30. Pernikahan Agung

5 1 0
                                    

Hai... hai apa kabar pembaca kerajaan Numeric yang hebat? Wah, akhirnya kita sampai pada penghujung kisah ini ya, makin dinanti bagaimana akhir kisah Husna dan Hasna. Masih ingat akhir kisah sebelumnya? yess, tiba-tiba ada yang mendekati tiga pemuda bersaudara Saleem, Habeel dan Nabeel, siapakah paman itu?.

Kisah selanjutnya, langsung check it out...

___________________________________

"Apakah kalian yang bernama Saleem, Habeel dan Nabeel? " tanyanya dengan pakaian compang-camping tak berbentuk.

"Benar paman, siapakah dirimu? " kata Saleem.

"Oooh, anak-anakku..., Akulah Abdullah, Ayah kalian, Ayah yang disihir oleh Ibumu, saat kalian masih kecil karena Aku menentang keinginan jahatnya dan karena Aku berusaha untuk membuatnya sadar, namuun..." Abdullah menangis sedih, mengenang Istrinya Laknati dikala anak-anak masih kecil.

"Ayah," kata Saleem, Habeel dan Nabeel hampir bersamaan, mereka saling berpelukan.

"Bagaimana dengan hidup kalian selama Ayah tidak ada, anak-anak?" kata Abdullah.

"Alhamdulillah, ada Paman Khawariz Al Jabbar yang masih menemani kami Ayah," kata Saleem.

"Al Jabbar? di mana Dia kini? " kata Abdullah, Ayah Saleem.

"Dia kini ada di rumah pohon dekat rumah ibu, ayah, disanalah tempat paman Al Jabbar mendidik dan memberikan kasih sayangnya pada kami," kata Saleem.

"Bagaimana kalau kita menemuinya sekarang anak-anak..." kata Abdullah sambil memandang satu per satu wajah anak-anaknya.

"Baiklah Ayah, Aku akan mengantarmu sampai tujuan," kata Habeel.

Ketika ketiga pemuda dengan Ayah merekay hendak beranjak meninggalkan halaman Istana Numeric, Mereka didekati oleh Putri Yasmin.

"Hendak kemanakah gerangan, tampaknya agak terburu-buru,"kata Putri Yasmin.

"Putri, kenalkan ini Ayahku Abdullah, dia adalah raksasa yang berada di dasar sumur itu, yang hendak kau beri diabuah Apel itu," kata Saleem, Saleemakhirnya menceritakan semuanya pada putri, tentang Ibunya, Paman Al Jabbar dan kini Ayahnya.

"Ooh, benarkah demikian, Aku ikut menyesal atas meninggalnya Ibu kalian, terima kasih Paman Abdullah, karena sudah mau makan buah Apel Hijau yang kubawa, sehingga semua kembali normal"kata Putri.

"Akupun ingin segera bertemu dengan Sansan, Husna dan Hasna, bagaimana jika aku ikut, mari kita menuju rumah pohon bersama menggunakan kereta kuda agar lebih lekas sampai," kata Putri Yasmin mengusulkan idetersebut.

"Baiklah, mari," kata Saleem.

Mereka akhirnya menggunakan kereta kuda Istana menuju rumah pohon Paman Al Jabbar.

Hari itu menjadi hari yang penuh kegembiraan dan Putri Yasmin pergi berterima kasih kepada Tuan Al Jabbar yang tinggal di rumah pohon, ditemani oleh Keluarga Saleem. Tetapi sesampainya di sana, mereka tidak menemukan apapun. Di pohon itu seperti tidak pernah menjadi tempat tinggal. Putri Yasmin tidak percaya dengan penglihatannya. Dia mencari-cari dengan kebingungan. Dan tiba-tiba muncul Sansan, Husna dan Hasna. Sansan segera berlari mendekati sang putri, kepalanya tampak

"Kak Saleem, apa yang kau cari?" kata Husna.

Husna dan Saleem berpelukan, "Hai di mana paman dan Sansan?"katanya Saleem.

"hemmm,ceritanya agak panjang Kak Saleem," kata Husna, "Siapakah mereka yang datang bersamamu?."

"Oh iya..Putri, kenalkan itu Husna dan Hasna," kata Saleem.

"Hormat saya bagi Putri Yasmin" sapa Husna, "ini adalah Hasna adik saya, Kemarin saya adalah sang Kumbang Husna, yang melubangi lemari tempat Putri Yasmin di sekap, Putri Yasmin akhirnya dapat melarikan diri dan melakukan perjalanan untuk menemukan buah Apel yang berisi jiwa penyihir.

Hasna dan Putri Yasmin berpelukan, Putri tersenyum pada Husna.

"Husna, Hasna kenalkan kalau ini Ayahku Abdullah, dan ini kakakku Habeel dan Nabeel" lanjut Saleem memperkenalkan keluarganya.

"Jadi semuanya itu benar, dan ini bukan mimpi!!" sahut Putri Yasmin sambil terisak. "Aku datang ke sini untuk bertemu Tuan Al Jabbar Tetapi dia telah pergi."

"Tuan Al Jabbar tengah menguburkan jasad penyihir Laknati dengan layak, sayangnya Aku tidak tahu itu di mana" jelas Husna "dan sekarang mungkin dia masih berkabung" tambah Husna.

"Ikutlah denganku agar ayahku dapat mengucapkan terima kasih kepadamu" Putri Yasmin memohon kepada Husna.

Akhirnya Husna dan Hasna ikut dengan putri Yasmin, sesampainya di istana, Husna dan Hasna serta keluarga Saleem disambut hangat oleh ayahanda raja dan bunda ratu.

"Saleem, maukah kamu tinggal di sini dan menikahi putriku, dan kemudian kamu menjadi raja sebagai penggantiku karena aku tidak memiliki putra" pinta sang raja

Dan akhirnya tibalah waktu yang di tunggu-tunggu. Upacara pernikahan Putri Yasmin dan pangeran Saleem selama 7 hari 7 malam, akhirnya Putri Yasmin dan suaminya hidup bahagia selamanya.

__________________________

Beberapa bulan kemudian...

Pagi hari yang cerah, usai salat subuh, Hasna dan Husna bersepeda bersama sambil menunggu matahari terbit. Mereka tampak bersepeda santai.

"Kak Husnaaa, tunggu aku" tampak Hasna terengah-engah mengejar Husna.

"Hahahaha..., ayo kejar aku, masa tidak bisa?" ejek Husna kepada Hasna.

"Haii, besok kita ada Ujian kan? jangan cepat-cepat, nanti jatuuh" ujar Hasna.

"Kamu saja yang tak bisa melewatiku kan?"Husna kembali mengajak Hasna bercanda.

Mendengar candaan Husna, Hasna kembali bersemangat mengejar Husna, tak berapa lama Hasna sudah berada di depan Husna. Sambil terengah-engah Husna menghentikan sepedanya sambil menggerakkan tangan, menyuruh Hasna berhenti.

Aku jadi ingat Paman Al Jabbar, Putri Yasmin, Sansan dan Kak Saleem, apakah mereka baik-baik saja?

END 

Kerajaan NumericTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang