28 💫

3.3K 611 223
                                    

"Hari ini semuanya udah bikin kerangka tugas empat dimensi kan? Atau ada yang belum?" Pak Aming, guru kesenian memeriksa hasil karya murid satu per satu. Edrea sendiri sudah membuat kerangka kelelawar yang ia buat menggunakan karton duplek.

"Coba sini kalo ada yang mau bapak koreksi supaya hasilnya lebih bagus bawa ke depan ya."

Beberapa murid membawa karya mereka ke depan, termasuk Edrea, Jessi, dan Aletta.

"Duhhh liat sterofoam gue deh! Masa bentuk babi-nya jadi peyot sebelah!" Keluh Jessi sambil memperhatikan karyanya yang setengah jadi. "Peyot gak sih?"

"Mana sih bagian apa?" Tanya Edrea.

"Nih! Telinganya! Emang gak keliatan ya?"

"Ohh iya sih, dikit. Tapi gak terlalu keliatan, kok! Kecuali kalo orang liatnya di pelototin. Udah kebentuk kok Jes!" Seru Edrea.

"Iyaa yaa?? Iya juga, sih!"

"Mana ada gak keliatan. Jelas-jelas keliatan." Tiba-tiba saja Aletta menyahut. Sontak, Edrea langsung menoleh. Tapi suara Aletta terdengar dingin. "Benerin aja Jes. Sok muji aja itu."

Alis Edrea bertaut. Maksudnya?

"Eh? Loh? Kok nada lu jadi kayak ngambek gitu Let?"

Edrea hanya terdiam.

"Masa? Biasa aja."

"Baru dateng bulan lu?"

"Enggak anjir!"

Jessi melirik Aletta sebentar, kemudian kembali fokus pada prakaryanya.

Setelah mengantre sebentar, tibalah giliran Aletta. Edrea berdiri dengan tenang di belakangnya.

"Kenapa punyamu Let?" Tanya Pak Aming, memperhatikan karya milik Aletta.

"Ini gimana nempelinnya Pak? Saya udah coba gak bisa-bisa deh. Jadinya gak rapet."

"Hmm.... ini tinggal di tekuk ke dalem aja Let. Terus lem bagian depannya. Coba Edrea sini bantu! Punyamu saya liat ketutup semua bagiannya."

Edrea yang dipanggil terkejut. Gadis itu melirik Aletta sebentar, yang sudah menghembuskan napas dan memutar bola matanya dengan malas. Agak takut-takut, Edrea melangkah ke depan sedikit. "Kenapa, Pak?"

"Coba bantu lem nih. Tekuknya ke dalem." Pak Aming menyerahkan karya milik Aletta pada Edrea.

Edrea menerimanya, memperhatikan sebentar, kemudian menempelkan sesuai instruksi Pak Aming.

"Nah, kayak gitu lipetnya Let. Nanti bagian yang lainnya juga sama ya."

"Nih, udah selesai." Edrea memberikan prakarya milik Aletta.

Tanpa mengucapkan terima kasih, Aletta langsung menyambar miliknya dengan kasar dan pergi. Sementara Edrea hanya menghela napasnya pelan, lalu melanjutkan niatnya untuk berdiskusi dengan Pak Aming.




💫💫💫




KRIINGGG!!!!!

Bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid langsung merapikan barang-barangnya dan berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumahnya masing-masing. Sama halnya dengan Edrea yang sudah siap menggendong tas sekolahnya.

"Eh Dre!" Jessi menarik tangan Edrea.

Edrea yang hendak keluar kelas, langkahnya terhenti. "Kenapa?"

"Ngg..... gue boleh ke rumah lu enggak? Di rumah ada siapa aja?"

"Mama doang kayak biasanya. Sama bibi paling. Tumben lu mau ke rumah gue pulang sekolah gini?"

MATCHMAKER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang