Kanaya memasuki rumahnya dan mendapati Irfan, Yuli, dan Kesya sedang duduk di ruang keluarga.
"Mah, pah. Ka-kanaya mau ngomong sesuatu," ucap Kanaya membuat tiga orang itu menatapnya.
"Tentang apa?" tanya Irfan datar.
"Tentang Kanaya. Ka-kanaya mempunyai peny---"
"Kita gak mau tau apapun tentang kamu," potong Yuli membuat hati Kanaya seperti disayat.
"Tap---"
"Kamu tuli?!" Yuli berdiri dari duduknya dengan mata menatap tajam Kanaya.
"Naik ke kamar! Jangan ganggu waktu berkumpul kami!" bentak Yuli mendorong Kanaya kasar.
Kanaya menatap mereka dengan mata berkaca-kaca lalu berlari menuju kamarnya.
Kanaya duduk di atas kasur sambil memeluk lututnya. Isakan kecil lolos sari bibinya saat mengingat ucapan dokter.
Dari sini, Kanaya bisa mendengar suara tawa Irfan, Yuli dan Kesya yang berasa di ruang keluarga.
"Kenapa harus gue? Kenapa? Hiks..." isak Kanaya menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut.
Lama menangis membuat Kanaya lelah dan tertidur di posisi itu.
****
Kanaya berlari di koridor yang sepi karena jam sudah menunjukan pukul tujuh. Semua guru pasti sudah mengajar.
"Assalamualaikum. Maaf bu telat," ucap Kanaya membuat teman-teman sekelasnya menatapnya termaksur guru yang sedang mengajar.
"Waalikumsalam. Kenapa telat?"
"Maaf bu, jalanan macet."
"Jalanan emang selalu macet Kanaya. Mereka aja sampai tepat waktu, kenapa kamu bisa telat?"
"Maaf bu," ucap Kanaya menunduk.
"Ya sudah, silahkan duduk."
Kanaya langsung berjalan menuju bangkunya dan langsung duduk tanpa menghiraukan tatapan bingung dari Denis dan Sarah.
****
Rendi berjalan dengan membawa tumpukan buku di tangannya. Tujuannya saat ini perpustakaan untuk mengembalikan buku-buku yang sedang di pegang.
Dari jauh, Kesya, Dila dan Nita sedang memperhatikan cowok itu.
"Itu Rendi kan?" tanya Nita dengan mata berbinar.
"Iya kenapa? Suka lo?" tanya Kesya menatap Nita dengan tatapan curiga.
"Iya gue suka dia."
"Tunggu apa lagi?"
Nita menatap Kesya bingung. Kesya yang ditatap begitupun memutar bola mata malas.
"Tunggu apa lagi? Sana samperin," ucap Kesya membuat mata Nita semakin berbinar.
"Yaudah gue samperin dulu." Dalam sekejap, Nita sudah berlari menghampiri Rendi.
"Rendi!" panggil Nita membuat Rendi menoleh.
"Lo mau bawa kemana tuh buku-buku?"
"Perpustakaan."
"Sini gue bantu."
"Gak usah makasih," tolak Rendi halus.
"Udah gak papa sini." Nita langsung mengambil setengah tumpukan buku itu dari tangan Rendi.
Rendi menghela napas pelan lalu berjalan duluan. Sementara Nita menatap Kesya dan Dila sambil tersenyum lalu mengejar Rendi.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya Story
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) "Semua orang punya keluarga, tapi tidak semua merasakan kasih sayangnya."---Kanaya Putri _____