalu pulang dengan rasa lelah. Dan sekarang adalah waktunya Haechan untuk istirahat.
Entahlah hal itu sudah menjadi rutinitas wajib untuk Haechan, overthinking akan segala hal dan mengeluhkan keluh kesahnya pada Tuhan akan kehidupan yang ia jalani sekarang. Haechan merasa sangat lelah jika memang harus melanjutkan sisa tahun sekolahnya dengan orang-orang seperti Hyunjin.
Tangannya meletakkan botol minyak ke atas meja
"Pegel banget... hahh kenapa aku nurut banget ya? Padahal kan itu kerjaannya Hyunjin karna kabur piket, kenapa harus aku yang nanggung dan bersihin gudang sendirian kaya tadi"
Haechan memandang langit-langit kamarnya, semua terasa sama saja meskipun ia sudah berada dirumah. Entah mengapa hatinya masih terasa sakit, fisiknya terasa lelah. Haechan bingung harus beristirahat dengan cara apa lagi sekarang.
Menghela nafas sambil memandangi lampu tidurnya yang berbentuk beruang dan perlahan pandangannya mulai menggelap─berujung hanya menyisakan suara hembusan nafas teratur dari si manis.
Haechan tertidur...
.
Kedua bulu mata itu terbuka dengan nafas tersenggal dan keringat yang membanjiri hampir seluruh wajahnya.
Haechan terbangun ditengah malam, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Entah mengapa Haechan terbangun dengan perasaan terkejut dan gelisah, hanya untuk tidur saja Haechan seperti ini... Haechan itu lelah jadi kenapa ia juga tidak bisa mendapat ketenangan saat sedang beristirahat?
Apakah ini pertanda buruk? Atau memang sudah rutinitas yang otak Haechan ciptakan?
Haechan mengusap keringatnya yang bercucuran dan berusaha bangkit dari ranjang untuk sekedar melegakan tenggorokannya yang terasa seperti sahara itu.
"Really Haechan? Ini udah jam satuu dan kamu lupa ambil air sebelum tidur, bodo banget sih? sekarang kamu jadi harus turun lagi kan buat minum ck" monolognya.
Akhirnya dengan terpaksa ia harus turun ke dapur untuk mengambil air dan beberapa botol air minum untuk cadangannya. Ia tidak mau turun dijam segini untuk kebesokan harinya, Haechan kan penakut.
Ceklek 🚪
"Eomma, can you stop being selfish? Stop paksain kehendak eomma ke aku, i hate it!!"
Baru saja Haechan menarik gagang pintu kamarnya, langkahnya langsung terhenti setelah mendengar suara bariton Mark yang sedang berbicara di kamar sebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAR || markhyuck
Romancesejak kecil Haechan tumbuh besar bersama keluarga Mark, sampai akhirnya seiring bertambahnya tahun Mark mulai memiliki perasaan spesial yang membingungkan Haechan. Apakah Haechan harus melihat Mark sebagai kakak seperti yang dikehendaki oleh keluarg...