2-Juna Berguna!

48.3K 6.6K 589
                                    

VOTE dulu yaaa😚

ENJOY READING!👐🏻

ENJOY READING!👐🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"HA!"

BRUK

Baru saja hendak melayangkan pukulan, Arjuna sudah lebih dulu terpental ke belakang. Menghantam kerasnya matras arena yang begitu tipis. Ia terbatuk kecil kala napasnya terasa tercekat. Tanpa berlama-lama lagi, Arjuna bangkit dan segera memasang kuda-kuda untuk kemudian memutar dan memberikan tendangan telak kepada lawannya.

Namun, baru saja kakinya melayang di udara, tiba-tiba semuanya gelap. Dan yang terdengar hanyalah ....

"Kakak bangun! Cepetan!"

Arjuna yang tengah asik menyelami alam mimpi, terusik dengan suara cempreng milik adik kecilnya. Ia mengerjap beberapa kali saat merasakan silau yang menyolok matanya. Pemuda itu melenguh untuk kemudian menguap sembari meregangkan ototnya yang terasa kaku.

Arjuna melirik pada jam dinding dan mendapati bahwa dirinya baru saja tertidur sekitar dua puluh menit setelah pulang latihan karate. Tubuhnya bahkan terasa lengket sekarang, karena ia langsung tidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Kakak ishh! Cepetan, Via mau jajan, anteriiiin!" pekik anak kecil itu seraya menguncang-guncangkan tubuh Juna.

Lantas pemuda itu bangkit dan segera menarik peri kecilnya ke dalam pelukan. Sontak yang dipeluk menggeliat untuk melepaskan diri.

"Aaaa ... lepasin Kak! Kakak bau!" pekiknya dengan nada lucu khas anak-anak.

Juna yang merasa gemas, malah semakin gencar memeluk Via. Ia bahkan menduselkan hidungnya ke rambut anak itu. Sontak Via semakin berteriak sampai akhirnya muncul seseorang dari balik pintu kamar Juna.

"Jun!" ucapnya datar namun menusuk, dengan wajah yang juga datar.

Juna segera melepas pelukannya dengan menampilkan cengiran tanpa dosa. Via, si anak kecil itu berlari menjauh dari Juna untuk menghampiri Ali yang menyelamatkannya dari rengkuhan seorang Arjuna.

Via merapat pada Ali dan bersembunyi di balik tubuh lelaki itu. "Kak Juna bau! Tapi terus meluk Via mulu!" adunya pada Ali.

"Abisnya Via lucu banget! Kakak jadi gemes," kilah Juna dengan senyum yang menerbitkan sabit di matanya.

Anak kecil itu memasang wajah cemberut yang membuat Juna semakin gemas saja. "Tuh, kan! Sini Via, katanya mau jajan, ayo!" ajak Juna pada adik kecilnya itu.

"Gak mau! Via sama Kak Ali aja, Kak Junanya bau!" Lagi-lagi anak itu mengejek Juna. Namun yang diejek tidak marah. Ia sadar diri, memang dirinya belum mandi dan banjir keringat.

"Via mau jajan apa? Sama Kak Juna aja, ya? Kakak lagi ada tugas, jadi gak bisa nganterin Via," ujar Ali dengan nada lembut.

"Yaah ...," sahut Via kecewa.

Untuk Arjuna[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang