Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.......
______
" Choi Soobin!!!"
Lee Heeseung berteriak keras , berlari kearah Soobin yang duduk di meja kantin fakulitas dengan ponsel di tangannya.
" Soobin!- hah...haa.... Dengar! Jangan marah dulu sama Yeonjun ya? Hah...hah... . Belum tentu gosip itu benar hosh....
Kau tenanglah dahulu, dengarkan penjelasan Yeonjun dengan kepala dingin, Ok?-"
Begitu sampai di depan Soobin yang sedang duduk, Heeseung berbicara panjang kali lebar dengan nafasnya yang terengah-engah.
Kening Soobin mengernyit, melirik ke sekitarnya, Lantas mengumpat pelan.
Soobin menarik tangan sahabatnya itu untuk duduk di sampingnya.
"Bodoh! Apa yang kau ributkan? Huh! Kau membuat semua orang menatap kearah kita!"
Lee Heeseung meringis. Meminta maaf dengan menundukan kepalanya secara berulang. Setalah di rasanya cukup, pemuda itu lantas memutar tubuhnya hingga kini berhadapan dengan sahabat baiknya. Soobin.
"Soobin-"
"Apa maksudmu dengan _aku yang tidak boleh marah dulu sama Yeonjun? dan harus mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu... Huh!? " Potong Soobin cepat. Heeseung mengerjap.
Tunggu!
-Apa Soobin belum tau?-
"Apa yang Yeonjun lakukan?" Mata Soobin memicing menatap sahabatnya itu yang seketika memasang wajah tegang.
"Jadi- kau belum melihatnya-?"
"Melihat apa? Katakan dengan jelas Lee Heeseung!! Apa ini ada sangkut pautnya dengan Yeonjun?
Yeonjun kenapa?
Apa yang dia lakukan?!! , hingga kau sepanik ini?!"
Heeseung masih bungkam. Sebenarnya dia hanya kebingungan.
Haruskah ku katakan saja? Tetapi.....
Aku tidak ingin hubungan Soobin dan Yeonjun yang baru seumur jagung itu merenggang hanya karna gosip sialan itu...
Huh! Aku harus apa sekarang?
"Lee Heeseung!!!"
Soobin mengguncang pelan tubuh Heeseung. Hingga membuat pemuda itu tertarik kembali dari alam bawah pikirannya.
