Hai~
Udah belajar belom???
<>
"Lo lemah, Clar. Axel ga akan ngelirik lo kalau lo tetap selemah ini."
Clara menipiskan bibir. Cewek itu merasa tersinggung dengan perkataan Seth. Saat hendak membalas kalimat cowok itu, Seth lebih dulu bersuara.
"Bercanda, elah. Muka lo serem amat kek mau makan orang," ralat Seth melirik Clara sekilas.
Clara mendengus keras. Cewek itu mengusap wajahnya kasar lalu menyandarkan tubuhnya.
"Apa bagusnya Regina, sih?" sungut Clara kesal bukan main.
"Dia pinter. Imej dia depan Axel juga bagus. Ga kaya lo," ujar Seth kejam.
"Anjing." Clara refleks mengumpat. "Lo kalau ga jelek-jelekin gue sehariii aja .... Kayanya ga bisa, ya."
Seth mengangguk. "Emang," katanya membenarkan. "Gue paling gedek sama cewek modelan lo," lanjutnya membuat Clara melotot.
"Maksud lo apa, Anjing?" amuk Clara benar-benar marah.
"Lo itu tipe cewek yang bikin sakit mata," ucap Seth mengabaikan Clara yang siap meledak di sebelahnya. "Udah tau dia ga mau, masih aja lo kejar. Kodrat cewek tuh dikejar bukan mengejar."
"Lemes banget mulut lo!" sambar Clara.
"Lo kalau dikasi tau ngeyel banget sih?!" Kali ini Seth ikut emosi.
"Mulutnya anjing banget soalnya."
••
"Diapain sama Clara tadi?"
Axel bertanya lembut pada cewek di depannya. Tangan kekar cowok itu terulur merapikan poni basah Regina.
Dua orang itu tengah berada di dalam kamar mandi. Axel sengaja menarik Regina menjauh dari kerumunan karena rambut cewek itu sudah basah kuyup kini.
"Aku takut, El," lirih Regina menatap Axel dengan mata berkaca-kaca.
Axel menghela napas, cowok itu lalu menarik Regina ke pelukannya. "Jangan takut. Ada gue," bisiknya pelan.
Regina mencengkeram kuat kaus Axel. Bahu cewek itu bergetar seiring isak tangis keluar dari bibirnya. "Gimana kalau dia ngapa-ngapain aku?"
"Ada gue, Re. Gue yang bakal jagain lo," ucap Axel tegas sambil menepuk punggung Regina. "Ga usah takut."
"K—kamu tau kan Clara kayak gimana? Dia— dia ga mungkin lepasin aku gitu aja," isak Regina mengeratkan pelukannya.
"Tenang aja. Kalau dia ganggu lo lagi .... " Axel menangkup pipi Regina dan mengusap air mata cewek itu. "Bilang sama gue. Biar gue yang urus dia."
••
"Thanks."
Seth bergumam, cowok itu lalu menutup kaca mobil membuat Clara diam-diam menipiskan bibir kesal.
Kalau bukan karena Seth yang menolongnya, Clara pasti sudah mengumpati cowok satu itu.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Seth menginjak gas mobilnya, meninggalkan Clara yang masih bergeming di tempatnya.
Clara menghembuskan napas panjang. Apa yang bisa diharapkan dari Seth? Cowok emosional itu memang selalu punya cara untuk memancing kemarahannya.
Clara menyisir rambut panjangnya dengan jari tangan. Cewek itu melangkah lebar menuju rumahnya.
Putaran bola mata malas Clara tunjukkan saat melihat papanya dan Chitaru sedang berduaan di ruang tengah.
Clara melangkah ke kamarnya. Namun, seruan dari Johnny membuat Clara berhenti dan berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXEL
Teen FictionClara itu egois. Dia menyukai Axel dan melakukan apa saja agar Axel melihatnya. Dari sekian banyak cowok yang bertekuk lutut di bawahnya, yang Clara mau cuma Axel. Hanya Axel seorang. Axel adalah pangeran. Cowok dengan rahang tegas dan tubuh tinggi...