Ini udah jam 11 malam, dan Naya sama sekali belum bisa tidur, sementara Sania Sheya sama Amira udah lelep banget mereka selimutan sambil meluk boneka. Naya bangun dari tidurnya, sedaritadi tuh dia tuh mikirin Renan senyum senyum sendiri nginget perlakuan Renan tadi.
BISA DIULANG AJA GAK SIH?
Naya overthingking soal omongan Renan yang bilang 'suka sama lo' itu Renan confess apa gimana? Soalnya tadi pas Renan ngomong gitu mereka sempet diem dieman bentar walaupun rasanya Naya mau lompat aja ke jurang.
Ehh pas Renan mau ngomong lagi Haekal tiba tiba ngerusuh ngajak main game, yaudah karena gamau canggung Naya langsung setuju aja sama Haekal daripada dia jadi gila lama lama deket sama Renan.
Karena Naya gabisa tidur yaudah dia diem diem keluar dari tenda dan memutuskan untuk nyari udara seger. Naya takut sebenarnya tapi ini gak terlalu seremlah ada kok sedikit pendaki lain yang masih terjaga.
Udaranya dingin banget disini untung Naya make mantel yang paling tebal yang dia punya. Maka setelah keluar dari tenda Naya memutuskan untuk duduk disekitaran pinggir sungai yang gak jauh dari tenda sambil menikmati udara malam, senyum senyum sendiri nginget kejadian tadi sampe gak sadar seseorang duduk disampingnya.
Naya kaget ternyata itu Renan yang duduk gitu aja disampingnya mana sambil bawa gitar, habis ngapain tu anak? "Ngapain sendirian disini Nay? Kok belum tidur? Udah jam 11 loh." Tanya Renan.
"Gua gabisa tidur, lagi nyari udara seger aja. Lo juga ngapain belum tidur? Mana pake bawa bawa gitar."
"Gua habis patroli sih, iseng aja bawa gitar tadinya mau gitaran disini." Balas Renan sambil genjreng genjreng gitarnya. Naya liatnya beneran udah gak tahan anjir alias Renandika lo ganteng banget malam ini.
"Jevan, Haekal sama Naresh pada tidur?" Tanya Naya.
Renan ngangguk. "Udah, ciwi ciwi yang lain gimana? Udah pada tidur juga?"
"Udah."
"Ohh terus lo gak takut sendirian disini? Gimana kalo lo tiba tiba hilang coba?" Cerocos Renan.
Naya terkekeh. "Orang gua masih sekitaran sini gak akan hilang kok wkwkwk."
"Ya kan siapa tau gitu lo ngigo terus nyasar."
"Ada ada aja sih lo yaampun hahaha." Naya ketawa denger omongan Renan.
Hening beberapa saat, mereka masing masing gaada yang mulai pembicaraan lagi bener bener cuma ada suara angin, percikan air sungai sama genjreng-an gitar dari Renan aja yang bikin suasana jadi romantis.
"Nay." Panggil Renan tiba tiba.
"Ehm?"
"Gua mau nyanyi deh ini khusus buat lo." Kata Renan mulai nyetel kunci gitarnya.
Naya kaget, apenih apenih?? Pliss yang tadi aja dia belum kelar bapernya. PLISSS LO JANGAN MULAI YAAA RENANDIKA.
"Nyanyi apa tuh?"
"Ekhm." Renan siap siap mau nyanyi.
Here's to all the late-night drunk phone calls that you picked up
Here's to all the bad decisions that you didn't judge
All the love you's and the hate you's and the secrets that you told me
Here's to everyone but mostly usThere's a couple billion people in the world
And a million other places we could be, but you're here with me
Take a moment just to take it in
'Cause every high and every low led to this
I'm just so glad you exist
Ooh, ooh-ooh, ooh-ooh-ooh, ooh
Ooh, ooh-ooh, ooh-ooh-ooh, ooh
KAMU SEDANG MEMBACA
Radar Tiga Bandung
FanfictionTentang empat orang pemuda dengan band kebanggaan mereka. "And their other side, about twist and turns of a struggle." Ⓒoiribee, 2021 with collaboration getinthegouws and labeyrinth