.
.
2021, STUDIO HI! JUANIA
"Pertanyaan untuk Kak Nia yang sekilas udah Kak Nia jawab kemarin. Gimana progress program punya anaknya? Kak Juan cooperative gak?"
"Ah, pertanyaan ini. Kalian tahukan kalau ada perjanjian pra nikah?" tanya Rania yang dijawab non-lisan oleh orang di sekitarnya. "Ya, permasalahan hamil ini termasuk dalam perjanjian pra nikah kami. Ini bukan perjanjian nikah yang sering kalian baca di wattpad terus nanti surat perjanjiannya disobek dan nikah beneran. Gak! Ini bukan perjanjian gitu. Ini perjanjian kita berdua yang akan dilakukan setelah menikah seperti pengaturan keuangan, kebebesan bersosilalisasi dengan teman, perkara selingkuh sampai poligami, bahkan jadwal melakukan hubungan suami istri. Itu semua harus dibicariin ya sebelum nikah."
"Jadi permasalahan kehamilan juga jadi salah satu perjanjian pra nikah, Kak?"
Rania mengangguk tegas. "Bukan berarti aku gak mau punya anak secepatnya. Aku bilang ke Mas Juan tentang ketakutanku untuk memiiki anak segera setelah menikah. Aku sama Mas Juan juga ngomongin ini dengan opini masing-masing untuk menemukan jalan keluarnya."
"Jalan keluarnya gimana Kak?"
"Kami mencoba untuk mandiri dalam satu tahun pertama. Tapi tidak dengan memikirkan saat setiap kali berhubungan badan akan membuahkan hasil. Kami menikmatinya sebagai pengantin baru. Beruntung juga keluarga dan orang sekitar kami gak menuntut. Bahkan ibu bilang ke aku kalau memiliki anak itu butuh persiapan matang."
"Aku salut sama pemikiran keluarga Kak Nia sama Kak Juan."
"Terkadang aku juga salut sama mereka," sahut Rania diiringi tawanya. "Aku mulai ceritanya ya."
.
.
2019, JAKARTA SELATAN
Juan menyempatkan diri untuk mempersiapkan makan malam romantis di salah satu restoran di daerah Senopati. Juan juga berusaha membangun percakapan dengan bertanya keseharian sang tunangan. Sedikit menyelipkan tanya mengenai persiapan pernikahan.
"Mas," panggilan bernada lemas itu membungkam ocehan Juan. Sepenuhnya Juan menatap Rania yang berada di hadapannya.
"Ya sayang," balasnya menanti kelanjutan kata Rania.
Rania menghela napas, pundak yang terlihat kaku kini sudah meregang otot. Mata Rania mengerjap pelan memandang Juan. "Mas Juan serius kan mau nikahin aku?"
"Hm?!" gumam Juan terkejut meski tertahan. Sendok yang sempat masih di tangan kini ia letak di sisi piring. "Serius dong. Kenapa sayang?" bernada ragu tanya itu ia ucap seraya mengulur tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Juania
عاطفية[COMPLETED] Beberapa tanya hadir ketika ada rasa tak puas atau mungkin keingintahuan yang lebih tinggi. Termasuk pada kelanjutan kisah dari Arjuan Rafisqy dan Rania Alisha. "Mereka sudah menikah?" "Mereka sudah memiliki anak?" "Arjuan tidak menjad...