Chapter 1

4.9K 380 22
                                    

Aku merasakan potongan kertas yang sudah usang roboh di bawah tekanan tangan saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku merasakan potongan kertas yang sudah usang roboh di bawah tekanan tangan saya. Rasanya seolah-olah aku bisa merobeknya bahkan dengan kekuatan sekecil apa pun

Aku berharap aku dapat dengan mudah menyelesaikan dilemaku.

Aku melemparkan kertas itu ke dalam air dan mengubur diri saya di dalam pegunungan. Aku telah melemparkan begitu banyak dari mereka ke dalam api sehingga saya tidak dapat menghitungnya lagi.

Tetapi tidak peduli berapa banyak kesulitan yang aku alami, huruf-huruf di atas kertas tidak luntur.

Akhirnya, kedua kepala keluarga itu menyerah pada keinginan nenek moyang mereka.

Isi kontraknya sederhana.

Kami akan bergandengan tangan dengan keturunan kami setelah mereka lahir. 

Meskipun akan sedikit memalukan jika perbedaan usia mereka terlalu besar atau jika mereka memiliki jenis kelamin yang sama, jadi mari beri mereka tenggat waktu yang lebih lama.

Tapi mereka berdua mabuk dan hanya batuk apa pun yang terlintas di benak mereka, jadi kontrak itu akhirnya tampak seperti lelucon. Padahal, masalah sebenarnya adalah fakta bahwa kertas yang mereka gunakan untuk kontrak bukanlah kertas biasa.

Kontrak harus dipenuhi apapun yang terjadi. Jika tidak, efek sampingnya tidak akan bagus.

Dalam novel, kontrak terkutuk ini membuat hidup Maevia Morgana seperti neraka.

Suaminya sangat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Aku meletakkan kontrak dan tersenyum pada bajingan malang yang duduk di depanku.

“Luar biasa. Pernikahan terdengar bagus. "

"Pilihan yang bijak. Kalau begitu mari kita adakan upacara pernikahan yang tidak terlalu seremonial. Setelah itu, saya ingin Anda pergi ke Fief dan bersikap seperti nyonya rumah sampai saya memanggil Anda. Secara alami, tidak akan ada waktu untuk dihabiskan di waktu senggang sambil menyiram dirimu dalam kemewahan ”, Gilbert Kallakis memperingatkanku dengan nada sombong.

Jelas sekali, dia hanya menolakku tanpa peduli di dunia ini.

Ah masa. Aku kehilangan kata-kata.

Bahkan ketika saya sedang membaca novel, aku merasa cerita itu menarik kaki aku. Bahkan, lebih konyol lagi ketika aku sendiri yang mengalami situasinya.

Aku mempertahankan ekspresi yang menyenangkan.

"Siapa bilang aku akan menikahimu?"

"……..Maaf?"

[Terjemahan] Rather Than The Son, I'll Take The FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang