5. 💫

4.3K 633 79
                                    

Dimulai hari ini. Edrea sudah memutuskan semalam, kalau ia bersedia untuk menjadi 'mak comblang' bagi Aletta dan Jeno. Edrea menarik napasnya pelan. Semangat Dre! Semoga berhasil!

Mungkin terkesan lebay karena Edrea sampai segitunya hanya ingin men-comblangi orang. Tapi sungguh, Edrea benar-benar se-berdebar itu. Ini pertama kalinya bagi Edrea, dan Edrea tidak tahu ini akan berhasil atau tidak karena ia sendiri tidak tahu bagaimana caranya. Tapi Aletta bilang, pertama Edrea harus dekat dengan Jeno dulu.

"Selamat pagiii dunia tipu-tipuuu!!" Sapa Edrea seperti biasa ketika memasuki kelas. Gadis itu tersenyum lebar dan duduk dibangkunya.

"Kalo pagi-pagi ceria begini pasti semalem udah dikasih sesajen samyang." Jessi melepaskan earphone-nya. Ngomong-ngomong, dibandingkan Edrea atau Aletta, Jessi memang paling rajin datang pagi.

"Enggak yeu!" Edrea memutar kursinya menghadap Jessi. "Sama Emak gak boleh."

"Iyalah! Usus lu keriting lama-lama!"

"Ngelawak aja lu ah!" Edrea memainkan dasinya. "Jes. Btw gue udah sepakat buat bantuin Aletta deketin Jeno."

"Oh ya?"

Edrea mengangguk. "Abisnyaa kasian temen gua dari dulu gitu-gitu aja kisah cintanya sama cowok. Gue pengen liat Aletta seneng kali-kali. Dan semoga, Jeno emang tepat deh. Jadi abis ini Aletta gak bakal disakitin cowok lagi."

Jessi manggut-manggut mengerti. "Iya sih, semoga ya." Kata Jessi. "Tapi lu tau gimana caranya? Udah punya siasat?"

"Sekarang kan gua belum terlalu deket sama Jeno. Gue pengen coba deket dulu sama dia, terus pelan-pelan ngenalin mereka. Tapi tolongin gua Jes!! Gua takut gak berjalan deh!"

"Iyeee gue bantuin!"

"Bener ya?"

"Hm! Tenang ajaa!!"

.

.

"EDREA LETHESHIA!"

Edrea tersentak, buku yang dipegangnya untuk menutupi dirinya yang sedang tidur terlempar, gadis itu kalang kabut.

Di depan sana, Bu Rita tampak memelototinya, sambil memegang penghapus papan tulis yang habis di ketukkannya ke papan dengan kencang. "Ngapain kamu?"

"B..... baca buku bu!" Seru Edrea gelagapan.

Sementara Aletta yang duduk di sebelahnya hanya menghembuskan napasnya pelan. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Tadi ia sudah mencoba untuk membangunkan Edrea dengan menepuk lengannya, tapi gadis itu tak juga bangun.

"Kamu tidur! Emangnya Ibu gak tau?!"

Edrea hanya menelan salivanya. Mampus gue.

"Edrea. Kedepan! Benerin tulisan ini sesuai EYD coba!"

Mau tidak mau, Edrea berdiri, maju ke depan dan menerima spidol yang diberikan Bu Rita.

"Benerin tuh coba mana kata yang baku."

Edrea menatap papan tulis di depannya. Kata-kata yang dituliskan Bu Rita ini adalah kata yang jarang diucapkan. Tidak semua orang menggunakan kata-kata itu. Seketika jantung Edrea berdebar. Alamat mendapat hukuman. Pasti.

"Gak bisa, Edrea?"

Edrea menggeleng pelan.

"Makanya daritadi Ibu nerangin di denger! Jangan seenaknya tidur dalem kelas!"

"Maaf, Bu."

"Kamu berkali-kali begini setiap saya masuk kelas ya."

Edrea hanya menunduk mendengarkan.

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang