.
.
2021, STUDIO HI! JUANIA
Ketukan pada pintu adanya mampu menghentikan seluruh kegiatan yang ada di dalam ruangan tersebut. Tak biasanya sikap itu hadir di sekitar mereka, karena sebelumnya pintu tak pernah terkatup rapat. Atau alasan lain karena narasumber dibawa langsung oleh salah seorang pihak studio. Pintu bergeser ke samping, menampakkan Rania dengan ayunan langkah memasuki ruang. Satu tangannya menggenggam tas kertas yang asing dilihat oleh studio
"Halo semua!" sapanya riang sembari mendekat. Ia keluarkan isi dari tas tersebut, ada sebungkus cemilan dan sebotol minuman isotonic di sana. "Aku baru sadar kalau selama ini aku belum pernah bawain kalian apapun. Jadi ini ada cookies, sama ada vitamin juga. Cari uang boleh, tapi kesehatan tetap di jaga ya."
Sontak seluruh ruang menyerukan satu kalimat pendek bersama. "Makasih Kak Nia!"
Wanita itu tersipu dengan ucapan itu. "Ini aku letakkin di sini aja ya. Kalau kurang bilang, nanti aku tambahin," ujarnya seraya melangkah ke sofa yang selalu ia duduki selama sesi tanya jawab.
"Kak Nia, ini aku buka ya cookiesnya?"
"Iya buka aja! Terus jujur bilang ke aku rasanya gimana. Sebenernya aku lebih pinter bikin begituan daripada masak." Ada harap dari matanya saat salah satu kru studio menggigit kue kering tersebut. "Gimana?" desaknya menunggu kepastian.
Anggukkan berulang kali Rania terima. "Enak Kak!" itu ungkapan jujur melihat dari raut wajah yang tergambar.
"Oh iya! Vitaminnya aman banget buat kalian konsumsi. Langsung berasal dari ruang kerja Dokter Arjuan, jadi udah resep dari dia!" begitu bangga ia mengatakan hal itu.
"Kak Juan tahu Kak Nia bikin gini?"
"Apa cookiesnya buat bareng? Makanya ada rasa manis-manisnya gitu!"
Komentara dari pihak studio membuat Rania tergelak lepas. "Boro-boro bantuin. Dia aja gak tau sama sekali. Tapi aku gak bisa maksa buat dibantuin, semalam dia pulang telat karena ada operasi. Dan untuk vitamin, diem-diem aja. Paling nanti aku bilangnya kalau dia udah sadar," deratan gigi Rania terlihat.
"Makasih banget nih Kak Nia!"
"Iya sama-sama. Kalau Mas Juan jaga kesehatan pasiennya, karena kita udah dekat aku juga mau sedikit bantu jaga Kesehatan sama kalian."
"Kak Nia, kita langsung aja ya berarti ini pertanyannya. Takut durasi, nanti kita kena omel suami Kak Nia kalau gak on-time."
"Habis ini sama dia ya? Lupa aku. Ingetnya tuh ini sesi tanya jawab terakhirku aja. Ternyata masih ada bareng suami. Jadi pertanyaannya apa?"
"Bagian tubuh Kak Juan yang Kak Nia suka?"
"Aku udah jawab ini bukan? Yang aku bilang suka pinggangnya Mas Juan?" wajahnya menampilkan kebingungan. "Kok ditanyain lagi?" ini pertama kalinya Rania mengajukan pertanyaan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Juania
Romance[COMPLETED] Beberapa tanya hadir ketika ada rasa tak puas atau mungkin keingintahuan yang lebih tinggi. Termasuk pada kelanjutan kisah dari Arjuan Rafisqy dan Rania Alisha. "Mereka sudah menikah?" "Mereka sudah memiliki anak?" "Arjuan tidak menjad...