4. Bersikap Biasa

25.4K 754 31
                                    

Jenis kelamin urusan belakang
Yang paling utama berlubang.
_________________________________________

Kepala Yusuf masih pusing efek menenggak alkohol terlalu banyak tadi malam, sehingga ketika bangun, ia bermalas-malasan di atas kasur sambil memandangi langit-langit kamar. Tak ada Mario disampingnya, entah pergi kemana laki-laki yang membuat Yusuf meraih titik kenikmatan tertinggi tadi malam. Yusuf mengusap bekas tidurnya, tersenyum tipis, masih tak menyangka jika ia sudah meniduri temannya sendiri.

Kekhawatiran menyelimuti diri Yusuf, khawatir jika Mario berubah dan kembali menghindar. Khawatir jika Mario menanyakan kenapa Yusuf bernafsu menidurinya. Apa yang harus Yusuf jawab. Mabuk? Yusuf memang mabuk, tapi ia sadar apa yang ia lakukan tadi malam, dan jelas terasa kenikmatan pantat Mario yang ia gagahi.

Baru saja Yusuf mengakui jika yang ia rasakan sangat nikmat. Tapi... memang kenyataannya seperti itu. Rasa yang ia raih tadi malam itu nikmat, dan Yusuf menyukainya. Hempasan pantat Mario, hisapan bibir Mario, tamparan tangan Yusuf di pantat Mario, jilatan bibir Yusuf di puting Mario, desahan Mario, semuanya Yusuf suka, semuanya nikmat. Membayangkan pergulatan semalam membuat penis Yusuf kembali mengeras.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka, sosok yang Yusuf setubuhi semalam muncul dari balik pintu. Yusuf yang masih telanjang bulat hanya menatap Mario tak bergerak, sebaliknya, penis Yusuflah yang bergerak. Penis sialan yang tidak bisa diajak kerjasama, malah meminta untuk diasah lagi. Mario berjalan mendekat, ia menghampiri Yusuf dan duduk di pinggir ranjang, Yusuf menarik selimut, menutupi bagian selangkangannya yang kembali nakal.

"Baru bangun?" tanya Mario meremas jemarinya sendiri, ia sudah rapi mengenakan bajunya kemarin.

Canggung? jelas suasana hari ini menjadi canggung. Jantung Yusuf menjadi berdegup tak karuan, layaknya bunyi genderang perang.

"Iya" jawab Yusuf malu-malu, "jam berapa?"

Mario melirik jam tangannya, "jam 10" jawab Mario.

"Serius!? waduuh!" Yusuf menepuk dahinya, "nggak enak gua sama Mister Singh."

"Udah gua bilang kok, Mister Singh maklum, yang lu minum semalem itu absinthe, kadar alkoholnya 68%, lu doang yang habis sebotol, yang lain boro-boro, segelas aja lama minumnya, lu doyan apa haus, untung lu nggak mati" celoteh Mario memarahi Yusuf.

"Terus semalem gua ngapain?" tanya Yusuf berpura-pura bodoh, "kok gua telanjang?"

"Jadi ... lu nggak inget apa-apa?" Mario balik bertanya.

Jelas Yusuf mengingatnya. Mana mungkin Yusuf lupa nikmatnya rasa pantat yang ia gauli semalam.

"Nggak" jawab Yusuf berbohong.

"Ooh" Mario manggut-manggut, "lu nggak kenapa-napa kok, baju lu basah, jadi gua copot" Mario tersenyum, ia juga berakting seolah tak terjadi apa-apa, "lu mandi gih!" Mario menyuruh Yusuf, ia beranjak dari kasurnya, "gua udah pamit sama Mister Singh, entar gua ambilin sarapan buat ngisi perut lu" sambung Mario meninggalkan Yusuf dan hilang di balik pintu.

Bukan itu jawaban yang ingin Yusuf dengar, entah kenapa Yusuf menginginkan Mario jujur mengatakan jika Yusuf sudah menyetubuhi Mario. atau mengatakan "yusuf, yang semalam enak".

Yusuf beranjak dari kasur dan segera mandi sekalian mandi wajib. Bentuk bokong Mario lagi-lagi hadir di otak Yusuf saat air shower membasahi tubuhnya. Rasa bokong terbaik dengan cita rasa khas yang membuat Yusuf nyaman dan menginginkannya lagi. Saat keluar dari kamar mandi, Yusuf mendapati sarapan pagi di atas kasur dengan nampan bulat yang besar. Ada kopi dan roti tawar lapis telor dan beberapa potong sosis. Yusuf tersenyum tipis, tidak menyangka jika Mario masih mengingat bahwa Yusuf lebih menyukai kopi hitam daripada kopi susu, Yusuf juga lebih menyukai roti tawar yang toppingnya asin daripada diberi selai manis. Mata Yusuf kemudian tertuju pada selembar note, ia ambil note dengan kertas warna hijau yang terselip di gelas kopi.

Bokong Yang Kusuka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang