Chapter 4

795 54 1
                                    

My baby Finn, continue ... hehehe

ENJOY!!!

Chapter 4

                Tergesa gesa Finnian memasuki R. Gawat darurat, dan segera mencari Sarah. Perasaannya tidak tenang. Ia sendiri tidak mengerti. Ia tidak begitu mengenal gadis itu, tapi mengapa begitu mendengar ia berada di rumah sakit, dan memanggilnya, perasaannya menjadi seperti ini? Seperti tanggung jawab gadis itu berada di pundaknya.

                                               

    “Finn…?” suara Sarah menyambutnya setibanya ia dia rumah sakit.

    “Sarah, di mana dia, dan bagaimana keadaannya?” Finnian mencoba menahan kecemasannya.

Sarah memandangnya terheran. “Kau memang mengenalnya?”

Finnian menghela nafas jengah, “Akan kujelaskan nanti, sekarang di mana dia?”

Sarah ingin bertanya lagi, tapi melihat wajah Finnian yang tidak ingin dibantah, Sarah menahannya.

    “Sebelah sini …,” Sarah menyerah dan mengajak Finnian ke sebuah bilik tirai yang tertutupi.

Sarah membuka tirai dan terlihat sosok gadis terkulai lemas tertidur ranjang rumah sakit. Wajahnya cukup menunjukkan dia baru saja mengalami hal buruk.

Finnian menahan nafas melihat sosok Keavy. Ia sempat berharap sosok itu bukanlah Keavy yang ia kenal. Tapi wajah itu, meski tertutupi dengan biru-biru dan luka, tetap ia kenali.

    “Keavy ….,” panggil Finnian pelan dengan mendekatinya, tapi langsung diralatnya, “Anne….”

Mendengar namanya dipanggil, Anne terbangun dan menoleh lirih. Ia tak dapat menutupi wajah kaget dan hampir tak percaya dengan kedatangannya.

Sarah berkerut kening, bukankah namanya Keavy?

    “Ka.m.u da..ta..ng ….?”

Finnian menelan ludah, “Kau memanggilku, kan?”

Anne tersenyum tipis, dan menoleh pada dokter baik hati yang telah ia titipkan pesan.

Finnian menyadarinya, “Kebetulan dia kakak iparku…”

Anne mengangguk berterima kasih kepada sang dokter.

Sarah mengangguk tersenyum hangat.

Merasa Sarah masih berada di sana, Finnian menoleh, “Maaf, Sarah…”

Sarah segera mengerti dan mengangguk, “Aku ada di luar jika kau membutuhkanku.”

Finnian mengangguk, “Terima kasih, Sarah,” dan melihat kakak iparnya keluar menghilang di balik tirai.

Ia kembali pada Anne, memberinya senyum hangat.

    “Apa yang terjadi, Anne? Boleh kupanggil Anne?”

Anne mengangguk pelan. “Ha..ri ..ya..ng..bu..ruk.”

Finnian menahan emosinya. “Kau ingin cerita ?

Anne menggeleng pelan.

Finnian mengangguk. “Pelangganmu yang melakukan ini?”

Anne tidak menjawabnya, tapi matanya memberikan jawaban.

Unconditional LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang