Komen jam berapa sekarang, ya
Met baca :3
<>
"Clar!" Tiffany memekik heboh.
Cewek itu menunjuk-nunjuk ke dalam arena balap. Clara mengikuti arah tunjuk Tiffany kemudian memekik.
"Axel!"
Cowok itu terlihat gagah dengan motor besarnya. Clara makin jatuh cinta saja terlebih saat Axel melewati garis finis dengan pasti.
Pekikan dan seruan heboh terdengar di segala penjuru arena balap. Meneriaki nama Axel berulang-ulang.
"Axel ganteng, ya."
"Punya gue," sahut Clara spontan membuat Hemera memutar bola mata malas.
"Ngadi-ngadi!"
"Tapi serius, Axel bisa dapat cewek baik-baik kalau bukan lo yang recokin dia, Cla," ujar Tiffany kejam.
Clara mencebik kesal. Gadis itu mencubit lengan sahabatnya gemas. "Jahat banget lo pada sama gue."
Meringis sakit, Tiffany berkata jujur, "Kenyataan kali."
Clara cuma bisa mendecak. Mau bagaimana lagi? Semua itu memang benar adanya. Clara-lah yang selama ini merecoki hidup Axel.
Kalau dipikir-pikir, alasan Axel masih jomblo sampai saat ini karena Clara yang tak pernah tinggal diam tiap kali Axel dekat dengan cewek mana pun.
Belum sempat Axel melakukan pendekatan, cewek lain keburu kabur karena Clara yang mengancam mereka.
Clara sebenarnya tidak mau egois. Tapi Clara juga gak tahan lihat Axel dideketin cewek-cewek. Dia jadi panas sendiri.
"Jangan sedih gitu dong, Cla," tegur Tiffany menyenggol lengan Clara pelan.
"Lo pada emang bener." Clara terkekeh pedih. "Gue cuma jadi benalu di hidup Axel," gumamnya menatap Axel.
Dahi Clara mengernyit heran saat melihat Axel meringis seperti kesakitan. Cewek itu menajamkan pandangan lalu membelalak saat melihat siku dan lutut Axel berdarah.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Clara langsung saja melesat ke arah Axel tanpa memedulikan sahabatnya yang berisik meneriaki nama Clara.
••
Axel membuka helmnya lalu berjalan tertatih menuju sahabatnya. Cowok itu mengabaikan teriakan demi teriakan yang terdengar menyerukan namanya.
"Lo gak apa-apa, El?" tanya Darco cemas melihat luka di tubuh Axel.
Axel menggeleng. Ini bukan luka serius baginya. Minggu depan juga sembuh.
"Thanks udah bantu gue," ujar cowok itu menepuk bahu temannya satu-satunya.
"Lo temen kita, El. Harus saling bantu," kata Seth.
Beberapa saat kemudian, Celo sampai di garis finis. Cowok itu segera turun dari motor dan menarik kaus Axel kencang.
"Wow, santai dong, Bro. Yang sportif, Bro," lerai Nikolas mendorong Celo mundur.
"Lo kan yang nebarin petasan sama rusakin motor gue?!" teriak Celo menunjuk Axel emosi.
Axel mengendikan bahu cuek lalu berkata tenang, "Lo yang pakai cara curang duluan, Bro. Gue cuma ngikut aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AXEL
Teen FictionClara itu egois. Dia menyukai Axel dan melakukan apa saja agar Axel melihatnya. Dari sekian banyak cowok yang bertekuk lutut di bawahnya, yang Clara mau cuma Axel. Hanya Axel seorang. Axel adalah pangeran. Cowok dengan rahang tegas dan tubuh tinggi...