09

1.6K 112 22
                                    

Hari ini Haechan berangkat seperti biasa, ia berangkat dari rumah pukul 6 lebih sedikit. Kali ini tidak ada alasan, ia hanya ingin berangkat lebih pagi saja.

Keadaan sekolah sudah lumayan ramai, tapi kebanyakan murid yang baru datang hanya murid kelas 3, karena mereka harus menghadiri kelas pagi untuk persiapan ujian.

Haechan berjalan menyusuri lorong sepi menuju kelasnya, ia berjalan sambil memandangi jendela disisi kanan dan kiri lorong panjang itu. Ia juga bersenandung kecil, baginya menghirup udara pagi disekolah merupakan yang hal yang terbaik.

TING 📱

BO

|morning

|tumben udh disekolah??

Haechan mengengok kesekitar dan tidak menemukan siapa-siapa selain dirinya disana, jujur ia bingung kenapa BO ini bisa tau apa yang sedang ia lakukan, BO ini stalker atau bagaimana?

morningg|

gapapa, sengaja aja|

|nyari hantu huh??

|pagi" gini banya hantu tauu

km pikir aku takut?|

sorry gak mempan 🙂‍↔️|

|ㅋㅋㅋㅋ iyaa deh

|ndut

|ndut

dih? apaan sih tb" ngatain|

ngajak berantem 🫵🏻🤬|

nyebelin|

Haechan menggerucutkan bibirnya, lalu memasukan ponselnya kembali ke dalam saku jaket yang ia kenakan. Masa bodoh dengan notif dari ponselnya yang sedari tadi terus berbunyi, intinya Haechan kesal dengan orang bernama BO itu.

"Gada angin gada ujan langsung main ngatain... eh tapi emang iya yaa? perasaan aku gak makan banyak-banyak deh"

Sesampainya dikelas Haechan hanya melihat beberapa anak saja, mereka merupakan anak yang tergolong ambis di mata anak-anak kelas lainnya.

Haechan berjalan menuju lokernya untuk mengambil sebuah buku komik yang ia simpan disana. Tapi tenang saja komik itu komik lama, Haechan masih cukup waras untuk tidak menaruh komik vol terbaru dari BO di loker sakralnya itu.

Setelah mengambil komiknya, Haechan lekas melepas jaket yang ia kenakan, menyamankan posisinya lalu mulai membaca komik itu dengan serius, sambil mendengarkan musik lewat earphonenya.

Saat sedang asik membaca, tiba-tiba saja ada salah satu anak yang cukup pendiam dikelas itu menghampiri Haechan, ia menoel pundak dan menyodorkan sekantong plastik putih kepada Haechan.

"Yaa?" Tanyanya sambil melepas earphonenya

"Buat kamu"

Haechan menatap anak perempuan dan plastik itu dengan tatapan bingung, karena setahunya ia tidak pernah memiliki plastik putih seperti yang dipegang oleh temannya itu. Ia juga tidak membeli atau menitipkan apapun.

"Kamu salah orang ya? itu bukan punyakuu"

"Tauu tapi tadi dia nyuruh aku ngasih ini ke kamu" Ujarnya pelan

BEAR || markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang