Benar kata Homir, ia tidak dapat berkonsentrasi mengumpulkan mana di suhu yang sedingin ini. Petta pun pun ikut mendekatkan diri ke Forcof guna dapat mendapatkan hangatnya suhu itu juga. Namun ternyata dekat saja tidak cukup untuk merasakan energi dari Forcof. Haruskah aku menyentuhnya? Tanya Petta pada dirinya sendiri. Tampaknya tidak ada pilihan lain lagi bagi Petta, ia pun hendak menyentuh Forcof untuk dapat merasakan energinya. Sebelum menyentuh Forcof, Petta iseng berbisik di telinga Forcof "Hey Forcof aku Petta, aku juga ingin mendapat energimu agar dapat berkonsentrasi mengumpulkan mana pula," lalu Petta pun memegang pundak Forcof dari belakangnya. Bersamaan dengan itu Forcof terkejut merasa ada yang mengusiknya. Ia pun terbangun dari konsentrasinya bahkan hampir berteriak, dan karena ia terkejut hal itu membuat energi panas mengalir berlebihan pada tubuh Gomir dan Homir. Gomir dan Homir pun juga kaget karena kepanasan, mereka pun terbangun.
Dan di waktu yang sama itu pula, Darakhan juga terbangun. Ia terbangun bukan karena ulah Petta, melainkan ada hal lain yang membuat tubuh astral Darakhan harus kembali ke tubuh aslinya.
"Dia melihatku!" Kata Darakhan tiba-tiba. Ia pun melanjutkan "Ia merasakan tubuh astralku! Kita sudah tidak aman! Gomir, Homir apakah energimu sudah siap? Sungguh tidak bisa disangka, bahwa ternyata makhluk besar itu yang menjaga tempat ini."
"Entah! Namun, untuk sesuatu yang besar kami belum siap, energi kami sudah terkuras banyak waktu di bawah juga saat membuka portal. Tapi apabila sekedar untuk menyerang monster-monster salju kami sanggup." Jawab Gomir.
"Bukan hanya monster salju!" Kata Darakhan. Hal itu membuat semua penyihir itu penasaran, dan bertanya "lalu apa?" yang diwakilkan oleh Gomir.
"Tidak mungkin! Makhluk itu seharusnya sudah punah!" Gumam Darakhan yang membuat kelima penyihir itu semakin penasaran. "Itu adalah bangkai manusia yang sangat besar. Tampaknya itu adalah bangkai dari bangsa Lemurian yang dihidupkan oleh suatu energi."
"Bukannya makhluk Lemurian sudah punah berjuta-juta tahun yang lalu?" Homir keheranan.
"Ya! Kau benar, dan yang kita hadapi kali ini adalah bangkainya saja. Mungkin para dewa yang sengaja memberi energi pada bangkai itu."
"Lalu, apa rencananya?" Tanya Gomir.
"Gomir Homir, kalian kumpulkan terus tenaga kalian, tampaknya kita perlu banyak kekuatan kalian untuk menghadapi raksasa itu. Forcof kau lindungi mereka. Sementara kau Petta, ikut denganku menghadang langsung monster itu, kita tahan hingga Gomir dan Homir mencapai energi yang cukup." Jelas Darakhan pada pengikut-pengikutnya itu. Kelima pengikutnya itu paham dan mengatakan "baik!"
"Kali ini jangan bertindak ceroboh!" Kata Darakhan itu ditujukan kepada Petta. "Ayo cepat bergerak sekarang juga, sebelum mereka menemukan persembunyian Gomir dan Homir."
Darakhan dan Petta bergerak keluar gua itu. Darakhan memerintahkan untuk berpencar agar tidak ada yang menyangka gua itu adalah tempat persembunyian dua penyihir yang sedang mengumpulkan mana.
"Disana! Di dalam kristal besar itulah tersimpan Fyzyn Stone dan Pedang Kujang Bulan. Dan di balik kristal itu, ada makhluk besar yang ku maksud tadi."
Mereka pun bergerak ke arah yang barusan dikatakan Darakhan. Namun tampaknya keberadaan mereka sudah terdeteksi. Sebelum sampai di dekat kristal itu, Darakhan dan Petta lagi-lagi di hadang oleh monster salju.
"Serang!" Teriak Darakhan sambil menghantam monster-monster itu dengan tongkatnya.
Diikuti Petta di sisi lain, ia berlari dan memukulkan tongkatnya itu untuk menjulurkan tanah-tanah. Namun tanpa ia sangka sebelumnya, ternyata kekuatan dari tongkatnya itu tidak berfungsi. Karena masih keheranan Petta tidak memiliki waktu untuk menghindar, kepalan kristal yang ada di tangan monster salju itu menghantamnya hingga terpental jauh.
"Sial kenapa tongkatku tidak berfungsi? Padahal aku masih punya mana yang cukup." Gumam Petta pada diri sendiri.
"Darakhan... kenapa elemen tanahku tidak berfungsi..." Teriak Petta pada Darakhan dengan nafas yang tersengal-sengal karena masih menahan sakit pukulan dari monster salju itu.
"Bodoh! Kau tidak sedang berada di atas tanah. Yang kau pijak sekarang adalah kristal! Gunakan energi lain, batu itu seharusnya bisa mengontrol semua energi yang ada di dimesi ke tiga" Jawab Darakhan dengan berteriak juga.
Tapi Petta kesusahan, ia ragu-ragu apakah dapat mengendalikan energi lain. Ia mencboba energi tumbuhan, namun ternyata itu juga sia-sia. Ia berpikir keras sementara monster-monster salju semakin mendekatinya. Monster-monster salju itu mulai menyerang dengan gundukan-gundukan kristal yang dibuatnya. Dan Petta hanya dapat menghindari serangan tersebut tanpa bisa melawannya.
"Pukul saja mereka dengan tongkatmu..." Saran dari Darakhan terdengar lagi.
Tapi tongkat Petta tidak sekuat tongkat Darakhan yang dilapisi oleh energi gelap itu. Petta juga tidak se lincah Darakhan dalam pertarungan langsung. Ia terus berpikir dan memusatkan konsentrasinya pada mana yang ia punya. Ia tidak menemukan elemen apa pun untuk digunakan. Bila seperti ini terus, akan gawat! Gumamnya pada diri sendiri
Hingga pada akhirnya kaki Petta terkena serangan Kristal itu dan membeku. Petta tidak bisa bergerak, ia terjebak oleh kristal itu.
"Darakhan! Tolong aku!"
"Tidak! kau tidak menolongku saat aku terjebak tadi." Jawab Darakhan
"Hey! Aku melenyapkan monster-monster itu dengan tumbuhanku tadi!" Namun Darakhan tidak menjawabnya.
Petta ketakutan, monster-monster itu semakin dekat menghampirinya. Ia berpikir keras sekiranya apa yang dapat melelehkan es dan dapat digunakan di tempat ini. Akhirnya ia menemukan satu elemen yang sekiranya cocok: elemen angin. Ia pun memusatkan konsentrasinya pada elemen itu dan dengan cepat ia mendapatkannya—mungkin karena angin berhembus kencang dan ia ketakutan dalam kondisi terjebak. Petta pun memusatkan energi angin pada kakinya yang terjerat kristal itu. Namun tampaknya itu tidak mudah. Memang benar kristal itu bisa mencair oleh anginnya, namun diperlukan waktu yang lama untuk dapat mencarikan semua kristal yang ada di kaki kanannya itu dengan angin.
Darakhan yang mengetahui itu hanya bergumam "penyihir bodoh!" tanpa peduli apa yang akan terjadi pada Petta itu. Sementara monster-monster yang memerangkap Petta semakin dekat dengan Petta.
"Ayolahh!!!" Teriak Petta pada dirinya sendiri karena kesusahan melepaskan kakinya itu. Ia semakin khawatir karena monster-monster itu mulai pada jarak yang dekat dengan dirinya. Hingga pada suatu jarak, monster-monster itu bersiap menghantamnya dengan kristal-kristal lagi. Namun sebelum itu terjadi Darakhan sempat terlebih dahulu memukuli monster itu secepat kilat dengan energi gelapnya.
just click star bottom if you like this part
i'll appreciate your vote also comment
:]
KAMU SEDANG MEMBACA
Gate Of Akasa: The Hidden World
FantasiTernyata Swa harus menempuh perjalanan jauh untuk dapat mengetahui siapa orang tuanya. Namun tampaknya perjalanan itu berubah arah karena adanya suatu masalah besar yang dapat melibatkan banyak dimensi. Bangsa Loonar yang masih satu dimensi dengan B...