Pertama-tama, Alhamdulillah, rasa syukur yang sebesar-besarnya aku panjatkan kepada Allah SWT. karena tanpa kehendaknya, aku gak akan bisa menyelesaikan kisah ini. Tak lupa aku berterima kasih kepada keluarga, teman dan kalian semua para pembaca kisah Arjuna, yang selalu mendukung dan memberi semangat agar aku bisa terus melanjutkan kisah ini sampai selesai.
Siapa dia? Kamu. Iya, kamu. Makasih banyak, ya^^
Oke, jadi seperti inilah akhir kisah yang sudah aku rencanakan sejak awal. Maaf jika tak sesuai dengan ekspektasi.
Maaf juga udah bikin kalian nangis. Karena pas nulis, aku pun nangis, apalagi sambil dengerin lagu sedih, haduh. Sampe dijulidin sama Kakak aku gara-gara nangis sambil ngetik wkwk. Katanya, idih apaan sih? lebay!
Hellow! Dia gak baca aja ni cerita, ntar aku kawal. Kalo sampe nangis, aku videoin! Haha gak. Canda.
Dari kisah ini, kalian aku ajak untuk bisa merasakan naik turunnya emosi dan bagaimana sakitnya ketika ego manusia memenangkan nurani. Untuk itu, semoga kita bisa lebih menghargai orang lain. Karena setiap manusia memiliki keunikan masing-masing.
Gak ada yang sempurna. Jangan bandingkan suatu hal hanya dari satu sudut pandang. Karena kita gak tahu, apa yang ada di hati orang. Mungkin omongan terkesan biasa bagi kita, tapi bagi orang lain bisa aja itu mempengaruhi segalanya. Mentalnya, perasaannya, fisiknya, bisa terluka.
Apalagi kalau itu berasal dari keluarga. Yang bisa dibilang toxic family. Keluarga yang seharusnya jadi pendukung utama, malah justru yang pertama menjatuhkan. Efeknya sangat besar bagi orang itu.
Buat kalian yang sedang merasakan hal yang serupa, dalam artian memiliki 'maaf' toxic family, semangat ya, jangan lupa untuk terus bersyukur karena setidaknya, masih memiliki keluarga. Ini pasti sangat berat buat dijalani, tapi jangan sampai kalian berhenti berjuang untuk meraih mimpi-mimpi kalian.
Coba untuk kendurkan gasnya, majulah sedikit lebih pelan. Tapi jangan sampai berhenti. Doanya juga jangan sampai putus, ya. SEMANGAT!
Di kisah ini, gak ada yang jahat. Aku sengaja, dengan harapan bisa lebih relate dengan kehidupan nyata. Semua tokohnya mempunyai karakter masing-masing. Baik dan buruknya sudah kalian ketahui, bukan?
Dan sebagai manusia memang sesekali pasti akan melakukan kesalahan. Tapi dibalik sikap mereka, selalu ada cinta yang terselip. Ada kasih yang mungkin sukar untuk disuarakan, hingga menimbulkan kesalahpahaman dan menjadi awal dari luka yang kian menganga.
Sesungguhnya, mereka saling menyayangi. Walau awalnya sempat abai, tapi karena suatu kejadian, bisa membuat mereka berubah. Karena hikmah bisa diambil jika kita mampu berpikir lebih jauh mengenai konteks timbal balik di dalam kehidupan.
Dan aku bersyukur, mereka adalah orang yang berpikir.
Aku selalu menanamkan dalam diri, bahwa semua tokoh di ceritaku adalah sebagian dari diriku sendiri. Aku sayang mereka, aku peduli pada mereka. Bahkan, aku sempat berpikir kalau mereka adalah temanku sendiri, mereka hidup di dalam hati aku. Haha, aneh bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Arjuna[✓]
Teen Fiction[Family & Brothership] "Emangnya, karate itu gak bisa dibanggain, ya?" Keluarga harmonis, rasa neraka. Emang ada? Itulah yang dirasakan oleh Arjuna Omar Biantara. Seorang atlet seni bela diri yang sayangnya memiliki otak dengan kapasitas rendah. Sel...