Naresh baru aja beres kelas dan mau lanjut ke studio buat latihan untuk persiapan pernikahan Jeffry dua hari lagi. Tiga Band bener bener lagi padat jadwal banget, kemarin Haekal dan Jevan baru balik dari Ciwidey terus Renan juga lagi sibuk persiapan buat BEM.
Pengen ngeluh tapi harus dijalanin, jadi yaudah enjoy aja. Waktu sampai di studio Naresh udah mendapati Jevan yang lagi nyetel bassnya, Renan yang lagi duduk sambil merem, dan Haekal yang sibuk sama handphonenya.
Tadi pagi Naresh dari rumah maminya langsung ke kampus dan dari kampus langsung ke studio jadi gak dapet mampir ke rumah. Sibuk banget bro, nikahan kakaknya udah didepan mata banget.
"Weits jamet mana ini?" Naresh duduk di sebelah Renan yang kayaknya masih tidur dan nunjuk ke arah Jevan.
"Jamet Ciwidey." Sahut Haekal asal.
"Tolol lo, cakep begini juga gua." Jevan nyisir rambut barunya pakai tangan. Sok kecakepan dimata Naresh dan Haekal, walaupun aslinya emang ganteng beneran.
"Ngecat dimana?" Tanya Naresh.
"Sama bang Rehan di temennya dia, bagus gak?"
Naresh menggeleng. "Kayak jamet."
"Bangsat." Maki Jevan gak terima.
Haekal ketawa kenceng. "Udah gua bilang kan nyet kalo abang gua ngajakin kaga usah mau."
"Fix abis ini Sania gak mau lagi sama lo sih, mending dia sama gua aja apa ya kalo lo diputusin." Celetuk Naresh asal.
"Sini gelut anying lo sama gua." Jevan yang agak jauh dari Naresh ancang ancang mau berdiri.
"Buset selau bro selau." Naresh ngakak.
"Bangsat bacot." Tiba-tiba Renan bangun dan langsung mukul Naresh yang duduk disampingnya.
"Sakit anying." Naresh mengaduh
"Masih hidup dia gua kira udah gak bernyawa." Celetuk Haekal asal. "Baru bangun udah bisa mukul orang, blasteran megalodon kali ya. "
"Megalodon besar, dia kan kaga besar goblok." Jevan ketawa.
"Bangsat lo anjing." Renan misuh setelah dikatain blasteran megalodon. Haekal doang emang pikirannya luar biasa gak nyambung.
"Bangun bangsat latihan kalo gak mau gua lempar pake ini." Renan ngacungin micnya ke arah Haekal sama Naresh yang masih duduk di sofa tempat istirahat.
Karena gak mau kena lempar Renan, Naresh dan Haekal langsung bangun dan berpose hormat sukses bikin Jevan ketawa kenceng.
"Gua udah nyiapin lagu." Ujar Haekal yang langsung di protes sama Renan.
"Gak, gua tau lo maunya lagu dangdut." Tolak Renan cepat.
"Bangsat kaga anying." Gerutu Haekal. "Janji suci." Sambarnya cepat, gak mau dikira dangdut lagi.
Jevan mengangguk setuju. "Bagus, mau bawain berapa lagu?"Tanya Jevan kemudian.
"Tiga apa ya?" Naresh balik nanya.
"Iya tiga aja, satu yang dibilang dia." Renan nunjuk Haekal. "Dua lagi marry your daughter sama perfect aja." Ucapnya.
Yang lain mengangguk kemudian langsung ngambil posisi masing masing buat latihan. Of course seperti biasa Jevan dengan bassnya, Naresh dengan gitarnya, Haekal dengan drumnya, dan Renan yang nyanyi.
Latihan berjalan lancar selama dua jam lamanya, tapi sesekali kadang Naresh yang salah genjreng terus Jevan juga yang salah petik senar. Akhirnya karena udah dirasa pada gak fokus Renan mutusin buat menyudahi latihan hari ini, Renan ngerti juga kok siapa sih yang gak pegel genjreng gitar dan ngebetot bass selama dua jam lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radar Tiga Bandung
FanfictionTentang empat orang pemuda dengan band kebanggaan mereka. "And their other side, about twist and turns of a struggle." Ⓒoiribee, 2021 with collaboration getinthegouws and labeyrinth