22 💫

3.3K 631 327
                                    

Sejak tadi Edrea membuat teman-teman satu kamarnya bingung. Pasalnya, sejak acara malam tadi selesai, gadis itu beberapa kali berguling-guling di sofa atau tempat tidur sambil sesekali mengacak rambutnya dan bergumam, "gimana ini?"

Hal itu membuat Azura sedikit takut kalau-kalau Edrea kesurupan. Karena yang dia tahu, Edrea sempat tidak bersamanya atau bersama Jessi dan Aletta.

"Kenapa sihh????" Jessi menepuk pantat Edrea yang sedang tengkurap di atas sofa.

Edrea menggeleng.

"Dre..... lu kangen Mama ya?" Kali ini Aletta bertanya.

Lagi, Edrea menjawabnya dengan gelengan.

"Lu agak aneh sih Dree!! Jangan gitu dong! Nakutin!" Seru Azura.

"Kayaknya beneran kemasukan deh." Tsania menatap Edrea sambil terus mengunyah keripik di tangannya.

"Engggaaak!! Gue gak kenapa-napaa!"

"Terus kenapa lu kayak orang salting gitu?" Tanya Jessi. "Ditembak Kak Noah ya?"

"GAK ANJEEERRR!!!!"

"Emang kalo lagi kayak gitu salting artinya?" Aletta menatap Jessi.

Jessi mengangguk. "Tadi mukanya merah tuh."

"KEPANASAN!"

"BOONG!"

"BENER!"

"Ditembak Kak Noah kan lu?? Bilang aja deh!!"

"Demi apa sih Kak Noah udah nembak Edrea?" Minni yang baru selesai mandi tiba-tiba ikut duduk di sekitar sofa.

"Bukan ditembak Kak Noaaahh!!! Huhuhuuuu!!!" Edrea menggerakkan kakinya.

"Ya terus kenapaaa???"

"Gapapa!" Edrea bangun, duduk di sofa sambil membetulkan rambutnya yang kacau. Bukan hanya rambutnya sih, sepertinya ada bagian lain dari tubuhnya yang ikut kacau.

"Bener? Gak gila kan?"

"Dikit."

"Dasar aneehh!!" Aletta menyenggol pundak Edrea.

"Bikin panik aja nih anak emang!" Tsania kembali melanjutkan menonton TV.

Jessi menatap Edrea, entah apa arti tatapannya itu, tapi membuat Edrea jadi menatapnya balik. Jessi menepuk dadanya sendiri, kemudian menunjuk bibirnya, juga Edrea. Gadis itu bermaksud mengatakan, 'kalo gak tenang cerita ke gue.'

Edrea hanya menghembuskan napasnya. Gadis itu menyambar sebotol milk tea, kemudian melengos pergi. "Gue keluar dulu ya. Jangan ada yang ikut."

"Ehhh mau kemanaa?? Nanti banyak cowok gimana?"

"Enggak jauh kokk cuman sekitaran depan." Edrea membuka pintu, pergi begitu saja.

Sebenarnya Edrea sedang bingung, dengan ucapan Jeno beberapa saat lalu. Jeno bilang, Jeno menyukainya. Entah itu serius atau bercanda, tapi Edrea bingung. Kalau itu serius, lalu bagaimana dengan rencananya untuk mencomblangkan Jeno dengan Aletta? Lalu apa reaksi Aletta jika tahu soal ini? Edrea yakin, Aletta akan marah. Waktu tahu ia berada dalam satu lift yang sama dengan Jeno saja wajah Aletta sudah jelas sekali menunjukkan kalau gadis itu bete.

Edrea menghembuskan napasnya. Kemudian meneguk milk tea dari botol yang dibawanya.

"Woy! Edrea!"

Edrea tersentak. Gadis itu segera menoleh ke asal suara. Disana ada Devano yang sedang menghisap vape-nya. Edrea berhenti, menatap Devano sambil membuat gerakan isyarat bertanya.

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang