12. Pertanyaan Ke 12

165 29 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

2021, STUDIO HI! JUANIA

"Halo Kak Juan!"

Sapaan tadi membuat kerutan pada dahi Juan terlihat. "Tumben nyapa? Gak lagi ada maunya kayak waktu itu 'kan? Saya bakalan cerita pertanyaan yang belum sempat saya jawab."

"Kak Juan kalau diperhatiin gak pernah begini sama Kak Nia. Pantesan sempet gak direstuin Kak Laiv!"

"Karena saya sukanya sama Rania. Kalu saya suka sama kamu, saya gak bakalan nyebelin." Begitu lihai ia bersilat lidah dalam membalas.

"Tapi Kak Nia sering sih bilang Kak Juan itu nyebelin. Walaupun dari yang kita denger sama lihat gak pernah nyebelin. Tapi Kak Nia bilang Kak Juan nyebelin. Hati-hati lho Kak Juan!"

Juan mengangguk, seperti tak ingin memperpanjang perdebatan ini. "Ini tanya jawab individu saya yang terakhir 'kan?" terucap tanya sembari merapikan lengan kemeja yang belum terlipat sempurna.

"Iya Kak. Jadi rencananya kita mau borong semua pertanyaan buat Kak Juan. Durasi lima jam gak masalah Kak?"

Reaksi yang Juan beri tergambar jelas pada wajah tampanya. Bibir yang terkulum meski dua sudut sedikit tertarik. Selesai dia melipat lengan kemeja, lalu memberi tatap dengan kelopak mata tak terbuka penuh. Napasnya terhela seolah ada beban berat yang baru saja lepas. "Saya itu orang yang dibutuhkan, bukan pengangguran,"

Untaian kalimat tadi mengundang tawa di studio. Bergurau seperti tadi dengan Juan merupakan kesenangan lain dalam acaran ini. "Tahu deh yang sibuk."

"Apa pertanyaannya?"

"Ada yang nanya ke Kak Juan. Kepo dong Kak Juan ada gak goals tahun lalu yang belum kecapai?"

Juan tampak berpikir sejenak, tatapnya jatuh ke bawah. Jika orang lain mencari jawab di atas langit-langit, entahlah Juan mencari jawab yang mungkin berserakan di lantai. Kepalanya terangkat, ia sudah menumakan apa keinginannya. "Ada dua. Lepas dari gadget sama bisa masak."

Keinginan Juan itu membuat seluruh isi studio bergumam dengan rasa penasaran. Mengapa Juan menginginkan itu?

"Karena ini buat cerita yang menarik, jadi salah satu saya ceritain singkat. Tahun lalu itu saya selesai pendidikan spesialis, jadi residen, ujian negara lagi, dan untungnya selesai sesuai jadwal bulan Agustus. Walaupun dengan cara online. Kalau sesuai jadwal pun saya udah nikah, karena seharusnya saya sama istri nikah bulah Juni. Setelah saya pelantikan spesialis, pengennya liburan ke daerah di Indonesia tanpa gadget dan itu sama istri. Kalian penasaran gak reaksi Rania waktu saya bilang itu?" tampak Juan menahan tawa saat mengucap tanya itu.

Semua kepala mengangguk. Seakan mereka sulit membayangkan jika Rania lepas dari ponselnya.

"Dia nolak. Di satu sisi dia bilang bersyukur ada covid, jadi saya gak bisa wujudin hal itu. Terus saya nawar, kalau gitu saya aja yang pergi sendiri sedangkan dia tetap di Jakarta. Saya makin kena sembur sama dia."

Hi! JuaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang