8. 💫

4.1K 579 138
                                    

"Edrea!"

Edrea yang baru saja keluar dari toilet perempuan langsung menoleh begitu namanya dipanggil. "Eh? No?"

"Kemaren gimana pulang sama Noah?"

"Gak gimana-gimana." Edrea merunduk, mengelap tangannya dengan tisu kering.

"Dibawa pulang ke rumah?"

"Ke kontrakan."

"Serius lu?"

"Haha! Ya enggaklah!" Edrea melemparkan tisu bekas pakainya ke dalam tempat sampah. "Langsung dianter pulang kok. Kenapa?"

Jeno menggeleng. "Enggak apa-apa sih. Baguslah."

"Lu kok keliaran sih? Gak ada kelas?"

Jeno menggeleng. "Jamkos. Lu ada pelajaran apa?" Seperti biasa, Jeno memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

"Prakarya. Bosen banget gambar-gambar doang!"

Jeno manggut-manggut. "Disuruh gambar?"

Edrea mengangguk.

"Lu udah ngerjain?"

"Udah. Kenapa?" Edrea mendongak, menatap Jeno yang lebih tinggi darinya. Mungkin jika di jajarkan, Edrea hanya setinggi dadanya.

"Keliling sekolah yuk."

"Hah?!"

"Takut ya kalo cabut?" Tanya Jeno cepat. "Yaudah masuk aja."

"Ih enggak! Serius lu?? Ayo! Gua bosen bangett!! Ayo No!" Edrea menarik kemeja yang dikenakan Jeno.

Jeno tersenyum kecil.

"Bentar-bentar! Tapi jangan lewatin kelas gua! Enaknya kemana ya?? Taman bawah? Atau rooftop? Atau..... botanical garden belakang? Ah tapi ngapain juga kesana. Ngg..... atau..... garden balcony??"

"Ada garden balcony disini?"

"Adaa! Gede banget! Di atas tapi!"

"Terserah Edrea aja. Gua kan belum kenal banget sekolah ini."

"Yaudah ayo! Tapi tapi lewat tangga sebelah sana aja! Biar gak lewatin kelas gua!" Seru Edrea bersemangat. Gadis itu sudah berlari-lari kecil menuju tangga yang berada di dekat toilet.

Jeno terkekeh pelan. Edrea memang pecicilan sekali. Sama seperti yang dikatakan Devano.

Keduanya berjalan menuju garden balcony, itu adalah sebuah taman yang di buat di balkon lantai atas di sekolahnya. Ukurannya sangat besar, tanamannya juga beragam dan hijau-hijau, banyak jenis bunga juga disana. Udaranya sangat sejuk, jika angin bertiup, sangat terasa. Mungkin karena berada di balkon yang langsung menyatu dengan udara luar. Dibandingkan rooftop, Edrea lebih suka tempat ini. Nyaman dan membuat pikirannya kembali segar. Tempat ini memang salah satu tempat favorit para murid.

"Disinii!!" Edrea menggeser pintu kaca yang menuju ke balkon tersebut. "Untung sepi."

"Yang lain belajar kan?"

"Oh iya!" Edrea mempersilahkan Jeno untuk masuk, kemudian kembali menutup pintunya. "Bagus kan No!"

Jeno mengangguk pelan. Pemuda itu menebarkan pandangannya, hingga tak sadar tubuhnya ikut berputar mengikuti arah matanya.

Edrea tersenyum senang. "Kagum banget ya No sampe muter-muter gitu? Awas pusing."

Jeno terkekeh. "Kalo pusing mau Edrea apain?"

"Tinggalin! Repot bawa ke UKS jauh! Hehe canda No." Kata Edrea. "Duduk sana aja yukk! Lu gak pegel emangnya abis naik tangga?"

"Biasa aja."

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang