16 💫

3.8K 656 476
                                    

"Lu taruhan sama Noah??" Devano menghembuskan asap dari vape yang dihisapnya.

Jeno mengangguk.

"Buat??"

"Edrea."

Mata Devano melebar, pemuda itu menatap Jeno tak percaya. "Edrea?!"

"Iya."

"Bentar! Bentar! Jadi..... lu beneran suka sama Edrea???"

"Iya."

"Tapi—"

"Tapi apa?" Sela Jeno cepat.

Devano segera mengatupkan mulutnya. Ia teringat akan rencana Edrea untuk mencomblangkan Jeno dengan Aletta. Dan Edrea bilang, Jeno tidak boleh tahu soal ini. "Gak jadi." Kata Devano.

Jeno hanya manggut-manggut.

"Terus gimana? Siapa yang menang? Konsekuensinya apa? Lu taruhan apa anjir???"

"Main basket doang kok. Noah yang ajak. Katanya kalo yang menang, dia yang boleh deketin Edrea. Dan kalo kalah, dia harus mundur."

"Terus? Siapa yang menang?"

"Gue."

"Ih tapi gue gak sangka ya Noah mainnya gitu. Gue kira dia santuy aja gitu. Abisnya dari keliatannya dia berwibawa dewasa banget."

Jeno terkekeh. "Yah... gak tau ya."

"Emangnya lu segitu sukanya apa sama Edrea sampe taruhan gitu? Gue baru tau anjrit lu suka sama Edrea. Pantesan lu sering deket-deket diaaaa mulu!"

"Gatau Dev. Gue sayang banget rasanya. Hahaha."

"OH! Jangan-jangan, lu mau masuk jadi anggota perpus karena Edrea?" Devano menyipitkan matanya, menatap Jeno dengan penuh selidik.

Jeno hanya cengengesan.

"Bucin!" Devano kembali menghisap vape-nya. "Terus gimana? Lu mau gue bantuin?"

Jeno menggeleng. "Gue mau usaha sendiri aja. Gue mau dapetin apapun dengan usaha gue sendiri."

"Kalo ternyata Edrea tetep gak mau?"

"Berarti emang bukan takdir gue sama dia." Jawab Jeno.

Devano terkekeh. Ia menepuk pundak Jeno. "Kasian banget sihh temen akuuu!! Semoga Edrea peka yaa! Soalnya tuh anak susah banget diajak ngomong cinta-cintaan! Kayaknya harus gue ajarin deh!"

"Jangan! Ajaran lu sesat semua. Geli."

"JENOOOO!!! KAMU KOK JAHAT?!"

"Kan."

"Hehe.... semangat ya! Semoga sama Edrea deh lu!"





💫💫💫





"SELAMAT PAGI DUNIAA!!!!!!" Teriak Edrea bersemangat ketika memasuki kelas. Entah ada apa yang merasukinya sampai jadi seperti itu. Ah, tidak. Edrea memang seperti itu.

"Buset nyaring amat." Kata Jessi.

"Kayak baru kenal gua aja lu!!!" Edrea memeluk Jessi.

"Ihhh!! Lepas! Lu kenapa sih?! Kesetanan ya?!"

"Enak aja!" Edrea meletakkan tasnya di atas kursi. "Eh Lettaaa~ tumben diem??"

"Dre. Gua pengen jalan lagi masa sama Jeno." Ucap Aletta tiba-tiba dengan wajah memelas.

"Hah?!"

"Gua pengen jalan lagi sama Jenoo!! Huhuuu! Di sekolah tuh ngobrol sama Jeno susah banget! Di kantin gak selalu ketemu, kecuali kalo lu ajak. Terus Jeno, Devano sama si Nathala gak selalu jajan di kantin. Mereka pasti nongkrong di warung belakang! Makanya gua minta tolong sama lu dong Dree!"

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang