20 💫

3.7K 670 388
                                    

"Akhirnyaa nyampe hotel jugaa!" Seru Edrea sambil menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Cuci tangan kaki dulu Edrea!!" Teriak Jessi. Fyi, Jessi memang orangnya peduli sekali dengan kebersihan.

"Iyaaa, iyaaa!"

"Yang mau mandi duluan siapa? Btw kita di kamar enggak ada minum. Sama gue butuh sikat gigi nih. Lupa bawa hehehe......"

"Yaudah nanti beli aja di Betamart. Deket tuh, di sebelah hotel."

"Oke, oke. Gue mandi duluan ya??" Jessi menyambar handuknya.

Edrea dan Aletta mengangguk.

"Eh, Dre." Panggil Aletta sambil sibuk menyusun tas Edrea dan Jessi supaya rapi.

"Kenapa?"

"Hhhh..... perasaan gue gak enak deh soal Jeno." Aletta mendengus.

"Kenapa emangnya? Jeno ternyata bukan manusia?"

"Gak gitu dodol!"

"Teruuss???"

Aletta membalikkan badannya, duduk berhadapan dengan Edrea. "Dia sama gue cuek banget. Gak kayak pertama kali jalan. Pertama kali jalan aja menurut gue udah cuek, sekarang tambah-tambah cueknya! Dia emang sifatnya gitu, kah?"

"Yaaa lu kan tau sendiriii dari awal Jeno emang tampangnya begitu! Cool cool gimanaaa gitu! Jeno emang agak susah buat ngobrol sama orang baru!"

"Tapi kan gue bukan orang baru, Dree!"

"Ngg..... mungkin karena dia jarang ngobrol juga sama lu? Jadinya dia canggung juga kali! Belum terbiasa!"

"Di kantin kalo ketemu suka gue ajak ngobrol kok."

Edrea menekuk kedua lututnya, dan meletakkan dagu di atasnya. Edrea bingung, Jeno tidak seperti itu, kok. Bahkan Jeno manis sekali jika berbicara dengannya. Edrea tahu, Jeno memang agak kesulitan untuk bicara dengan orang baru. Dan dia bilang, dia akan banyak bicara dengan orang-orang yang membuatnya nyaman. Kalau selama ini Jeno banyak bicara dengan Edrea, berarti apakah Jeno nyaman dengan Edrea? Dan Jeno belum nyaman dengan Aletta? Tapi kenapa?

"Halooo?? Edrea?"

"Gue bingung juga."

"Ishhh!"

Edrea menyandarkan tubuhnya pada tempat tidur.

"Tapi kalo gue perhatiin, Jeno gak gitu Dre kalo lagi ngobrol sama lu."

Edrea melirik Aletta. Sedikit terkejut dengan perkataan sahabatnya, tapi ternyata benar seperti apa yang ia pikirkan. "Masa?"

"Iya tuh. Keliatannya. Kalo ngobrol sama lu keliatannya akrab banget."

"Ngg.... karena gue sama dia udah kenal dari lama kali? Kita juga sering ketemu kan di perpus."

"Gue takut kalo dia suka sama lu deh."

"Hah?!" Edrea menatap Aletta.

"Yaaa..... gak tau, sih. Tapi coba aja liat gerak-geriknya!"

"Enggak mungkin, lah Alettaaa!!! Udah dehh jangan overthinking teruss! Gak baik tau! Nih, ya! Nanti juga Jeno bakal nembak lu! Ngeliat perjuangan lu kayak, 'wahhh Aletta kayaknya serius nih sama gue!' Siapa tau dia jadi tertarik kan!" Edrea menepuk pundak Aletta.

"Tapi lu beneran comblangin gue gak sihh??? Lu suka ceritain apaaa gitu tentang gue ke dia gakkk?"

"Gustiii!! Gue waktu itu sampe deskripsiin lu tau gak??"

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang