15. Pertanyaan Ke 15

162 25 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

2021, STUDIO HI! JUANIA

Wajah baru hadir di studio, seorang yang banyak ditunggu pendapatnya. Laiv Attair, sosok yang menjadi kunci awal bagi Juan untuk berhasil mendekati Rania. Ayah satu anak itu terlihat nyaman dengan sekitarnya, tak tampak gugup seolah ini bukanlah pertama kali ia lakukan. Jika memgingat kejadi beberapa waktu lalu, Laiv percis seperti ayahnya, Aldebaran.

"Halo Kak Laiv!"

"Hai!" balasnya dengan bahasa tubuh yang serta melambai. "Oh iya, kalau sewaktu gue cerita pake lo-gue gak masalahkan?" ia meminta izin lebih dulu dengan gaya bahasanya.

"Santai aja Kak!"

"Ok!" sahutnya singkat. "Jadi ini mulai dari mana?"

"Sebelumnya kami penasaran banget nih Kak. Gimana bisa Kak Laiv sama Kak Juan bisa kenal? Walapun secara garis besar udah dikasih tahu kalau kalian pernah satu jurusan, sebelum Kak Juan pindah ke kedokteran."

"Gue kenal sama Juan?" ulangnya akan tanya. "Ya bener sih cerita yang kalian dapet, gue kenal Juan waktu dia masih di sipil. Dia anak SNMPTN, daftarnya FK sama Sipil, dan keterima di Sipil. Makanya tahun depannya dia mau ngejar FK lagi di kampus yang sama. Satu hal yang bikin gue cepet akrab sama tuh anak, dia 'bisa' tapi gak sombong. Adakan orang yang punya kelebihan tapi sombong? Ya, gue gak ngurus juga sih gimana mereka nyombong. Juan itu pinter, suka ngasih contekan, tapi gak yang perhitungan." Penuturan Laiv didengar dengan seksama oleh seluruh orang di studio.

"Kak Juan kayak orang perfect gitu ya berarti Kak? Udah ganteng, pinter, kaya."

Laiv menggeleng denganp pernyataan tadi. Ia sedang memberi bantahan. "Percaya sama gue, kalau kalian pikir Juan perfect, gak bakalan gue izinin dia deketin adek gue. Juan kaya, karena emang orangtuanya. Juan cakep kalau kata cewek-cewek, ya karena orangtuanya juga. Lihat aja bentukannya Om Kamal sama Tante Anata. Juan pinter, ya karena dia ada kemauan buat belajar. Juan tuh sama aja kayak orang biasa, dia kelihatan perfect karena kesorot aja."

"Lho, kenapa Kak Laiv gak bakalan izinin Kak Juan deketin Kak Nia kalau Kak Juan perfect?"

"Karena orang yang 'sempurna' itu lebih rakus daripada orang gak sempurna. Gue gak mau adek gue cuma dijadiin pajangan doang sama orang yang gak bakalan ngehargain dia nanti. Dibalik kesempurnaan orang, ada borok juga yang gede. Jadi gue gak percaya kalau Juan sempurna karena boroknya kecil doang. Playboy!"

"Aduh Kak Laiv jadi memancing jiwa-jiwa kepo netizen. Emang mantannya Kak Juan ada berapa sih Kak?"

Laiv tertawa, menampilkan cipataan Tuhan lainnya yang begitu rupawan. "Bentar gue ngitung dulu," ujarnya yang memerhatikan jarinya. Bola matanya menatap ke samping kiri, bibirnya seakan kering selama berpikir. Kembali ia angkat tatap pada semula. "Itungan gue, mantannya selama gue kenal ama Juan itu ada tujuh. Cewek terakhir dia beberapa bulan sebelum ujian negara buat profesi. Itu juga cuma tiga bulan. Gue gak bisa mastiin mantan dia yang di SMA atau mungkin SMP ada. Lo kalau mau tahu lengkap harusnya ngundang Chandra juga, sekalian aja ama bocah yang diomongin."

Hi! JuaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang