part.1

11.9K 733 7
                                    

Prang..

"Akhhh" suara pecahan barang dan teriakan dari ruang makan menggelar ke seluruh rumah bertingkat dua itu

Plak...
Dan satu tamparan kasar mendarat di pipi mulus sang gadis

"LO MAU BIKIN GUE MATI HAH?! JAWAB!!!" Arlan berteriak di depan wajah Aqisya yang hanya membalasnya dengan gelengan

Plak..
Satu tamparan lagi mendarat mulus di pipi kiki sakit satu kata yang dapat menjelaskan semuanya

Arlan menarik keras rambut kiki dan membenturkannya ke meja makan

"Hiks... S-sakit lan"

"Apa? Sakit? SALAH SENDIRI BIKIN MAKANAN ASIN BODOH!"

asin? bahkan gadis itu sudah mencicipi lebih dari 3×. tapi perkataan lelaki itu bertolak belakang dengan apa yang ia lakukan

Bagaimana bisa? Hari ini adalah hari pertama kiki menjadi istri Arlan,ia tak mengira hal ini akan terjadi, Arlan sangat kasar kepadanya tadi malam arlan memang tak menyentuhnya. ya itu suatu kebanggaan baginya tapi...

"Lo tidur bawah ga usah pake bantal,guling serta karpet, ntar kena iler lo lagi"

Dan memaksa dirinya tidur di lantai dingin tak beralas apapun.

"Dasar ga guna lo cuman numpang disini ya jangan ngelunjak baru hari pertama aja udah kayak gini apalagi nanti ck."

Arlan pergi tampa menoleh atau mengobati luka di wajahnya,perih sekali luka di pelipis banyak darah yang keluar tapi sakit hati yang ia terima lebih besar

Aqisya bangkit mengobati lukanya dan membersihkan kekacauan yang ada

"Ayok ki kamu hebat kamu pasti bisa ingat bunda bilang kamu harus nurut sama suami, semangat" aqisya menyemangati dirinya sendiri

Dirinya sekarang sudah menjadi seorang istri dan bukan lagi anak ABG yang bisa keluar tanpa ijin dari suami

Aqisya makan dengan air mata yang menetes dan memandang makanan yang bersisa di hadapannya

"Banyak banget sisanya,lebih baik di bagiin aja deh dari pada buang-buang"

Aqisya menyiapkan lalu memberikan makanan itu kepada satpam keamanan setempat dan melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai

Aqisya pov

"Hufft.. semangat!"

Aku membersihkan rumah yang baru ku tempati kemaren hanya rumah minimalis du tingkat yang di berikan oleh papa arlan

Papa serta mama Arlan sangat baik padaku dan menganggap diriku sebagai anak mereka bukan sekedar menantu melainkan putri mereka yang harus di jaga

"Akhirnya selesai juga"

Aku menepuk tangan ku lalu menikmati kerja keras yang tercipta

Drttt..

Aku menoleh mendapati ponsel ku berbunyi dan tertera nama mertuakuu😘 tak menunggu waktu lama aku mengangkatnya dan tersambung pada penelpon

"Halo ma"

"Halo sayang gimana di sana nyaman?arlan juga baik kan ke kamu?"

"Nyaman kok ma rumahnya enak ga terlalu besar ataupun kecil makasih ya ma atas rumahnya oiyah tadi Arlan makan masakan kiki banyak loh"

Aku menutup mulut agar isak tangis ku tak terdengar,ini sebuah kebohongan tapi ia tak mungkin mengungkapkan sebuah kebenaran

"Oh iya? Bagus dong kalo begitu ya udah mama tutup dulu bye byee sayang"

Tut tut..

Panggilan terputus,aku membuka bekapan mulut ku dan meloloskan isak tangis ku

Hari sudah mulai gelap aku beranjak untuk memasak dan memastikan bahwa semuanya pas agar arlan tak bersikap kasar lagi mungkin

Menata makanan dengan rapih di atas meja adalah suatu kesenangan bagiku melihatnya cantik merasa ada kepuasan tersendiri kurang lebih 2 jam untuk aku bisa memasak semua ini

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Bel berbunyi yang menandakan bahwa arlan sudah pulang aku melepas apron yang ku kenakan lalu membuka pintu

"Lama banget buka pintu lo tuli hah?"

Arlan menerobos masuk dan dengan sengaja menabrak bahuku

Author POV

Aqisya melangkah mendahului arlan dan menunjuk meja makan yang sudah tersusun akan lauk pauk

"Lan liat aku masak sekarang ga asin kok soalnya udah aku rasain"

Aqisya menyuapkan sayur sop untuk Arlan rasakan tapi belum sampai makanan itu sampai Arlan terlebih dahulu melempar sendok tersebut

"Gue jijik liat makanan lo"

Oh ayolah Aqisya sudah 2 jam berada di dapur dan dengan mudahnya Arlan tak mau memakan makanan yang Aqisya buat?

"Mau di bikinin baru lagi ga?atau mau aku beliin yang baru?"

Tanya aqisya dengan senyum manis yang masih melekat dibibir nya

Prang...

Arlan melempar beberapa piring ke lantai hingga tak berbentuk apapun, sedangkan Aqisya hanya menunduk dan tak berani menatap arlan yang seperti dirasuki setan amarah

"GUE BILANG GUE JIJIK PAHAM LO? LO EMANG MAU GUE SIKSA YA"

Aqisya menggeleng kuat tak ingin kejadian tadi pagi terulang, tamparan serta luka di jidatnya masih sakit dan ia harap tak akan ada luka baru lagi

"sini makan nih semua makanan lo sini"

Arlan menyogok Aqisya dengan mangkuk sop yang masih panas dan memaksa aqisya membuka mulutnya

"Noh rasain sop buatan lo dan gue mau sebelum pagi makanan udah habis dan ruangan ini bersih"

Arlan melempar mangkok kaca itu hingga pecah dan meninggalkan Aqisya menangis di atas lantai yang dingin

Tubuhnya bergetar hebat siapa yang tidak menangis dengan hal yang seperti ini?

"Bund,kiki mau tinggal sama bunda lagi hiks.. sakit bund sakit kiki kira kejadian kayak gini ga bakal terjadi ternyata? Semua berbeda bund arlan kejam hiks..." Aqisya menangis sejadi-jadinya

Merasakan bibirnya yang terbakar dan kepalanya berdenyut dengan hebat lalu setelah itu pandangannya mengabur dan gelap.

ternyata dunia yang di janjikan itu belum tentu ada kebahagiaan di dalamnya

orang-orang sering berkata bahwa kebahagiaan akan datang di waktu yang tepat

tapi menurut ku bukan kebahagiaan yang di tunggu-tunggu,melainkan pengorbanan akan sesuatu yang harus di relakan untuk bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.










WARNING-!!!

Terdapat banyak typo dan salah penempatan dalam cerita

Salam manis buat kalian。♡

Arqisy {END}  -REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang