Jam menunjukkan pukul 7 pagi, namun sekolah hari ini terbilang sudah cukup ramai. Kejadian langkan dan tidak biasanya terjadi, karena biasanya jika sudah mendekati musim ujian pasti semua murid akan berbondong-bondong datang di pagi buta hanya untuk belajar.
Tak jauh berbeda dengan murid lain, Haechan dan Mark memutuskan untuk berangkat lebih pagi juga. Hari ini adalah kelas tambahan terakhir mereka karena 2 hari kedepan ujian akan dimulai
kenapa cepat sekali? salahkan waktu.
#author males nulis lol
Sejak keluar rumah, perjalanan bus, sampai digerbang sekolah, kedua pria itu masih fokus pada buku dan catatan masing-masing. Tak peduli pada orang-orang yang memandang aneh atau mereka yang akan jatuh karena belajar sambil berjalan.
Sesampainya mereka dikelas, keadaan kelas tak jauh beda dengan kondisi lorong tadi. Dilorong ada banyak sekali siswa-siswi yang duduk bergerombol dengan teman mereka dan keadaan kelas bisa dibilang cukup berantakan meski tenang.
Haechan berjalan ke tempat duduknya dan bingung saat melihat kursinya sudah hilang dari asalnya.
"HAECHAN!" panggil Jaemin
Haechan menghampiri Jaemin yang sedang duduk bersama beberapa murid lain, yang ternyata Mark juga sudah duduk disana.
"Nyari apaan sih?"
"Kursiku ilang (😃?)"
"Ini kursimu (🐰👉🏻🪑)" tunjuk Jaemin ke kursi disebelahnya. Melihat itu Haechan hendak mengambilnya namun Jaemin menahannya.
"Ihh kenapa diambil? Aku tu sengaja ngambil kursimu biar bisa belajar bareng disini kok, udah duduk!" Titahnya.
"Tapi bentar lagi bel jaem"
"Masih 20 menit chan?! Duduk!"
Haechan pasrah, ia meletakkan tasnya dimeja lalu kembali keperkumpulan tadi untuk belajar bersama mereka. Tak lama membaca tiba-tiba ia sadar akan sesuatu, sesuatu hilang.
Huang Renjun!!
Sejak datang ia belum melihat sahabat Chinanya itu, padahal Haechan sangat ingin menceritakan sesuatu kepadanya.
“Btw Renjun mana yaa?”
“Ohh, Renjun─
BRAK 🗯
"HUAAAAAA!!"
“Speak of the devil” ujar Mark.
Haechan dan teman-temannya terjungkit kaget ketika mendengar bantingan meja didekat mereka, dan ternyata itu Renjun.
Panjang umur, baru dibicarakan orang itu sudah datang. Renjun terlambat, ia datang dengan baju dan rambut yang berantakan.
Renjun menyeret meja dan kursi untuk digabungkannya dengan meja Haechan. Keadaan kelas berantakan dengan buku yang bertebaran dilantai dan semua meja yang digabungkan menjadi satu.
Masing-masing anak membuat kelompok mereka sendiri untuk belajar sama seperti yang dilakukan Jaemin tadi.
Kertas, buku paket dan pensil dimana-mana, pemilik kelas pun juga tak ambil pusing untuk membersihkan karena ini masih sangat pagi untuk guru pengajar pertama masuk.
"Tumben telat? Biasanya juga bareng Jaemin kan kamu berangkatnya??"
"Kesiangan akuu terus appaku udah berangkar kerja duluan. Mana hampir ketinggalan bus lagi, gila tu supirnya"
"Udah salah malah ganti nyalahin supirnya, lagian salah sendiri ngusir aku tadi pagi, rugi kan"
Renjun memberi tatapan nyalang pada Jaemin, tapi ia lebih memilih untuk diam karena apa yang sebenarnya dikatakan Jaemin memanglah benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAR || markhyuck
Romansasejak kecil Haechan tumbuh besar bersama keluarga Mark, sampai akhirnya seiring bertambahnya tahun Mark mulai memiliki perasaan spesial yang membingungkan Haechan. Apakah Haechan harus melihat Mark sebagai kakak seperti yang dikehendaki oleh keluarg...