34-Maafin Papa, ya?

21.9K 3.4K 303
                                    

Hallooo manteman... Selamat malam, Arjuna kembaliiii.. ada yg kangen?✌🏻😚

VOTE dulu yaaa, jangan lupaaa😆👍🏻

Hati-hati ntar nangis!😌

SELAMAT MEMBACA!🤪

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Kebahagiaan itu ada untuk dirasakan. Tapi apa daya jika aku mati rasa?"

~Untuk Arjuna~

.

Suara konstan dari monitor menyeruak mengisi setiap sudut udara dalam ruangan steril itu. Terbaring seseorang yang sangat Arjuna sayangi di atas sebuah ranjang di sisi monitor. Juna sudah tak tahan untuk terus bersabar menunggu kepulihannya. Ia memaksa semua orang yang menentang keinginannya. Dan di sinilah ia sekarang. Di dalam ruang ICU, tempat sang Papa bergelut dengan alam bawah sadarnya.

Juna menggenggam tangan dingin itu. Juna kecup untuk menyalami Papanya. Tak ada kursi di ruangan itu. Maka mau tak mau, Juna harus menahan lemasnya raga demi berlama-lama dengan sang panutan.

"Assalamu'alaikum, Papa," salamnya melirih dengan seulas senyum yang mati-matian Juna ukirkan. Hatinya menyesak saat melihat keadaan Papanya.

Mulutnya dijejal selang yang Juna tak tahu apa namanya. Ia meringis, pasti rasanya sakit sekali. Perban dimana-mana. Wajah lebam yang bengkak itu, benturannya pasti sangat menyakitkan. Juna tak bisa membayangkannya. Ia terlalu takut. Di kepalanya juga terdapat perban yang membentang di keningnya, menutupi sebagian mata kirinya. Bahkan kata dokter, organ dalamnya banyak yang mengalami kerusakan. Ada yang ringan, ada juga yang parah. Dan salah satunya adalah hatinya. Organ yang akan Tyo berikan pada sang anak. Kini sudah rusak.

Tapi Juna tak peduli soal donor itu. Yang ia inginkan hanyalah keselamatan sang Papa.

Dilihat dari bagaimana ringseknya mobil Tyo, bisa dipastikan hantamannya bukan main-main. Katanya, mobil itu menabrak pembatas jalan dan terbalik ketika menghindari seseorang yang menyebrang sembarangan di tengah hujan. Alhasil, kini pria itu harus mendekam dengan penuh luka di sekujur tubuhnya. Entah harus disyukuri atau tidak, tapi Tyo sendiri yang mengemudi, ia tak memakai supir saat itu. Mungkin akan lain cerita jika harus dua orang yang mengalami kejadian mengerikan itu.

Untuk Arjuna[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang