Part 27

2.4K 143 19
                                    

"Ibu, kak Naya gak papakan?" tanya Nadin entah yang keberapa kalinya.

"Kita berdoa aja semoga kak Naya gak papa. Kamu tidur aja gih," ucap ibu Nadin sambil membaringkan Nadin di kursi yang terdapat di depan ruang operasi Kanaya.

Setelah mendapat telepon dari Kanaya, wanita paruh baya itu langsung bergegas ke rumah sakit bersama Nadin. Wanita paruh baya itu terpaksa membawa Nadin, karena tidak mungkin dia meninggalkan Nadin sendiri.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka menampakan dokter Nia dengan mata memerah. Bahkan tubuhnya bergetar hebat.

"Dok gimana?!" tanya ibu Nadin yang mendapat gelengan dari dokter Nia.

"Dia lelah. Dia udah istirahat."

"Ma-maksudnya?"

"Dia benar-benar lelah sampai tidak berniat bangun. Pasien yang bernama Kanaya Putri meninggal pada jam 23:47 WIB. Pasien menderita penyakit jantung stadium akhir dan pendarahan bagian otak."

Ibu Nadin menutup mulutnya tak percaya. Dadanya bagai dihantam ribuan batu. Dadanya tiba-tiba sesak.

Ibu Nadin terduduk di lantai dan menangis dalam diam membayangkan senyum tulus Kanaya.

*****

"KESYA GAK MAU BUTA!!!"

"Kesya tenang sayang. Dokter lagi cariin pendonor buat kamu," ucap Irfan menenangkan putrinya yang menggila karena tau keadaanya.

"KESYA GAK MAU BUTA, MAH, PAH! KESYA TAKUT!" tangis  Kesya pecah. Yuli yang melihat itu segera memeluk Kesya erat.

"Tenang sayang. Kamu gak sendiri, ada Papa dan Mama yang akan nemenin kamu. Abang kamu juga udah di perjalanan. Beberapa jam lagi dia akan tiba," ucap Irfan yang ikut memeluk Kesya.

Tiba-tiba dokter memasuki ruangan dengan tergesa-gesa.

"Kita mendapatkan pendonor. Saya akan pindahin Kesya ke ruang operasi," ucap dokter itu.

"Alhamdulillah. Sayang kamu dapat pendonor," ucap Yuli senang sambil mencium pipi Kesya berkali-kali.

"Kan papa bilang, kalau kita akan segera mendapat pendonor," ucap Irfan.

"Berarti saya bisa melihat lagi dok?"

"Iya."

"Yes. Mah, pah, Kesya bisa liat lagi," girang Kesya sambil memeluk kedua orang tuanya.

*****

"Pah, gimana nih?" tanya Yuli yang sedari tadi mundar mandir di depan ruangan dimana Kesya akan mendapatkan mata baru. Sudah 5 jam operasi berlangsung, namun belum ada tanda-tanda dokter keluar.

"Tenang mah. Papa yakin pasti berhasil," ucap Irfan yakin.

Setelah beberapa lama, kini ruangan terbuka.

"Gimana dok?" tanya Yuli tak sabar.

"Alhamdulillah berhasil. Kami akan segera memindahkan pasien ke ruang rawat," ucap dokter itu dan langsung mendorong brankar Kesya yang matanya ditutup.

Setelah sampai di ruangan, Kesya di dudukan di atas brankar lalu dokter keluar.

Tak sampai 2 menit, seseorang memasuki ruangan Kesya dengan tergesa-gesa.

"Assalamualaikum."

"Astaga Kaisar!" peikik Yuli dan langsung memeluk Kaisar dengan erat.

"Ya ampun, mama rindu banget sama kamu," ucap Yuli sambil melepas pelukannya.

"Kaisar juga rindu, mama."

"Bang Kaisar?"

Kaisar langsung duduk di sebalah Kesya memeluk cewek itu erat.

Kanaya StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang