Baru saja Vara menutup teleponnya dengan Athala, deringan panggilan kembali terdengar dari ponselnya. Jika saja itu adalah Athala yang menelponnya lagi, Vara bersumpah dia tidak akan pernah menjawab telepon itu. Vara menghela nafas lega saat tahu yang menelponnya adalah sepupunya, Kyle.
Telepon tersambung, Baru saja Vara akan menanyakan "kenapa?" Kyle langsung berkata
"Ra, buruan ke rumah sakit! Bang Joshua sadar."
Vara membelakkan matanya "Demi apa? GUE OTW."
Panggilan terputus. Vara langsung menghampiri Jea yang sedang menyeruput kopi nya sambil menunggu dirinya.
Jujur saja, Vara merasa sangat tidak enak meninggalkan Jea sendiri karena akan pergi ke rumah sakit menemui Joshua yang katanya sudah sadarkan diri.
"Jea" Panggil Vara
Jea menatap Vara, "Kenapa kak?"
Vara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu lalu menatap dalam Jea dengan pandangan tidak enak. "Jea, kakak pamit pulang duluan ya? Sepupu kakak yang udah koma 7 bulan akhirnya sadar, jadi kak Vara harus kerumah sakit. Sebentar lagi kak Atha jemput Jea kok, maaf ya."
Jea tersenyum tipis lalu mengangguk "Iya kak, Makasih ya buat hari ini."
"Thanks, Jea. Kakak pamit yaa" Ucap Vara lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Jea sendiri di cafe itu.
Setelah 10 menit kepergian Vara, Jea masih menunggu Athala datang menjemputnya di cafe itu. Awalnya Jea kira Vara tidak benar benar memberitahu Athala tapi tunggu. Jea sepertinya kenal orang yang baru saja masuk ke cafe ini.
Benar, Athala datang untuk menjemputnya. Jea melihat sang kakak berjalan kearahnya. Sebenarnya Jea sangat takut. Takut Athala akan memarahi nya karena tidak mengabarinya kalau dia sedang bersama Vara.
Tapi salah, Athala justru memeluk Jea sekilas lalu Athala memperhatikan setiap inci wajah Jea. Benar, terdapat bekas tamparan di pipinya. "Kamu kenapa ga bilang kakak kalau dibully?" Tanya Athala lembut
Jea menatap kearah bawah. Dia tidak berani menatap sang kakak. "Maaf kak" hanya kata maaf yang bisa Jea katakan saat ini.
Athala tersenyum, "Yang penting kamu udah gapapa sekarang" Athala melihat lihat sekitar cafe seperti mencari sesuatu. "Vara ninggalin kamu sendiri disini?" Tanya Athala
Jea mengangguk "Iya, tadi kak Vara bilang dia harus ke rumah sakit karena sepupunya yang udah koma 7 bulan sadar." Jea menjelaskan kepada Athala mengapa Vara meninggalkannya sendiri
"Bang Joshua sadar?" Batin Athala. "Yaudah, mendingan kita langsung pulang ya? Bunda khawatir sama kamu ." Ajak Athala yang dibalas anggukan oleh Jea.
Dan tanpa mereka sadari, sejak Vara dan Jea berada dicafe itu, ada orang yang melihat kejadian itu dan sengaja memfoto dan merekamnya. "Liat aja Jea, Vara, dan Athala. Permainan akan dimulai besok pagi. Hubungan Crudelta dan Redloss sebentar lagi akan renggang" Ucap orang itu sambil tersenyum miring
***
Sekarang Jea dan Athala sudah berada di depan rumah mereka, dan terlihat kedua orang tua mereka diteras rumah. Sepertinya Bunda memberitahu Ayah, Jea masih belum pulang tadi.
Jea memegang tangan Athala yang berada di setir mobil "Kak, Jea takut Bunda marah" Ucapnya sambil menatap mata Athala dalam.
Athala membalas pegangan tangan Jea dan tersenyum "Bunda gabakalan marah" Jawab Athala menenangkan Jea.
Mereka berdua langsung membuka pintu mobil dan terlihat Bunda langsung berlari kearah Jea dan langsung memeluknya erat. "Kamu kenapa pergi ga bilang bilang? Bunda sama Kakak kamu dari tadi cemas mikirin kamu dimana" Ucap Bunda masih memeluk Jea erat
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIVARA
Romance"Tala harus janji gabakalan ninggalin Vanny!" Cerita yang mengkisahkan Neivara, anak berumur 7 tahun yang harus terpisah dengan sahabat kecilnya yang dulu selalu dia panggil dengan sebutan "Tala" Bagaimana mereka bisa terpisah? Akankah takdir menem...