16. Rumah sakit

1.4K 89 7
                                    

Bel masuk sudah berbunyi sejak 18 menit yang lalu, Vara bukannya masuk ke kelas tapi berencana membolos ke salah satu cafe yang baru saja dibuka didekat sekolahnya.

Tentu saja Vara membolos! Semua temannya bahkan tidak ada yang masuk sekolah. Sepupu sepupunya pun berada di kelas yang berbeda.

Vara mendorong pintu masuk cafe tersebut lalu meneliti seisi cafe untuk mencari tempat duduk. Tapi Vara justru menemukan 2 orang remaja laki laki yang duduk di pojok kiri cafe.

Vara tersenyum miring lalu duduk di meja depan mereka memunggungi kedua remaja laki laki tersebut.

Vara mengambil ponselnya dari saku rok sekolahnya lalu merekam pembicaraan kedua laki laki dibelakangnya.

"Lo udah tempelin foto itu dimading
Sekolah Avathura?"

"Udah lah!"

"Tapi ternyata cewe itu adiknya Athala." Lanjutnya

Remaja laki laki yang menggunakan kaos polos berwarna hitam terkekeh remeh, "Bagus, ternyata Athala bodoh juga ya? Sekarang kita jadi punya kelemahan dia"

"What happen to Crudelta and Redloss relationship?" Tanyanya

"Hancur, tentunya."

"Kita harus tetap adu domba mereka sampai benar benar retak dan mereka mutusin untuk bubar."

"Rencana selanjutnya kapan? Gue udah gasabar mainin permainan ini."

"Gue masih mikirin rencana selanjutnya, jadi lebih baik lo sabar dulu, kecuali lo mau ikutan mikir buat rencana selanjutnya!"

"Gue cabut, mau jemput cewe gue!"

"Gue juga mau ke markas. Ingat hati hati! Jangan sampe ketahuan kalo lo pengkhianat di Redloss!" Ucap laki laki yang memakai kaos polos berwarna hitam itu lalu pergi meninggalkan cafe.

Vara mematikan rekaman suara itu lalu tersenyum penuh kemenangan. Lihat saja, semua permainan ini akan berakhir secepatnya!

***

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi Vara merasa aneh, entah kenapa tapi dia merasa sangat pusing dan pipinya terasa nyeri. Berakhir Vara memutuskan untuk pergi keluar sebentar untuk mendapatkan udara segar.

Kali ini, Vara tidak menggunakan kendaraanya. Hanya berjalan kaki berencana pergi ke mini market didepan komplek perumahannya yang tidak begitu jauh.

Jalanan terlihat sangat sepi, tidak seperti saat dia berada di New York. Biasanya, saat Vara pergi untuk menenangkan pikirannya sekitar jam 12, jalanan disana masih sangat ramai.

Semua ini membuat Vara merasa sangat tenang. Namun, ketenangan itu berubah saat Vara mendengar sesuatu dari jalanan disebelah kirinya. Jalanan itu dipenuhi oleh pohon beringin yang membuat jalanan itu sedikit menyeramkan.

Vara tanpa sadar melangkahkan kakinya ke arah jalan itu untuk sekedar melihat apa yang terjadi dan apa yang dia dengar.

Vara membelakkan matanya terkejut saat melihat disana terdapat tiga orang preman yang sedang mengeroyoki seorang pengendara mobil. Segera Vara berlari ke belakang salah satu pohon untuk mengamati lebih jelas.

Vara mengamati keempat orang itu dengan serius, dia tidak bisa melihat jelas karena lampu dijalanan ini hanya terdapat sedikit saja.

Vara menggigit bibir bawahnya geram saat pengendara mobil itu tidak melakukan apa apa.

Kemarahannya terpancing saat ketiga preman itu menendang pengendara mobil itu hingga terpental ke pohon yang berada di belakang mereka.

Segera Vara mendekati ketiga preman itu dan langsung memukul salah satu preman yang berada ditengah dari belakang.

NEIVARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang