BRUK 📚🗯
Mark membanting buku bukunya, besok Mark ada tes matematika dan sudah sekitar 1 jam ia mencoba untuk belajar namun masih juga tidak kunjung fokus pada pelajarannya itu.
Tidak ada satu pun rumus yang dapat ia hafal, semua angka dan variabel indah yang biasanya ia suka tergantikan dengan raut wajah Haechan tempo hari yang membuat Mark jadi stress dan tidak bisa tenang sampai sekarang.
"Damn it, aku kenapa sihh" Teriak Mark frustasi sambil menjambaki rambutnya sendiri
Mark membuka laci meja belajar dan mengambil sebuah bingkai foto bulat berukuran kecil, disana ia memandangi foto 2 anak kecil yang sedang asik memakan burger bersama dengan senyum merekah mereka.
Mereka tampak sangat bahagia, tak ada kebencian, tak ada kecanggungan dan tak ada kesalah pahaman yang akhirnya menjerumuskan mereka pada situasi serumit ini.
Jujur ia rindu dengan momen bersama dengan anak tan yang sekarang menjabat sebagai saudaranya, walau tidak sah dimata hukum, namun eommanya selalu menekankan dan mengingatkannya akan hal itu.
Saudara.
Sudah hampir seminggu Haechan menjauhi Mark, tidak tahu apa alasannya yang pasti setelah kejadian tempo hari Haechan menjadi orang yang berbeda. Padahal Mark pikir itu adalah waktu yang tepat untuk saling jujur dan menyelesaikan semua yang Mark anggap kesalah pahaman ini.
Namun sepertinya ia salah.
Atau memang sebenarnya hanya dia yang ingin menyelesaikan ini semua, tidak dengan Haechan?
'Kenapa kita jadi gini, hyuck?'
Flashback
"I think there is a misunderstanding here"
Haechan mendongak menatap Mark yang jelas jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan dirinya. Ia tak tahu apa yang dimaksud Mark barusan. Mereka kan sedang membahas permasalahan kue dan perasaan Mark tapi kenapa jadi salah paham?
"Salah paham gimana?"
Mark diam, kemudian ia menarik Haechan untuk masuk ke dalam kamarnya untuk berbicara. Haechan yang ditarik secara tiba tiba pun tidak bisa mengelak dan hanya bisa menurut ketika Mark mengajaknya untuk duduk di kasur.
"Listen carefully"
“Semua udah jelas, dari awal kamu emang gak pernah suka kan sama aku? Aku sadar diri kok”
“Kamu gak bisa ambil kesimpulan dari 1 pihak dong, kamu harus denger dari povku juga!”
Haechan mengangguk
Mark menghela nafas sebentar
"Aku gak pernah benci sama kamu, aku juga gak pernah marah karna kamu ambil kasih sayang eomma dari aku. Lagian tanpa kamu minta aku bisa aja kasih itu semua buat kamu" Ujar Mark
Dan Haechan hanya diam, jujur Mark bingung dengan situasi ini. Bagaimana bisa selama ini Haechan mengira bahwa ia membencinya hanya karena hal sesepele itu? Selama bertahun-tahun Mark tersiksa karena harus menahan diri demi Haechan.
Padahal bagi Mark tidak masalah kok jika memang ia harus membagi itu semua dengan Haechan, terlebih lagi untuk kasih sayang eommanya. Sungguh Mark tidak keberatan sama sekali jika memang harus seperti itu.
“Sumpah?”
Mark mengangguk
"Kalo emang bener kamu gak benci aku dari awal, kenapa selama ini kamu selalu ngejauh dari aku? Kamu juga keliatan gak pernah nyaman di deketku, jadi apa itu yang kamu maksud gak benci?? Jujur aja... kamu cuma kasian kan"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAR || markhyuck
Romancesejak kecil Haechan tumbuh besar bersama keluarga Mark, sampai akhirnya seiring bertambahnya tahun Mark mulai memiliki perasaan spesial yang membingungkan Haechan. Apakah Haechan harus melihat Mark sebagai kakak seperti yang dikehendaki oleh keluarg...