Saat memasuki rumah, Kanaya langsung mendapat tamparan keras dari Yuli.
"Bagus yah! Jadi anak perempuan pulang jam segini. Mau jadi, apa kamu hah? Mau jadi perempuan gak bener, iya?! Kamu contohi Kesya, dia pulang malam karena belajar. Kamu? Berkeliaran gak jelas," marah Yuli pada Kanaya.
"Mah! Giamana Kanaya betah di rumah kalau kalian aja selalu banding-bandingin Kanaya sama Kesya. Kalian perlakuin Kanaya seolah Kanaya bukan anak kalian!"
PLAK!
"BERANI KAMU SAMA SAYA?!"
"Mah, Kanaya capek. Hati Kanaya sakit saat mama banding-bandingin Kanaya sama Kesya, saat mama maki Kanaya, saat mama ngeluarin kata yang gak seharusnya Kanaya denger. Dada Kanaya sesak, mama tau?"
"DIAM KAMU!"
Kanaya menatap Yuli dengan mata memerah. Setelah itu Kanaya berjalan menuju kamarnya. Bayang-bayang Yuli memaki dan mengerluarkan kata yang tidak pantas selalu terlintas di pikirannya. Selalu menghantuinya tiap malam.
*****
"Ren, lo kenapa?" tanya Denis pada Rendi yang sedari tadi diam setelah Kanaya pergi. Tadi mereka berempat berkumpul di sebuah kafe. Saat jam menunjukan pukul 8 malam, Kanaya memutuskan untuk pulang. Kini tinggalah Rendi, Denis dan Sarah.
"Menurut lo gue ganteng gak?" tanya Rendi.
"Lo ganteng kok," jawab Sarah cepat.
"Dih? Ngapain lo nanya gitu?"
"Kenapa yah Kanaya gak nerima gue," ucapan Rendi membuat Sarah dan Denis terdiam.
"Maksud lo?"
"Gue nembak Kanaya, tapi dia gak nerima gue. Katanya dia gak percaya cinta," jelas Rendi.
Sarah berusaha tersenyum lalu menatap Rendi. "Jangan nyerah dong. Gue yakin kok Kanaya mau, entar gue bantu."
"Serius?"
"Iya. Besok gue pastiin Kanaya akan nerima lo," ucap Sarah yakin.
"Wah makasih yah, Sar."
"Iya sama-sama."
Tiba-tiba notif dari ponsel Rendi berbunyi membuat cowok itu mengalihkan pandangannya.
"Eh gue pulang dulu yah," pamit Rendi yang diangguki kedua remaja itu.
Setelah Rendi pergi, Denis mengalihkan pandangannya pada Sarah.
"Gak usah senyum kalau lo sakit."
"Maksud lo?"
"Gue tau lo suka sama Rendi," ucap Denis membuat Sarah terdiam sebentar.
"Ja-jangan ngasal lo."
"Gak usah nyangkal. Lo harus relain Rendi buat Kanaya. Gue pengen liat Kanaya bahagia."
"Iya-iya gue ngaku. Puas lo? Tapi kalau Kanaya bahagia sama Rendi ya gue ikhlas," ucap Sarah sambil tersenyum membuat Denis mengelus kepala cewek itu lembut.
*****
"KANAYA!!"
Kanaya yang baru saja memasuki kelas langsung dikejutkan dengan teriakan dari Sarah. Untung saja di kelas hanya ada mereka berempat.
"Astagfirullah, gue kaget, Sar."
"Hehehe maaf."
Sarah menoleh ke arah Rendi dan memberi kode pada cowok itu.
Perlahan Rendi bangkit dan berdiri tepat di samping meja Kanaya.
"Nay, gue serius cinta sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya Story
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) "Semua orang punya keluarga, tapi tidak semua merasakan kasih sayangnya."---Kanaya Putri _____