Part 18

1.1K 101 3
                                    

Kanaya termenung di kamarnya menatap kosong ke depan. Sesekali membuang napas lelah.

Kini matanya beralih menatap botol obat yang ada di atas nakas.

"Obat gue tinggal dikit. Sementara gue butuh obat itu buat bertahan hidup. Uang gue juga habis. Gue harus gimana?" Kanaya mengacak rambutnya frustasi. Dia sangat membutuhkan obat itu untuk bertahan hidup. Kenapa? Karena penyakitnya semakin lama semakin parah.

"KANAYA!!!" Mendengar teriakan mamahnya dari lantai bawah. Dengan cepat Kanaya turun dari ranjang dan berlari.

"Iya mah?"

"Masak cepet, temen bisnis papa dari luar negeri mau dateng," ucap Yuli yang baru saja datang bersama Irfan.

"Iya mah."

"KESYA!" Kini Yuli meneriaki nama Kesya.

Tak lama Kesya turun dari tangga dengan wajah memelas. "Apaan sih mah?"

"Nih mama beliin kamu baju. Bentar lagi temen bisnis papah mau dateng," ucap Yuli sambil menyerahkan paper bag kepada Kesya yang langsung diterima senang hati olehnya.

"Makasih mah."

"Sama-sama sayang."

"Papa mau ke kamar dulu," ujar Irfan lalu berjalan meninggalkan kedua wanita beda usia itu.

"Yaudah mah, Kesya juga mau ke kamar. Mau siap-siap."

"Yaudah sana gih." Kesya mengangguk lalu berlari menuju kamarnya dengan gembira.

"Ngapain kamu? Sana masak!"

"Eh? Iya mah," jawab Kanaya terkejut karena tertangkap basah telah menatap interaksi antata Yuli dan Kesya.

*****

"Den, lo rasa ada yang aneh gak sih sama Rendi dan Kanaya?" tanya Sarah pada Denis yang sedang mamainkan game di ponsel.

"Hmmm."

"Gue jadi penasaran."

"Hmmm."

"Den, lo denger gue gak sih?!"

"Hmmm."

Karena kesal, Sarah langsung merampas ponsel Denis dan menyembunyikannya di punggungnya.

"Eh Sar, siniin hp gue. Entar gue kalah," heboh Denis.

"Bodoamat. Siapa suruh lo gak dengerin gue."

"Iya gue dengerin. Sekarang siniin hp gue yah," bujuk Denis menunjukkan wajah memelas.

"Gak mau."

"Sar, tuh gamenya gak ada pousenya jadi siniin yah, gue selesain dulu."

"Gak. Mau."

Denis mengbuang napas kasar dengan menatap datar wajah Sarah.

"Ya udah ngomong," pasrah Denis.

"Nah gitu dong!"

"Nih giti ding."

"Lo rasa ada yang aneh gak sih diantara Kanaya dan Rendi?" tanya Sarah serius.

"Gue rasa juga gitu. Soalnya gue perhatiin Kanaya kaya ngehindar dari Rendi," balas Denis yang tertarik dengan pembicaraan Sarah.

"Kira-kira apa yah?"

"Mana gue tau. Mending besok tanya aja langsung sama Kanaya," saran Denis yang langsung di setujui Sarah.

*****

Dering ponsel Kesya berbunyi membuat cewek itu membuka mata perhalan.

"Hmm ada apa?" tanyanya setelah mengangkat telepon.

Kanaya StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang