(10:58 PM at Gyeoul's)
"Halo?" Gue ngangkat telfon dari Dasom.
"Eh, lo kok ga cerita sih kalo mau jalan sama Junghyun?"
"Lo tau dari mana deh?"
"Tadi si Junghyun update tau. Yakali gue ga ngenalin kalo itu lo."
"Hah?" Gue langsung ngecek instagram Junghyun. And yes.. "Oops.. Keciduk ya gue."
"Dia ngomong apa sama lo? Dia nembak lo ga?"
"Eh ya engga lah, ngapaiiin." Sahut gue cepet.
"Rugi dong keluar seharian tapi ga jadian."
"Ya lo tau sendiri gue gimana, kan."
"Gue rasa udah waktunya lo buka hati buat orang baru."
"Tapi ga sekarang. Gue ga mau kalo sampe di depan orang yang gue suka, gue harus keinget wajah dia yang ninggalin gue tanpa kabar setelah mantannya ngemis-ngemis minta balikan." Terang gue.
"At least let him try, Gyeoul-ah. Junghyun orang baik. Gue yakin."
"Dasom-ah, gue capek. Udah dulu ya. Dah~" Gue ngakhirin telfon.Seketika gue flashback sesore tadi yang gue habisin bareng Junghyun. He exactly is the sweetest person with sweetest smile whose I lately meet. Kepribadiannya hangat dan penuh sopan santun. Dan hingga detik ini, gue ngga berhenti berterimakasih sama Tuhan karna udah ngasih gue kesempatan buat ketemu dan deket sama orang sebaik Junghyun.
------
(3:37 PM, evening at Hannam)
Dari depan Paris Baguette UN Village, butuh waktu sekitar sepuluh sampe lima belas menit naik bus buat nyampe halte Audi Teian Itaewon. Di dalem bus, gue ngubek-ngubek isi tas sambil nyari kotak kado warna biru. But hey.. Begitu gue buka dan liat isinya, gue tercengang. Ini cantik banget, pikir gue. Tertata rapi kalung silver dengan bandul butiran salju sebagai pemanisnya. Di kotaknya tertempel secarik kertas,
"Happy birthday, Gyeoul noona.
Wishing you always bring happiness like the long awaited first snow drop in the winter. Thank you for being my partner to spent the last winter with. Hope you like it."-Junghyun-
Nama 'Gyeoul' berarti 'musim dingin' dalam bahasa Korea. Dan kebetulan, musim dingin kemaren emang bener-bener well-spent karna gue full belajar sambil dampingin tim hockey sekaligus tim basket Yonsei di KUSF. Hari-hari itu gue bergantian melajarin statistik tim dan ga jarang juga harus begadang. Kalo lagi dobel tim, ada Junghyun sama Sunhyung yang nemenin gue.
Gue lantas makai kalung itu dan gue cocokin lewat pantulan bayangan gue di layar HP. Gue tersenyum lebar.
Di halte seberang Audi Teian, gue liat Junghyun udah nungguin dengan kemeja krem lengan panjang dan celana jeans biru pucatnya. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.
"Hai," Sapa gue begitu turun dari bus. "Udah dari tadi nunggunya?"
"Engga kok, baru aja." Dia ngusap rambut gue lembut. "Noona, hari ini lo cantik." Katanya kemudian.
"Hmm, bisa aja lo. By the way, jadi ke Summer Lane?" Tanya gue lagi.
"Boleh. Kan udah janji. Udah ngebayangin smashed avocado sama scrambled egg nya juga nih. Udah laper." Junghyun ketawa kecil seraya ngelus-ngelua perutnya.
"As expected." Kata gue.Kita jalan nelusurin gang-gang kecil buat sampe ke Summer Lane. Australian cafe yang cukup famous buat brunch (breakfast-lunch) di daerah Hannam.
"Suka?" Tanyanya tiba-tiba sambil mengarahkan dagunya ke kalung yang gue pake.
Gue ngangguk cepet. "Gomawo, Junghyun-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because It's You
Roman d'amourWhen you meet an unpredictable person whom you adored much, universe will let those miracles happen. But knowing that both of you are deeply hiding something from the past and originally in the middle or surviving, it was never been easy but still...