Playboy | 16

547 74 12
                                    

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, aku pikir kamu bohongan mau dateng. Ayo masuk" titah Wendy membuat Suga senyum dan masuk.

"Ma, ada Suga nih" ujar Wendy memberi tahu sang mama yang baru keluar dari area dapur.

Mama Wendy tersenyum manis lalu berjalan meuju Suga dan Wendy. "Ya ampun calon mantu mama dateng, kok gak bilang sih biar mama masakin dulu"

"Gak perlu repot-tepot ma, aku mau ketemu Wendy hehe"

"Ohh kangen anak mama nih ceritanya" goda mama Wendy membuat anaknya tersipu.

"Apasih ma, orang mau ketemu biasa juga" ujarnya salting membuat mamanya dan Suga terkekeh.

"Yaudah mama tinggal dulu ya, puas-puasin deh kangennya" godanya.

"Apasih mama ga jelas banget, ayo ke ruang tengah.

Setibanya di ruang tengah Suga duduk terlebih dahulu lalu di susul oleh Wendy.

"Kamu mau cicipin kue yang aku bikin ga?" tanya Wendy lembut.

"Boleh. Tapi nanti aja, kamu disini dulu temenin aku. Kan aku udah bilang ke kamu kalo aku kangen" jelas Suga tanpa malu membuat Wendy tersipu.

"Aku pikir kamu becanda loh kangen ke aku"

Suga memutar bola matanya malas, lalu menarik pelan lengan Wendy agar mereka lebih nempel.

"Jangan banyak mikir, nikmatin aja selagi sama aku. Oke bep?" peringat Suga yang di balas anggukan oleh Wendy.

Keduanya pun saling berpelukan dalam posisi duduk.

"Suga aku mau tanya" ujar Wendy sambil mendongak menatap cowok itu.

Suga menunduk menatap balik manik mata Wendy, lalu mengecup keningnya pelan.

"Tinggal tanya aja sayang"

"Kok kamu lama-lama jadi bucin sih? Kan kamu playboy yang gada hati, yang kencanin satu cewek sehari" tanya Wendy dengan dengusan di akhir kalimatnya.

"Gatau juga aku, awalnya becanda doang mau jadiin kamu pacar. Selain waktu itu aku butuh bantuan kamu aku juga mau tau dong se gak suka apa kamu sama kita bertiga" ceritanya.

"Kamu tau dari mana aku sama temen-temen aku gak suka kalian?" heran Wendy.

"Gimana gak tau, orang seisi sekolah juga tau kalian bertiga males banget berhubungan sama kita. Jadi ya, aku sama dua curut itu merasa tertantang"

"Tertantang pala lo segitiga, yang ada kalian bertiga tuh nyusahin doang bisanya" dengus Wendy yang di balas dengan gelak tawa dari Suga.





—💚—






Tidak bercanda dengan omongannya, Jino benar-benar pergi menyusul Jisoo ke tempat yang gadis itu berikan.

Dan kebetulan sekali sekarang Jisoo tengah berada di salah satu restoran yang membuatnya mudah menemukan sang pujaan hati.

Setelah celingak celinguk mencari di mana tempat gadisnya duduk, akhirnya Jino dapat melihat Jisoo yang tengah mengobrol dengan mamanya.

Jino berjalan dengan pelan, lalu setelah sampai dia langsung menyapa mama Jisoo.

"Hai ma, maaf ya Jino ganggu"

Mama Jisoo menoleh lalu tersenyum manis, pertanda tidak keberatan sama sekali.

"Gapapa kok Jino, mama cuma mau minta anter Jisoo buat cari kado untuk temen mama"

"Ayo duduk dulu" lanjutnya.

"Sini duduk samping aku aja" kata Jisoo sambil memegang lengan cowok itu, membuat Jino menurut lalu duduk di samping Jisoo.

"Kamu udah makan?" tanya Jisoo yang di balas dengan anggukan oleh Jino.

"Aku pengen ketemu kamu doang hehe"

Jisoo tersenyum sambil menupuk kecil kepala Jino. "Baru juga ga ketemu setengah hari"

"Wajar aja sayang, orang papa kamu juga dulu gitu kok. Jadi mama ga kaget kalo Jino juga gini ke kamu" kekeh mama Jisoo.

"Nah denger tuh kata mama, papa kamu juga dulu kaya aku" kata Jino dengan smirk.

Jisoo menggelengkan kepalanya tak habis fikir.

"Mama mau ke mana lagi sekarang?" tanya Jino.

"Mama udah selesai nih belanjanya, udah suruh papanya Jisoo jemput juga. Jadinya kalian berdua bisa nikmatin waktu liburan kalian" ucap mama Jisoo penuh perhatian membuat Jino menjadi tak enak.

"Yah ma, ayo balik sama kita aja. Aku jadi ga enak kalo mama pulangnya sama papa" ujar Jino tak enak hati membuat mama Jisoo tersenyum mendengarnya.

"Gapapa, mama mau pergi nih soalnya sama papanya Jisoo."

"Santai aja sayang, mama beneran ada janji kok sama papa" jelas Jisoo kepada Jino agar pacarnya itu tak merasa bersalah.

Sepeninggalnya mama Jisoo, kedua remaja yang tengah bertemu kangen itu langsung memutuskan berjalan-jalan sambil bergenggaman tangan.







—💚—







Hobi tengah rebahan di kasur milik Joyi, dengan Joyi yang berada di sebepahnya.

"Lo beneran kangen sama gue?" tanya Joyi tak yakin.

Hobi menoleh lalu merotasikan matanya malas. "Lo beneran gak percaya sama gue?"

"Ya gak lah monyet! Lo aja playboy kelas atas, gimana gue mau percayanya jamal" sentak Joyi tak santai.

"Santai dong jubaedah!"

"Itu kan dulu waktu gue gak pacaran sama lo. Kalo sekarang mah beda"

"Alah monyet, waktu awal-awal pacaran lo masih sering jalan bareng cabe-cabean sekolah ya anjir"

"Ehe itu kan waktu gue belom timbul benih-benih cingta ama lo" Hobi berkata sambil cengengesan membuat Joyi mendengus mendengarnya.

"Bahasa lo piraun, cingta cingta"

"Yaudah si maap, kan sekarang gue dah bucin ama lo" sinis Hobi.

"Kok lo ngengas sih nyet, mana ada orang bucin ngegas"

"Kita tuh ga bisa kalem Joyiku sayang. Soalnya gue rada mual kalo kita menye-menye kek suga sama wendy terus jino ama jisoo" jelas Hobi yang diam-diam di setujui oleh Joyi.

"Bener juga sih lo"

"Dah kan selese lo introgasi gue, sekarang peluk" ujar Hobi sambil merentangkan tangannya.

Membuat Joyi langsung masuk kepelukan Hobi, karena sebenarnya dia juga tengah rindu dengan pacarnya ini.







—💚—











Haii maafin banget banget ya kalo aku suka ngaret nge update, dan semoga kalian suka part ini hehe.

Selamat membaca💚

[3] Playboy ! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang