part.12

11K 607 16
                                    

Aqisya sedang berjalan di pinggir trotoar dirinya hanya ingin menenangkan pikirannya yang sedang tidak bagus

Banyak hal yang harus ia terima dan hal yang harus ia ikhlaskan

Tak semuanya selalu bahagia, dari kecil aqisya tak pernah merasakan kasih sayang dari ayahnya tapi itu tak apa karna bundanya selalu bisa memenuhi kasih sayang itu

Dan cinta, aqisya pernah percaya akan cinta tapi itu dulu saat dirinya menjadi istri dari arlan aqisya tak sedikit pun mengingatkan kekayaan arlan tapi dirinya selalu ingin merasakan kasih sayang dari seorang lelaki.

Memang arlan selalu kasar padanya dan dia kira bahwa dirinya busi mengubah laki-laki itu ternyata tidak,dia tidak bisa mengubah laki-laki itu

Aqisya terlarut dalam pikiran setelah sadar bahwa dirinya melamun di tepi jalan aqisya pergi dari sana untuk pulang

"Kayak kenal"

Aqisya melihat seseorang sedang memegangi perutnya dengan wajah yang menahan sakit

Aqisya menyipitkan matanya untuk memperjelas apa yang ia lihat

"It-itu arlan!"

Tampa sadar aqisya berteriak ketika dirinya melihat arlan yang hampir pingsan

Aqisya berlari ke arah arlan dengan secepat yang ia bisa tapi arlan susah terbaring pingsan di sana

Aqisya datang dan memangku kepala arlan tak ada respon sama sekali bahkan aqisya menampar pipi arlan

Terlihat jelas tanda merah di sana tapi itu bukan ulah aqisya,dari pada dia terus berfikir yang tidak-tidak aqisya mencari kendaraan yang lewat

"Taxi"

Panggil aqisya pada mobil yang sedang berlalu di sana,mobil itu berhenti ketika seseorang memanggilnya

Tak menyiakan kesempatan aqisya menaruh kepala arlan dengan pelan dan berdiri menghampiri mobil tersebut

"Pak bisa bantu saya angkat laki-laki itu ngga?"

Ucap aqisya dengan menunjuk arlan yang tergeletak di pinggir trotoar

"Bisa neng,bisa"

Sopir itu turun dari mobilnya dan menaruh arlan pada kursi penumpang belakang

"Pak ke jalan manggis gang 3 ya"

"Iya neng"

Sopir itu melajukan mobilnya menuju alamat yang sudah aqisya bilang tadi

Sedangkan aqisya memangku kepala arlan di pahanya,wajah arlan yang tenang membuat aqisya tak bisa berhenti menatapnya

Hanya seperti ini aqisya bisa menatap wajah arlan selebihnya dia tak berani berbuat lebih

Tak terasa sudah 15 menit aqisya dan arlan di perjalanan dan selama itu juga aqisya memandangi wajah tenang suaminya

"Neng kita sudah sampai"

"Iya pak, oh iya lak bisa bantu saya bawa dia ke kamar?"

"Bisa neng tunjukkin aja kamarnya di mana"

Aqisya turun terlebih dahulu untuk membuka kan pintu untuk arlan dan sang sopir mengangkat arlan dengan susah payah

Walau pak sopir tersebut laki-laki tapi dirinya tak mempunyai tenaga lebih dan badan arlan yang atletis membuat sang sopir kewalahan membawanya

"Taro sini aja pak"

Sang sopir meletakan arlan pada tempat yang aqisya tunjukan tadi

"Pak ini ongkos taxinya"

" loh neng ini kebanyakan"

"Gapapa pak anggap aja ucapan terimakasih saya"

"Wahh makasih ya neng"

"Iya pak"

Setelah kepergian sang sopir aqisya menatap sebentar wajah arlan lalu pergi mencari kain untuk membersihkan luka arlan

"Kok bisa kayak gini sih?"

Aqisya selalu mengomel dengan handuk basah ditangannya mungkin jika arlan bangun aqisya tak tahu harus memberi tahu apa

Sudah selesai aqisya mulai melepaskan sepatu milik arlan dia tak mau membuka baju serta celana milik arlan

Walaupun sudah menjadi suami istri tapi dirinya juga mempunyai rasa malu yang tinggi

"Eughh"

"Diaman gue?"

"Di rumah bunda"

Balas aqisya dengan wajah menunduk takut jika arlan memperlakukannya dengan kasar lagi

"Tadi kamu pingsan makanya di bawa kesini"

Arlan hanya diam menatap aqisya yang sedang menunduk,apa dia seseorang yang berlari tadi?

"Shh"

Arlan mengadu memegangi perutnya yang terasa nyeri seperti tertusuk

"Ehh kenapa?"

Tanya aqisya dengan wajah yang khawatir menghampiri arlan untuk menanyakan keadaannya

"Maag gue ku-mat"

"Tunggu bentar aku ambil makanan"

Aqisya keluar dari kamar itu dan berlari ke dapur untuk memasak bubur serta menyeduh teh anget

Arlan pov...

Gue liat aqisya keluar kamar dengan terburu-buru dan nanyain gue kenapa?

Padahal gue selalu bersikap kasar kedia tapi kenapa dia malah selalu baik dan ga pernah balas perbuatan gue?"

Tok... Tok...

"Ayo makan dulu abis itu  minum obat biar maag nya ga kumat"

Di meletakkan nampan berisi bubur dan teh di nakas sebelah gue

Gue cuman memandangi dia yang telaten niup bubur panas dan menyodorkannya

Author POV....

"Buka mulutnya aaa.."

Aqisya menyuapi arlan dengan pelan dan selalu menghapus bekas bubur yang berantakan di area sekitar mulut arlan

"Minum obatnya abis itu tidur"

Setelah selesai dengan menyuapi arlan aqisya memberi obat maag padanya

Arlan yang patuh seperti anak kecil pun mengambil obat itu dari tangan aqisya dan meminumnya tanpa bantahan sedikitpun

"Pinterr udah sekarang tidur"

Aqisya merebahkan tubuh arlan dengan pelan ke kasur lalu menutupi tubuh arlan dengan selimut sebatas dada

"Udah sana tidur"

Ucap aqisya pada arlan yang pada saat itu masih terbangun dan menatap wajah aqisya

Setelah memastikan bahwa arlan tertidur aqisya mengecek suhu tubuh arlan yang ternyata sedang demam

Aqisya bergegas mengambil baskom dan handuk kecil lalu mengompres jidat arlan

Arlan sedikit menggeliat merasakan sesuatu yang hangat menyentuh jidatnya

"Syutt tidur yaa"

Ini bukan akhir melainkan awalnya












Aaaa seneng banget pokoknya liat readers bertambah dan vote juga naik terus

Jangan bosen karna bentar lagi bakal masuk ke area baper

Tapi bagus sad apa happy sih?

Ya udah terima kasih 🙇🏼‍♀️💗

Bagusnya aku update berapa kali dan berapa hari? Serius nanya

WARNING!!!

TERDAPAT BANYAK TYPO DAN SALAH PENEMPATAN DALAM CERITA

SALAM MANIS BUAT KALIAN●♡

Arqisy {END}  -REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang