Chapter 7

899 31 5
                                    

Lanjooot, Fiiiinnnn

ENJOY

Chapter 7

                Finnian terbangun keesokan harinya di kamarnya sendiri. Ia cukup bersyukur, ia tidak jatuh tertidur semalam saat menemani Anne, hingga gadis malang itu terlelap.d Finnian langsung teringat ia harus berangkat pagi untuk meeting hari ini. Ayahnya akan mendampinginya, itu berarti ia tidak boleh gagal. Semuanya harus berjalan mulus.

                Dengan cepat ia mandi dan bersiap-siap. Sebagai seorang yang masih melajang, Finnian terbiasa menyiapkan segalanya sendiri. Terlebih ia menghabiskan lima tahun sekolah menengahnya di asrama, yang membuatnya terlatih untuk mandiri. Juga dengan kondisi Kelly saat kecil dulu, tidak ada waktu untuk ibunya membagi perhatian lebih untuk dirinya. Semua sudah dilakukannya seorang diri.

                Finnian menyempatkan untuk menengok Anne dan berpamitan. Ia berharap gadis itu masih terlelap di tempat tidurnya. Tapi ia terheran dengan tempat tidurnya yang kosong. Segera ia keluar untuk mencarinya. ‘Sudah pergi kah dia, dengan diam-diam?’

   “Selamat Pagi,” sapaan hangat Anne terdengar dari balik meja dapur dengan tersenyum hangat. Ia terlihat sedang menyiapkan sesuatu.

   “Anne? Sedang apa kau?” Finnian harus tersenyum canggung melihatnya.

   “Maafkan aku, tapi aku mencoba menyiapkan sarapan untukmu.”

Finnian tertegun, “Kau menyiapkan sarapan untukku? Sudah kuatkah kau? Kau masih terlihat pucat Anne.”

    “Aku sudah merasa jauh lebih baik pagi ini,” Anne tersenyum ringan.

    “Ah, syukurlah,” Finnian tersenyum senang, “Tapi bukan berarti kau harus melakukan ini. Aku bisa menyiapkan sarapanku, dan lagipula aku tidak biasa sarapan di rumah sendirian.”

Anne tersenyum lirih, “Aku ingin melakukannya. Dan kamu nggak perlu sarapan sendiri. Aku akan menemanimu,” dengan membawa sarapan ke meja makan.

Finnian harus tersenyum dan menurut dengan duduk di meja makan.

Ia melihat menu sarapannya.

    “Maaf, hanya telur acak dan teh juga kopi,” Anne dengan wajah menyesal. Aku tidak tahu harus membuat sarapan apa untukmu. Atau kamu mau aku membuat yang lainnya?” menampakkan wajah cemasnya.

Finian menangkap tangan Anne dengan tersenyum hangat. “Ini sudah cukup, Anne. Duduklah, kau belum boleh banyak bergerak, temani aku sarapan.”

Anne tersenyum lirih, dan mengangguk lalu duduk.

Finnian tersenyum lega dan sudah siap akan mengambil telur acak untuknya, saat Anne bangun.

    “Aku ambilkan_”

    “Anne…, hentikan, aku mohon. Kau bukan asistenku dan juga bukan ibuku.”

Anne terkatup pucat.  “Maaf, aku hanya ingin melakukan sesuatu untukmu setelah semua kebaikanmu.”

Finnian menghela nafas sesal. “Terima kasih, tapi kau tidak perlu melakukan apa-apa, Anne. Aku hanya butuh kau sehat. Itu saja.”

    “Aku sudah jauh lebih baik.”

    “Bagus itu! Nah sekarang kita sarapan, karena waktuku pun tidak banyak,” Finnian menyeringai renyah.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang