Pria tan itu sibuk mencuci tangannya di wastafel, pagi ini dia datang bersama Mark, namun lagi-lagi sesampainya digerbang Mark harus ditarik oleh si guru olahraga, Kai.
Haechan berjalan menuju kelas seorang diri, keadaan sekolah masih terbilang cukup sepi. Tadi sebelum sampai dikelas, ia sempat melihat beberapa gang Hyunjin yang keluar secara bersamaan. Tak tahu juga ada urusan apa mereka disana, tapi Haechan pribadi sudah tak asing lagi dengan keberadaan mereka disana.
"Ck mereka lagi"
Beberapa lama menunggu, setelah merek mulai berjalan menjauh, Haechan mulai bergerak masuk. Setelah masuk, ia hanya melihat beberapa anak disana. Dan satu hal yang membuat Haechan tak terkejut lagi saat melihatnya
"... dia beneran gak bakal biarin aku tenang gitu aja" Gumamnya
Terhitung waktu sudah mulai berjalan satu minggu lamanya, cepat memang sangat cepat. Hari berlalu begitu saja tanpa ada yang menyadari, tak ada yang berubah selama seminggu ini, Haechan tetap bekerja dan Hyunjin tak ada habisnya untuk menganggunya.
Hyunjin benar-benar melakukan apa saja untuk menganggu Haechan. Bisa tas atau buku Haechan yang tiba-tiba hilang, pakaian olah raganya yang sobek, sepatunya yang tersangkut diatas proyektor atau bahkan jaketnya yang sering terkena tumpahan susu, selai dan makanan lengket lainnya.
Meski kadang Mark dan para sahabatnya yang lain pernah mencoba untuk melabrak namun Haechan berusaha untuk selalu menghalaunya.
Kenapa? Aasannya cukup simple, Haechan hanya tidak ingin para sahabatnya itu sampai harus tersenggol masalah dengan Hyunjin, mengingat sikap Hyunjin yang sangat begajulan itu. Ia tidak ingin mereka juga jadi target bullyan.
Haechan menghela nafasnya, hampir setiap hari Haechan harus memegang lap dan kain pel akibat ulah Hyunjin yang tak pernah berhenti menganggu ketenangan teritorinya.
Haechan memandang mejanya dengan wajah datar, sekarang sudah biasa untuknya mendapatkan semua kotoran itu.
Merasa jika kelas mulai dipenuhi oleh bau-bau menyengat, Haechan segera membersihkan tumpahan-tumpahan sampah yang berserakan diatas mejanya. Tak lupa ia juga membuang sebuah sticky notes yang tertempel dimejanya.
Note 🏷
Jangan lupa uangku, jelek!!
Haechan mengambil tong sampah kelas, lalu memasukkan semua bungkusan-bungkusan bekas dan kertas merah tadi kedalamnya tanpa rasa jijik.
Setelah memastikan mejanya bersih, ia beranjak ke kamar mandi untuk mencuci tangannya dan mengambil beberapa pewangi meja di ruang kebersihan.
'Capek juga kalo tiap hari harus begini' batinnya mengeluh.
oOo
Setelah memasuki kelas, hidung bangir pria itu langsung menangkap bau-bau tak sedap yang melingkupi ruang kelasnya.
Hidungnya tak ada henti-hentinya mengendus seluruh penjuru kelas berusaha mencari sumber dari kebusukan yang ia dan teman-temannya cium sedari tadi.
"SIALAN, ADA YANG BERAK DI CELANA KAH? MAU BANGET WOII!!! NGAKU GAK?!!!!"
“HUEKK”
Semua murid berbondong-bondong keluar, murid yang baru datang saja sampai langsung keluar karena bau kelas yang sangat tidak sedap itu. Bahkan bau itu sudah menyebar sampai ke lorong-lorong kelas.
Pria itu menutupi hidungnya dengan jaket yang ia punya, berharap jika bau itu akan tercover dengan wangi parfum dari jaketnya. Tak selang lama ia menunjuk pria lain yang sedang sibuk membuka jendela demi mendapatkan udara yang setidaknya lebih layak dihirup dari pada aroma kelas ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAR || markhyuck
Romancesejak kecil Haechan tumbuh besar bersama keluarga Mark, sampai akhirnya seiring bertambahnya tahun Mark mulai memiliki perasaan spesial yang membingungkan Haechan. Apakah Haechan harus melihat Mark sebagai kakak seperti yang dikehendaki oleh keluarg...